Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan rahasia jika Taylor Swift punya banyak mantan kekasih. Joe Jonas, Taylor Lautner, Jake Gyllenhaal, John Mayer, Harry Style, Connor Kennedy, sampai yang terbaru Calvin Harris. Kisah cinta Swift sama terkenal dengan lagu-lagu yang ditulis dan dinyanyikannya.
Jelas saja, Swift hampir selalu menjadikan kisah cintanya sendiri sebagai inspirasi menciptakan lagu.
Back to December, misalnya, tentang Lautner.
We Are Never Ever Getting Back Together tentang Gyllenhaal dan Styles.
Begin Again kabarnya bercerita soal Kennedy.
Dari sekian banyak kisah cinta itu, rupanya Swift belum pernah benar-benar jatuh hati. Itu diakui sang pelantun
Shake It Off dalam sebuah wawancara untuk majalah
Elle. Sahabat Swift, Lena Dunham yang biasa mengajarinya soal apa yang harus diharapkan dari sebuah hubungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di usia yang sudah menginjak seperempat abad, Swift bahkan tak percaya cinta sejati. "Saya menyadari bahwa konsep bahagia selamanya tidak pernah terjadi di dunia nyata. Tidak ada momen matahari terbenam, karena kamera selalu berputar di kehidupan nyata," ucap Swift.
Menurutnya, jatuh cinta itu magis. Ia bisa membuat seseorang berada dalam suatu momen mempercayai bahwa orang lain yang dicintainya adalah sempurna. Jika ya, ia memang beruntung, kata Swift. Tapi jika tidak dan ia masih mau menerimanya apa adanya, Swift tak percaya.
"Saya tidak pernah mengalaminya," ucapnya tegas. Tak heran lagu-lagu Swift kebanyakan soal patah hati. Pernah ia menulis lagu cinta, tapi bukan atas dasar pengalamannya. "Itu tentang apa yang Lena sampaikan pada saya soal dia dan Jack (Antonoff)," tutur Swift lagi.
Ia menambahkan, "Menurut saya, hubungan seperti itu kedengarannya sangat indah, tapi juga sangat sulit. Bahkan bisa sangat membosankan sesekali," ucapnya mengungkapkan.
Tidak jelas apa latar belakang yang menyebabkan Swift berpikir seperti itu. Mengutip
E! Online, bisa jadi itu karena ia banyak berpacaran lalu putus hubungan. "
Shake It Off dan
Clean adalah dua hal terakhir yang kami tulis untuk direkam. Itu menunjukkan di mana psikologis saya berakhir," ujarnya.
Kedua lagu itu ada dalam album terbaru Swift,
1989. "Hal pertama yang saya pikirkan adalah, akhirnya saya bersih. Saya telah berada dalam keributan media dengan orang-orang yang salah mengerti tentang saya," kata Swift. Saat ia putus, orang selalu menganggapnya: itulah Swift. Menurutnya itu persepsi yang salah.
Untungnya, Swift sudah terbiasa dengan sorotan sejak remaja. "Saya merasa tidak perlu membakar rumah yang saya buat dengan tangan saya sendiri," tuturnya beranalogi. Ia memilih menambahnya bahkan mendekorasinya dengan indah. Sebab, Swift merasa susah membangunnya.
"Saya tidak akan duduk dan berkata, 'Oh, saya berharap tidak lahir dengan rambut ikal dan menggunakan topi, boots, serta gaun musim panas untuk menghadiri pertunjukan saat usia saya 17 tahun'. Saya membuat pilihan ini. Ini adalah bagian kehidupan saya," ucap Swift.
(rsa/rsa)