Jakarta, CNN Indonesia -- Angelina Jolie kembali berkunjung ke kamp pengungsian Suriah, namun kali ini tak sendiri. Bulan lalu, istri aktor Brad Pitt itu mengunjungi pengungsi Suriah bersama anaknya, Shiloh. Itu demi mewujudkan harapan putrinya.
Shiloh rupanya penasaran dengan perjalanan kemanusiaan sang ibunda. Ia meminta sang ibu untuk mengajaknya melakukan perjalanan serupa, agar dirinya bisa bertemu orang-orang yang ceritanya ia dengar saat Jolie di rumah.
Sudah bertahun-tahun Shiloh meminta itu, dan baru kali ini Jolie bisa mewujudkannya. "Shiloh sangat peduli bahwa saya merangkul keluarga pengungsi dengan penuh hormat, dan meminta diajak dalam misi," kata Jolie Juni lalu, dalam perjalanan Hari Pengungsi Sedunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bintang
Mr. & Mrs. Smith itu pun mendokumentasikan perjalanannya. Mengutip
People, dalam video itu terlihat Jolie dan Shiloh duduk bersama anak pengungsi, Hala dan keluarganya. Hala menceritakan perjuangannya.
Hala mengingat-ingat, dirinya mendengar bom-bom dijatuhkan pada suatu malam. Sementara ia dan kakaknya melarikan diri, di hadapan mereka rumah runtuh. "Rumah itu menimpa ibu kami," katanya mengenang hari menyedihkan itu.
Yatim piatu, Hala dan kakaknya ke Lebanon mencari perlindungan, makanan, dan tempat tinggal. Di sanalah ia bertemu Jolie.
"Saat saya bertemu Hala pada 2014, mereka baru saja datang di Lebanon sebagai pengungsi," ujar Jolie dalam videonya. "Setahun kemudian, saya kembali bersama anak saya Shiloh untuk melihat bagaimana hidupnya sekarang."
Bagi Jolie dan Hala, itu bagaikan sebuah reuni yang emosional, meski keduanya belum lama saling kenal. Mereka berpelukan lama dan erat. Shiloh tersenyum melihatnya. "Apa kabarmu? Kamu sudah menggambar?" tanya Jolie.
Hala dan keluarganya hanyalah delapan dari 60 juta orang yang terusir dari rumah mereka, saat ini. Sumber terbanyak pengungsi adalah kampung halaman Hala di Suriah. Lebih dari empat juta orang mengungsi ke Turki, Lebanon, dan Yordania karena krisis yang terjadi di Suriah.
Di Lebanon sendiri, lebih dari 50 persen dari 1,2 juta orang pengungsi adalah anak-anak.
"Memori mereka tentang Suriah semakin kabur. Mereka telah berhenti menghitung hari mereka terpisah dari rumah. Tidak ada yang pasti dan mereka merasa ditelantarkan," kata Jolie yang menjadi duta pengungsi PBB sejak 2001.
Para pengungsi itu juga tak bisa melakukan apa-apa. Mereka tak bisa bekerja secara legal untuk menghasilkan uang. "Sebagai pengungsi, Anda belajar bagaimana dunia merasa. Anda tahu bahwa penderitaan Anda disebabkan kekejaman dan rasa kasihan, atau lebih lagi, pembiaran."
[Gambas:Youtube]Jolie melanjutkan, "Anak seperti Hala tinggal di Lebanon tanpa orang tua, dengan berbagi separuh makanan dan membayar US$ 100 (Rp 1,3 juta) untuk tinggal di tenda, mereka tahu."
Setelah kunjungan kembalinya itu, Jolie masih berjanji akan mengunjungi Hala dan pengungsi lainnya lagi, mungkin masih dengan anaknya.
Perjalanan Shiloh ke tempat pengungsian Suriah itu memang sangat berarti. Kata Jolie, putrinya yang berusia sembulan tahun itu melontarkan banyak pertanyaan. "Sulit menjelaskan semua kenyataan yang keras tentang perang dan pengungsian," katanya.
Jolie menuturkan, putrinya merasa sangat sedih melihat kondisi Hala. Namun ia juga sekaligus bahagia bisa bertemu mereka. "Dia juga sangat menantikan kunjungan berikutnya," tutur Jolie.
(rsa/rsa)