Diane Warren, Kreator Lagu Romantis yang Anti-Romansa

Vega Probo | CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2015 23:46 WIB
Tak banyak orang tahu lagu I Don’t Want to Miss a Thing yang dipopulerkan Aerosmith sebetulnya diciptakan oleh Diane Warren.
Diane Warren (CNNIndonesia GettyImages/Jason Merritt)
Jakarta, CNN Indonesia -- Begitu mendengar alunan biola yang mengisi intro I Don’t Want to Miss a Thing, sontak pencinta musik mengingat Aerosmith, sang pelantunnya. Lagu ini merupakan soundtrack film Armageddon (1998) yang dibintangi Bruce Willis, Ben Affleck, Liv Tyler.

Pada Agustus 2015, lagu yang menceritakan kerinduan seorang kekasih ini genap berusia 17 tahun. Namun selama hampir dua dekade agaknya tak banyak orang yang tahu, lagu ini sebetulnya diciptakan oleh perempuan bernama Diane Warren.

Terhitung sudah seribuan lagu dan seratusan sountrack diciptakan Diane sepanjang kariernya, antara lain How Do I Live oleh LeAnn Rimes (Con Air), Because You Loved Me oleh Celine Dion (Up Close and Personal) serta Unbreak My Heart oleh Toni Braxton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekalipun kini dikenal sebagai “pabrik” lagu romantis, pemilik nama asli Diane Eve Warren mengaku jarang terlibat romansa. Bahkan kepada The Guardian, ia mengaku ada masa di mana ia tak berpacaran selama belasan tahun.

“Saya tak pernah jatuh cinta sebagaimana isi lagu saya,” kata penulis lagu langganan Grammy Awards yang namanya tertoreh di Hall of Fame, AS. “Saya bukan orang yang normal. Saya tak piawai berpacaran. Saya membuat drama saya sendiri.”

Lalu, bagaimana caranya Diane menulis lagu cinta? “Saya menggunakan imajinasi,” katanya. “Saya tahu rasanya patah hati atau jatuh cinta. Hanya saja saya terlalu kikuk untuk memulai suatu hubungan asmara.”

Sejak kecil, perempuan asal California, AS, ini memang mencintai musik. Ia memfavoritkan lagu-lagu The Beatles, Burt Bacharach, Hal David, Stevie Wonder, Jimmy Webb, juga artis-artis dalam manajemen The Motown.

Di usia 14 tahun, Diane bercita-cita menjadi penulis lagu. Beruntung, sang ayah, David Warren mendukung bakatnya. Selain membelikan gitar, David juga membawa karya putrinya ke sejumlah penerbit, termasuk Billboard.

“Mungkin semasa remaja, saya terjangkit delusional. Tapi saya memang tidak menginginkan pekerjaan lain,” kata Diane. Karuan saja ibunya, Flora Warren, menentang. Ia berharap putrinya melakoni pekerjaan yang lebih realistis, seperti sekretaris.

“Begitulah, ibu saya memang lebih realistis, sedangkan ayah saya adalah pemimpi,” kata Diane. “Namun tak ada satu pun yang bisa menahan keinginan saya.” Ia pun memantapkan diri meniti karier sebagai penulis lagu.

[Gambas:Youtube]

Pada 1983, sebagaimana dikabarkan BBC, Diane beroleh kesempatan berharga membantu produser Jack White menulis lagu Solitaire untuk Laura Branigan. Empat tahun kemudian, ia membikin perusahaan sendiri, Realsongs.

“Saya membangun perusahaan ini secara tak sengaja, yang kemudian saya fungsikan sebagai gudang lagu-lagu saya,” tutur Diane. Bila menilik isi “gudang” ini, terlihat betapa beragam lagu-lagu yang diciptakan Diane untuk banyak penyanyi.

Selain beberapa nama yang telah disebutkan di atas, Diane juga pernah menulis lagu untuk Elton John, Barbra Streisand, ’NSYNC, Britney Spears, Christina Aguilera, Whitney Houston, Enrique Iglesias, Ricky Martin, dan Mary J. Blige.

Bersama Realsongs, Diane tak sekadar memproduksi lagu, melainkan juga mendongkrak pamor artis baru yang menyanyikan lagunya. Realsongs pun ditasbihkan Billboard sebagai salah satu dari lima perusahaan musik yang kredibel.

“Dia termasuk penulis lagu paling penting di dunia,” kata Peter Reichardt, petinggi EMI Music Publishing UK. “Perempuan hebat yang bisa menulis beragam lagu. Bukan sekadar lagu bagus, tapi lagu yang membawa perubahan.”

[Gambas:Youtube]

Menurut Julie Horton, petinggi Realsongs, Diane memperoleh royalti tahunan sebesar US$20 juta atau setara Rp284 miliar. Sungguh pendapatan yang besar bagi penulis lagu yang berkilah “belum pernah menulis lagu yang benar-benar hebat.”

Keindahan lagu, menurut Diane terletak pada rasa, juga lirik dan melodi yang sempurna. Soal sukses lagu, Diane yakin hal itu tak terlepas dari kerja keras dirinya bersama banyak pihak, termasuk label rekaman, stasiun radio dan toko CD.

Perempuan yang tinggal di Hollywood Hills bersama kucing dan burung ini mengaku romantis. Namun keromantisannya mewujud dalam lagu, bukan hal berpacaran. Lagu dan melodi cinta yang ditulisnya bersifat universal sehingga menyentuh dunia.

Saat The Guardian menanyakan adakah dirinya seromantis lirik lagu I Don't Want to Miss a Thing yang berbunyi, “I could stay awake just to hear you breathing,” perempuan 58 tahun ini malah memasang muka masam dan memberikan jawaban tak terduga.

“Kalau ada seseorang terus-terusan menyimak helaan napas saya saban malam, bakal saya lempar ke luar jendela,” katanya sengit, seolah tanpa beban. “Lagipula buat apa juga orang itu mendengarkan helaan napas saya?" (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER