PGA Bersih dari Tontonan Horor dan Seks

Nadi Tirta Pradesha | CNN Indonesia
Rabu, 20 Mei 2015 22:15 WIB
Hasil kemenangan Panasonic Gobel Awards dianggap mewakili selera tontonan televisi masyarakat Indonesia saat ini.
Ilustrasi tontonan televisi. (Thinkstock/Marcelo Poleze)
Jakarta, CNN Indonesia -- Helmy Yahya menyebut ajang penghargaan semacam Panasonic Gobel Awards merupakan tolok ukur bagi insan pertelevisian Indonesia. Ajang itu memberi penghargaan bagi individu maupun program acara, dan bisa menjadi panutan menentukan tayangan televisi yang berkualitas.

Penilaian itu disambut baik oleh ketua panitia Panasonic Gobel Awards, Wendy Sofyan. Ditemui di kantornya, kawasan Cawang, Jakarta, Rabu (20/5) Wendy mengatakan, PGA memilih lembaga survei berkualitas untuk menentukan nomine.

Salah satu contohnya, PGA tidak pernah memasukkan program acara yang mengeksploitasi seks. "Dari semua rapat yang saya ikuti dengan tim verifikasi, cenderung data dari Nielsen ini yang kita pakai. Yang dinominasikan tidak menyimpang dari kebiasaan di masyarakat. Kita tidak pernah memasukkan progam yang horror atau mengeksplor seks," ujar Wendy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PGA 2015 yang merupakan gelaran ke-18 menyajikan 27 kategori. Proses pemilihannya menyaring lima acara dengan rating teratas. Menurut Wendy, semua kateogri itu merepresentasikan dunia televisi saat ini.

Masyarakat kemudian diberi kesempatan memilih tontonan favoritnya dengan mengirim pesan singkat maupun dukungan di Twitter. Wendy mengatakan, dengan begitu pemenang PGA benar-benar merupakan kesukaan masyarakat kini.

"Ada beberapa tontonan yang laku di golongan golongan masyarakat tertentu, nah itu yang menjadi cara AC Nielsen untuk melakukan survei. Jadi menurut saya jika kita melakukan program ini untuk acara favorit, kemudian menggunakan tools yang sama, ya akan seperti ini terus. Tapi paling enggak, yang menang nominasi ini adalah memang yang digemari oleh masyarakat umumnya," ucap Wendy menjabarkan.

Namun Wendy mengatakan, pelaku industri televisi harus mulai berani memilih lembaga survei alternatif. Dengan begitu, hasilnya akan maksimal dan fair. Di negara lain, kata Wendy, ada variasi dan pilihan alternatif untuk lembaga survei. Selama hal ini tak berubah, menurut Wendy industri televisi dan acara penghargaan pun tak akan berubah.

"Kecuali penilaiannya kita ubah, jadi bukan pilihan favorit pemirsa, tapi ada satu komite dengan jumlah tertentu, kita vote di situ. Ini yang dilakukan oleh Oscar. Kita sedang memikirkan ke arah sana, tapi belum effort kesitu," ujar Wendy menuturkan.

(rsa/rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER