At Tin, Masjid Agung di Miniatur Indonesia

Dhio Faiz | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 16:30 WIB
Penamaan masjid ini mengingatkan manusia ketika sudah tak terawat imannya, akan cepat busuk dan tak lagi berguna.
Masjid At Tin (CNNIndonesia/Dhio Faiz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sore nan terik di awal Syawal. Cahaya matahari menerpa kubah Masjid At-Tin hingga tampak mengilat. Orang-orang memasuki masjid sembari membawa perlengkapan ibadah mereka.

Gemericik air yang turun dari keran-keran membasuhi bagian tubuh para jemaah yang bersiap salat asar. Kala iqomah didengungkan, ratusan orang menunaikan kewajibannya di masjid megah di sudut Jakarta Timur ini.

Masjid At-Tin merupakan salah satu masjid besar di Indonesia. Masjid yang pertama kali mengumandangkan azan, pada 25 November 1999, ini mampu menampung sampai 25.850 jemaah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, At-Tin terkenal dengan kemegahannya. Masjid ini juga dikenal karena memiliki hubungan dengan mendiang Tien Soeharto, istri Presiden ke-dua Republik Indonesia Soeharto.

Banyak orang menyangka, penamaan At-Tin berasal dari nama Ibu Tien Soeharto. Namun sebenarnya bukan demikian, melainkan dari surat ke-95 dalam Alquran yang bernama serupa.

Nama ini memiliki arti buah Tin yang memiliki rasa manis, tapi jika tak pintar-pintar dirawat akan cepat busuk dan tak berguna lagi. Penamaan ini juga selaras dengan tujuan masjid ini yang mengingatkan ketika manusia sudah tak terawat imannya, akan cepat busuk dan tak lagi berguna.

“Banyak orang salah menyangka nama masjid ini berasal dari nama Ibu Tien (Soeharto). Padahal berasal dari nama surat At-Tin di Alquran,” jelas Jahrudin Musa, pengurus bagian kesekretariatan Masjid At-Tin kepada CNN Indonesia saat ditemui di sekretariat Masjid At-Tin, baru-baru ini.

Meski bukan cikal bakal nama At-Tin, mendiang Tien Soeharto masih punya kaitan dengan berdirinya masjid ini. At-Tin berdiri atas inisiasi anak-anaknya.

Mereka teringat pesan Tien saat pergi ke Mekkah: ingin mendirikan masjid di Indonesia. Setelah Tien meninggal dunia, anak-anaknya membentuk Yayasan Ibu Tien dan mendirikan masjid di dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang kemudian dinamakan At-Tin.

“Masjid ini adalah masjid ke-1000 yang didirikan (keluarga) Soeharto di seluruh negara. Sebelumnya Pak Harto telah mendirikan 999 masjid di berbagai negara, ini yang ke-1000,” ungkap Musa.

Musa mengatakan, masjid ini juga sering dijuluki masjid wisata oleh banyak orang. Pasalnya masjid ini tak memiliki jamaah tetap karena lokasinya yang jauh dari permukiman warga.

Para jemaah masjid ini biasanya orang-orang yang singgah di sela perjalanan atau para wisatawan dari luar Jakarta. Biasanya mereka singgah di At-Tin, bahkan bermalam, lalu melanjutkan kegiatan wisata mereka keliling TMII atau Ibu Kota.

Meski tak punya jemaah tetap, masjid ini selalu saja ramai. Ini disebabkan pengelola masjid selalu mengadakan acara-acara keagamaan yang mampu menarik massa. Sebut saja kajian rutin dan akad nikah. Atau kala Ramadan, masjid ini selalu dipenuhi para jamaah yang ingin mengikuti pesantren kilat dan iktikaf.

Bagi pengunjung At-Tin, pengelola menyediakan beberapa fasilitas. Bagi jemaah yang datang dengan kendaraan, pengelola menyediakan lapangan parkir yang dapat diisi 350 mobil kecil, delapan bus, dan 3.000 sepeda motor.

Untuk para jemaah yang mungkin ingin bermalam, pengelola mengizinkan untuk menginap di masjid. Pengelola juga menyediakan sebuah guest house yang terdiri dari ruang tamu dan tiga kamar tidur. Jemaah yang berminat bisa menyewanya dengan biaya tiga juta rupiah.

Kantin dan klinik juga tersedia untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, dan kesehatan jemaah. Tak kalah penting, enam pos penjaga siap memberi rasa aman bagi para jemaah yang mengunjungi “masjid wisata” ini.

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER