Jakarta, CNN Indonesia -- Kebanyakan musisi masa kini merilis album musiknya dalam bentuk digital ataupun cakram padat. Namun Kerispatih justru merilis album musik ke-delapan mereka dalam bentuk piringan hitam atau vinil.
"Alasannya kenapa piringan hitam adalah selain pangsa pasarnya naik 2,5 persen tahun lalu, kami juga ingin
collection item dari Kerispatih ini," kata Badai ketika ditemui di kawasan Jakarta Pusat, kemarin (12/8).
Keinginan Kerispatih tersebut mengantarkan mereka ke Los Angeles, AS, untuk memproduksi piringan hitam. Rencananya, piringan hitam edisi album ke-delapan,
Delapan, ini jumlahnya terbatas 300 keping saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Butuh waktu hingga enam bulan untuk merampungkan 300 kepingan hitam yang belum ditentukan harganya tersebut. Rencananya, 14 Februari 2016 menjadi tanggal perilisan
Delapan versi kepingan hitam.
"Harganya tergantung kondisi dolar," kata CEO Nagaswara Rahayu Kertawiguna, yang turut hadir dalam acara perilisan
Delapan.
Collection item yang dipilih Kerispatih tampaknya disesuaikan dengan komposisi lagu di
Delapan. Sebagian besar berisikan lagu
hits dari Kerispatih sejak
Gulalikustik (2004) hingga
Melekat di Jiwa (2011).
Delapan berisikan 15 lagu yang dibuat secara
live acoustic. Dari ke-15 lagu tersebut, 13 di antaranya adalah lagu lama dan dua adalah lagu baru, yaitu
Menyerah di Hadapan Cinta dan
Aku yang Tak Setia karya Badai.
Beberapa lagu lama dibuat berbeda sebagai hasil kolaborasi dengan musisi lain, termasuk sinden ayu Sruti Respati. Sruti menggarap sebuah lagu dengan bahasa Jawa kromo inggil, atau bahasa Jawa halus,
Demi Cinta."Saya bangga dengan konsistensinya Kerispatih membuat lagu cinta, saya tak ingin sok membuat lagu yang menjadi kekhasan musisi lain," kata Badai.
Soal kolaborasi dengan musisi lain, sang pemain
keyboard mengakui, "Kerispatih membutuhkan musisi lain untuk membuat album ini sempurna."
(end/vga)