Geng Taylor Swift yang Semakin Berkuasa

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2015 09:53 WIB
Taylor Swift memamerkan serombongan kawan baiknya di setiap kesempatan: liburan, video klip, sampai momen kemenangan di MTV Video Music Awards 2015.
Taylor Swift punya sepasukan sahabat yang disebut Taylor Swift's Squad. (Christopher Polk)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia selebriti semakin dikuasai Taylor Swift. Geng pelantun Blank Space itu semakin eksis. Saat menerima piala MTV Video Music Award 2015 sebagai Best Female Video, Swift membawa serta pasukannya ke atas panggung. Ia juga berfoto bersama sekelompok selebriti populer itu.

Lihat pula video klip Bad Blood. Swift mengajak gengnya, termasuk Selena Gomez, Cara Delevingne, dan masih banyak nama lain.

Semakin banyak yang ingin bergabung dengannya, bahkan lintas usia. Dua aktor gaek, Patrick Stewart dan Iam McKellen pun mengungkapkan keinginan mereka diterima oleh geng Bad Blood.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, pembawa acara MTV VMA 2015, Miley Cyrus justru tidak tertarik dengan apa yang disebut Taylor Swift's Squad. "Tidak ada teman saya yang terkenal dan tidak ada alasan apa pun selain karena saya lebih suka orang asli," ujarnya saat diwawancara Minggu (30/8) lalu.

Menurut Miley, teman-temannya lebih hidup di dunia nyata. "Saya terinspirasi oleh mereka," imbuh Miley, seperti dikutip dari ABC News.

Banyak yang menyebut geng bentukan Swift sebagai pasukan pemberdaya perempuan. Gigi Hadid, salah satu anggotanya menuturkan geng Swift lebih dari sekadar selfie atau liburan bersama. Mereka juga saling menginspirasi. Seperti diketahui, kebanyakan anggota geng Swift adalah musisi dan supermodel cantik.

"Keren sekali bisa ada grup perempuan yang melakukan itu. Sering jadi perbincangan di antara kami, untuk men jadi kelompok perempuan yang menunjukkan betapa pentingnya sikap saling mendukung," ujarnya pada Cosmopolitan.

Hadid menambahkan, bagi Swift gengnya adalah cara menunjukkan bagaimana ia mendukung kawan-kawannya. Dan tanpa diminta, kawan-kawan dekatnya itu akan mendukung balik Swift.

Martha Hunt, salah satu malaikat Victoria Secret yang juga termasuk geng Swift mengaku senang bisa menjadi anggota Taylor Swift's Squad. "Senang punya teman perempuan di industri yang sama, yang Anda tahu akan mendukung Anda," katanya pada Huffington Post.

Di matanya, sang pemimpin geng, Swift adalah inspirasi. Ia bisa berkata apa pun dan Swift tetap akan membalasnya dengan baik hati. "Dia sangat baik sebagaimana yang selalu ia tampilkan di media," tuturnya mengagumi.

Sebagai "kepala geng", Swift sebenarnya berperilaku sangat mengontrol. Itu diakui Lena Dunham, anggota yang lain. Ia menyebut kekasih Calvin Harris itu seperti ibu perkemahan yang penuh aturan. Lihat saja syarat-syarat masuk Taylor Swift's Squad. Bukan hanya harus menyukai kekasih Swift, mereka juga diminta bergaya sama, termasuk soal selera berbusana.

Ia bahkan pernah berkata soal syarat menjadi anggota gengnya. "Nomor satu, Anda harus menyukai saya. Nomor dua, Anda harus mau menghabiskan waktu bersama saya," ujarnya.

Swift memang ingin mengutamakan persahabatan antarperempuan yang magis. "Jika ada seseorang yang berpikir ada sumpah penyihir, mungkin itu benar," ujar Dunham. Namun Dunham tidak merasa itu masalah. "Dia melakukan tugasnya dengan cara yang keren," tutur aktris 29 tahun itu.

Taylor Swift dan sahabat-sahabatnya. (REUTERS/Mario Anzuoni)
Pandangan itu tentu saja sah. Hanya saja, masih ada yang mempertanyakan manfaat geng bentukan pelantun Shake It Off itu. Jurnalis Amy Stockwell menganggap Swift hanya seperti gadis pencinta pesta yang suka dikelilingi teman keren. Tak ubahnya tukang bully di SMA.

"Tidak ada yang salah dengan memiliki teman-teman yang cantik dan terkenal. Tapi semakin tidak nyaman melihat Taylor Swift terus memamerkan mereka di depan publik dalam setiap kesempatan di hidupnya," tulisnya di Mamamia.

Tidak nyaman pula melihat Swift terlihat sangat pemilih untuk memasukkan seseorang menjadi anggota gengnya. Ia terlalu mendominasi. Mungkin ada yang rela-rela saja dan tidak marah, tapi, tulis Stockwell, mereka seperti "dibungkam" saat menghadapi Swift.

Seperti kata Megan Garber, "Itu bukan sekadar grup. Melainkan sebuah grup yang sangat kuat dan berarti bagi mereka yang sangat berkelompok itu." Kelompok itu kelamaan jadi superior. Jika begitu, artinya ada kelompok lain harus menjadi atau dijadikan inferior. (rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER