Omar Sharif, 'Playboy' Timur Tengah yang Diakui Hollywood

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Jul 2015 11:02 WIB
Omar Sharif layak memainkan karakter pemeran utama yang penuh pesona dan playboy. Namun di akhir kariernya ia menolak disebut penakluk wanita.
Omar Sharif meninggal pada usia 83 tahun. (Dok. CNN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Baik di depan maupun belakang layar, Omar Sharif punya karakter yang tak bisa lepas: ramah. Sorot matanya memancarkan kehangatan tertentu yang membuatnya dikelilingi pesona.

Mengutip The Hollywood Reporter, itulah yang membuat sang aktor menjadi bintang Timur Tengah pertama yang diakui sebagai playboy di box office mana pun, termasuk Hollywood.

Omar punya atmosfer kesopanan dan keramahan alami yang sama seperti bangsawan pada umumnya. Berjalan di tengah serbuan media di festival film, baginya sama seperti baru turun dari kapal pesiar: elegan. Kesannya mewah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fisiknya sendiri memang memesona. Ia punya mata gelap, tulang pipi menonjol, dan gigi rapi di celah senyumnya. Wajahnya eksotis, khas Timur Tengah namun punya ketampanan yang juga diakui di Amerika. Dari muda sampai tua ia tetap tampan. Itulah bekalnya berkarier.

Omar dilahirkan di Alexandria pada 1932 dengan nama Michel Demitri Chalhoub. Omar Sharif merupakan nama panggungnya. Omar dibesarkan Katolik, namun masuk Islam pada 1955 dan menikah dengan lawan mainnya, Faten Hamama.

Karier filmnya di Mesir dimulai setahun sebelum itu, 1954. Namun reputasinya langsung melejit secara internasional. Ia banyak berakting berbahasa Inggris atau Perancis. Ia pernah bermain menjadi Nazi, seorang Rusia, Meksiko, Italia, sampai menjadi Che Guevara.

Setiap Hollywood butuh pemikat berkulit cokelat, namanya berada di daftar teratas.

Sutradara Inggris David Lean yang kemudian melejitkan karier Omar lewat Lawrence of Arabia (1962). Awalnya ia mendapat peran kecil, namun meningkat menjadi Sherif Ali.

Film itu memenangi tujuh Oscar dan tiga nominasi, salah satunya untuk Omar sebagai Aktor Pendukung Terbaik. Tiga tahun setelah film itu sukses, Lean kembali memanggil Omar.

Kali ini ia diminta bermain di Doctor Zhivago (1965). Ia menjadi bintang utama yang romantis. Adaptasi dari novel Boris Pasternak itu memenangi lima Oscar dan Golden Globe, salah satunya untuk Omar. Kariernya memuncak.

Beberapa film setelahnya adalah Funny Girl (1968), Funny Lady (1975), The Pink Panther Strikes Again (1976) dan Top Secret! (1984).

Dalam Funny Girl, ia membuat marah masyarakat di kampung halamannya karena mencium lawan mainnya yang seorang Yahudi-Amerika, Barbra Streisand. Tapi Omar tetap melaju dengan kariernya, meski sempat terpuruk ke kebiasaan bergaya hidup pesta dan minum minuman keras.

Ia juga bermain perempuan. Namun reputasinya itu ditolak dengan alasan berlebihan, dan ia mengaku melakukan penaklukan seksual terhadap kurang dari 10 wanita. Tapi ia tetap dikenal sebagai pencinta ulung, dan pemain kartu.

Omar akhirnya bercerai dari istrinya pada 1974 dan tidak pernah menikah lagi setelahnya.

Saya hanya melakukan apa yang saya sukai dan tidak saya suka. Itu saja.Omar Sharif
Hidupnya dihabiskan di Perancis dan Mesir. Pribadinya tetap hangat dan baik. Ia dilaporkan menyumbangkan gaji mingguannya dari pertunjukan teater West End untuk hadiah ulang tahun asisten yang membersihkan rumahnya.

Namun setelah itu ia dilaporkan mengalami banyak kejadian buruk seperti menyerang polisi di kasino Paris, suka berjudi, mabuk-mabukan, mematahkan hidung petugas parkir, bahkan memukul perempuan yang sedang mengantre.

Omar juga dikenal sebagai perokok berat. Ia pernah terkena serangan jantung ringan. Selama dua dekade terakhir, ia semi-pensiun dari akting. Peran utamanya yang cukup besar adalah drama Perancis berjudul Monsieur Ibrahim.

Drama itu mengisahkan penjaga toko muslim yang berkawan dengan seorang Yahudi. Ia mau memainkannya karena, "Itu merupakan pernyataan kecil tentang saling mencintai dan bisa hidup saling berdampingan," katanya menjelaskan.

Berkat drama itu, Omar mendapat penghargaan Cesar sebagai Aktor Terbaik. Itu merupakan penghargaan sekelas Oscar untuk Perancis.

Itu jejak berkilau terakhir yang dipijakkan Omar. Ia meninggal Jumat (10/7) pada usia 83 tahun karena serangan jantung. Warisan layar lebarnya selama enam dekade mencakup dua blockbuster abadi. Ia berkarier seperti berjudi. "Saya hanya melakukan apa yang saya sukai dan tidak saya suka. Itu saja," katanya.

(rsa/rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER