Demi Bocah Tuna Netra, Lola Amaria Singkirkan Hobi Pelesir

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2015 10:13 WIB
Tanpa ragu, Wajah Femina 1997 ini memberikan sedikit bocoran tentang film yang dibintangi aktor Ray Sahetapi dan Keke Harun itu.
Lola Amaria. (CNN Indonesia/Adhi WIcaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika masyarakat Indonesia menikmati akhir pekan panjang kemarin, liburan yang sama tak berlaku buat Lola Amaria. Sang sutradara mengatakan malah sedang dalam masa produksi filmnya.

“Ini juga lagi kerja, kok,” katanya saat dihubungi CNN Indonesia. Bintang Ca Bau Kan (2002) ini mengaku sejak pagi tadi sibuk berkeliling Bandung, Jawa Barat, mencari lokasi yang pas untuk syuting film layar lebar yang sedang digarapnya, Jingga.

Tanpa ragu, Wajah Femina 1997 ini memberikan sedikit bocoran tentang film yang dibintangi aktor Ray Sahetapi dan Keke Harun, juga beberapa teman dekatnya. Lola sendiri bertindak sebagai sutradara merangkap produser.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jingga mengisahkan tentang anak-anak SLB Tuna Netra,” kata sutradara dan bintang film Minggu Pagi di Victoria Park (2010). “Kisah inspiratif tentang kekurangan, semangat, perjuangan, persahabatan, dan cinta.”

Film yang naskahnya ditulis oleh Gunawan Raharjo ini akan memasuki masa pra-produksi mulai akhir Mei, dan diharapkan selesai pada Juni. Demi Jingga, sejenak Lola mengesampingkan hobinya: jalan-jalan atau pelesir.   

Belum lama ini, Lola beserta rombongan berkeliling Jerman, antara lain untuk menghadiri Berlinale ke-65 sekaligus menayangkan film bertema politik yang disutradarainya, Negeri Tanpa Telinga (2014).

Disibuki agenda Jingga, Lola melewatkan keriuhan May Day. Padahal ia lekat dengan kaum buruh. Selain pernah membintangi Detour to Paradise (2007) sebagai PRT di Taiwan, juga menggarap Minggu Pagi di Victoria Park (2010) tentang TKW di Hong Kong.

“Saya enggak ikut gempita May Day karena sedang bekerja di luar kota,” katanya sembari menambahkan dengan nada canda, “dan enggak kepikiran juga yah, merayakan Hari Buruh.” Ia beralasan, tak ada kebaruan dari demo buruh saat May Day.

“Tuntutan yang disampaikan ribuan buruh yang turun ke jalanan itu sama dari tahun ke tahun,” katanya. “Selama tidak ada titik temu antara pemerintah, pengusaha, buruh, kucing-kucingan itu akan terjadi sampai kapan pun.” (vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER