Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa tak kenal Srimulat? Grup lawak legendaris bentukan Teguh Slamet Rahardjo pada 1950 ini masih bernapas hingga kini, walau tak banyak anggota yang masih tersisa.
CNN Indonesia berkesempatan menjumpai tiga anggota yang masih aktif melawak, baik
on-air maupun
off-air, yaitu Eko DJ, Gogon dan Polo. Ketiganya berbagi cerita tentang status Srimulat kini dan pandangan soal ranah komedi dewasa ini.
"Idealnya tontonan itu juga tuntunan. Sementara harus kita akui, ini bicara jujur ya, lepas dari sisi komersial, sisi industri, komedi belakangan ini kan hampir kehilangan arah. Tetap komedi tapi enggak ada tuntunannya. Enggak ada cerita yang disampaikan, belum lagi pelanggaran-pelanggaran," ujar Christian Barata Nugroho alias Polo kepada
CNN Indonesia usai syuting
Saatnya Srimulat di Studio Trans TV, Tendean, pada Minggu (7/6).
Secara kritis, Polo menyoroti komedi di televisi hari ini yang kerap menggunakan caci-maki, saling "membantai" dan bahkan saling mem-
bully. Walau dirinya pun mengakui bahwa jenis komedi tersebut cukup laris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lah terus tuntunannya di mana? Seninya ada sih,
wong nyatanya mereka bisa sampai panjang. Saya berharap, kita bisa bangun industri yang nuansa dan kualitas seninya harus ada, terutama etika dalam berkesenian yang harus kita pertahankan," jelas Polo.
Polo yang pernah terjerat kasus narkoba ini pun merasa dizalimi ketika sahabatnya di Srimulat, Tessy Kabul, dilarang tampil di layar televisi oleh KPI. Menurutnya, gaya banci yang ditampilkan Tessy adalah akting.
"Saya merasa dizalimi ketika Mas Tessy di-
cut tidak boleh tampil karena, katanya, berbicara regenerasi tampilan Mas Tessy akan berpengaruh karena kebanci-bancian. Gaya banci ini cuma profesi, sementara di stasiun TV lain, lho banci
beneran. Hahaha. Kita ini kan, seni akting," ujar Polo.
"Ini yang munafik yang mana? Srimulat dari dulu enggak ada yang namanya begitu," ucap Eko menimpali.
Sementara itu, pelawak berkumis Chaplin, Margono yang akrab disapa Gogon, menyampaikan bahwa Srimulat kuat karena cerita. Menurutnya, jika melucu harus merusak properti maka komedinya sudah dipaksakan, walau dirinya tak menutup kemungkinan
Saatnya Srimulat akan menampilkan lawakan seperti itu.
"Jadi Srimulat bukan anti, tapi pantangan bagi Srimulat buat rusak properti. Makanya kalau melucu atau bercerita di drama pakai
ngerusak itu menurut Srimulat ya
maksain. Kita juga enggak menutup kemungkinan bisa begitu juga, untuk Srimulat yang sekarang, karena kami menyesuaikan
jaman. Walaupun Srimulat enggak cocok tapi
jamannya begitu ya kita lakukan saja," kata Gogon.
Menurut Gogon, jika penonton tak tertawa bukanlah masalah, yang penting adalah cerita berjalan mulus. Gogon menyatakan, Srimulat bukan yang paling lucu, melainkan pelawak yang enak ditonton.
"Lucu itu relatif, Srimulat itu orangnya enggak lucu semua. Srimulat itu
ngelucunya dari cerita, bukan ngelawak
gedebag-gedebug gitu, enggak. Justru kalau
ngelawaknya begitu enggak jadi. Kalau untuk lucu itu harus pintar," imbuh Eko.
(vga/vga)