Jakarta, CNN Indonesia -- Pada hari ini (8/7), ruang redaksi CNN Indonesia bakal dimeriahkan aksi Neonomora, bintang tamu Music at Newsroom episode ke-empat. Mengusung banyak instrumen dan mengawinkan banyak
genre, musik Neonomora tak ubahnya pesta yang meriah!
Neonomora digawangi Ratih Suryahutamy. Dalam bermusik, ia melibatkan orang-orang terdekat dari saudara kandung sampai kekasih, yaitu Bam Mastro, sebagai produser, dan Ryan Novianto. Juga Adhe Arrio sebagai
music engineer.Bersama, mereka meramu musik khas yang agaknya tak terlampau populer di Indonesia. Ratih sendiri bertindak sebagai penyanyi dan penulis lagu. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai fotografer dan desainer grafis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musik Neonomora diramu dengan banyak instrumen, dari biola, harpa, gitar akustik, banjo, koto, mandolin, glockenspiel, tabla sampai synthesizer. Juga mengawinkan banyak
genre, dari folk, rock, soul, RnB sampai electronic.
Soal nama Neonomora yang kedengaran unik, Ratih menjelaskan kepada laman
GFM. Dalam Bahasa Sansekerta Ratih Suryahutamy berarti Dewi Bulan dan Matahari. Neon merujuk cahaya terang, dipadu kata dalam bahasa Mesir kuno: Nomo (bulan) dan Ra (Dewa Matahari).
Pada akhir 2013, Neonomora merilis album mini bertitel sama. Album ini dipuji media pers, termasuk laman
BuzzFeed yang memasukkannya dalam daftar 10 Incredible Indonesian Bands You Should Listen.
Album mini tersebut juga ditabalkan sebagai Album Terbaik Indonesia 2013 versi Majalah
Rolling Stone Indonesia, serta nomine Breakthrough Artist of The Year 2014 versi
NET TV. Tahun ini, Neonomora merilis single berjudul
Seeds (2015)
Saat diwawancarai laman
GFM, Ratih mengaku, sang ibulah, Srie Kartika Warnie, inspirasi terbesarnya. Sejak kecil, ia biasa melihat ibunya menyanyi dan berkolaborasi dengan musisi jazz Jack Lesmana dan Bubi Chen.
Lahir di Jakarta, pada 16 Mei 1988, namun Ratih melalui sebagian besar hari-harinya di China dan Australia, mengikuti pekerjaan sang ayah yang berkarier sebagai diplomat, Bambang Khaeroni. Tak jarang, Ratih tampil di acara-acara di Kedutaan Besar Indonesia di kedua negara tersebut.
Musik dan literatur di China dan Australia, diakuinya, memberikan pengaruh besar terhadap selera musikal, juga sastra. Selain sang ibu, ia juga terpengaruh musik Bjork, Raavi Shankar, juga Sigur Rós.
Lebih dari itu, Ratih juga sangat menyukai lagu-lagu Ella Fitzgerald, Stevie Wonder, Roberta Flack, Michael Jackson, Aretha Franklin, Björk, Radiohead, Kings of Leon Bon Iver, Sia, Joss Stone, Arcade Fire, dan lain-lain.
Kembali ke Jakarta, ia mendapati kenyataan musiknya tak mudah diterima industri musik lokal, bahkan industri musik indie sekalipun. Namun ia tak gentar dan tetap pada tekadnya: meramu musik yang belum pernah ada di Indonesia.
Pada akhirnya, Neonomora malah dikontrak Minty Fresh yang berbasis di Chicago, AS. Mereka tertarik dengan musik Neonomora yang, sebagaimana dikatakan Ratih, "
dark, ardent and mawkish,” dengan lirik yang menyinggung isu politik.
Sebuah harian di Jakarta menuliskan, ranah musik lokal agaknya belum pernah mendengar kekayaan musik Neonomora. Musik langka yang dipadu keindahan vokal. Ratih mensyukuri apresiasi yang diterimanya sebagai momen terbaik sepanjang kariernya.
[Gambas:Youtube] (vga/vga)