Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa pun yang menyaksikan penampilan serba perdana Stephen Colbert di
The Late Show, pada Selasa (8/9), agaknya masih merasakan keram perut karena selama sekitar satu jam nyaris tak henti tertawa menyimak ocehan kocak sang pemandu acara.
Colbert menjadi pemandu acara perdana yang menggantikan posisi pemandu acara sebelumnya, David Letterman. Tayangan
The Late Show perdana bersama Colbert diadakan di Ed Sullivan Theater, Manhattan, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan CBS.
Dikabarkan NY Times, Colbert terbilang sukses "melenyapkan" gaya lawasnya sebagai pemandu
The Colbert Report. Padahal ia terbilang lama membawakan acara yang ditayangkan saluran televisi Comedy Central itu, sepuluh tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Youtube]"Dulu, saya tergolong pakar narsis yang konservatif. Kini, tinggal narsisnya saja." Sontak pemirsa di studio pun tergelak dan bertepuk tangan meriah. "Andai tahu bakal mendapat sambutan semeriah ini, saya maunya tampil sejak sebulan lalu."
Tampilnya Colbert dengan gaya dan guyonan yang lebih segar semakin menegaskan masa Letterman memang sudah lewat. Mengutip Variety, Letterman memutuskan mundur dari
The Late Show pada Mei lalu, setelah memandunya selama 22 tahun.
Colbert memulai acaranya dengan menyanyikan lagu kebangsaan AS
The Star-Spangled Banner bersama sejumlah warga sipil di berbagai tempat berbeda, dari lapangan bisbol, arena
bowling, pabrik, sampai taman kota.
[Gambas:Youtube]Usai bernyanyi lantang, adegan pun beralih ke studio Ed Sullivan Theater. Colbert memasuki ruangan sembari menari lincah diiringi
home band-nya. Pemirsa di studio berdiri dan bertepuk tangan meriah sembari berseru, "Stephen! Stephen!"
Sekalipun muncul jelang tengah malam, pukul 23.35 waktu setempat, Colbert tampak segar. Pemirsa pun betah melek untuk menyimak guyonannya yang juga segar, sesegar desain "rumah" barunya yang didominasi nuansa merah biru.
"Lewat acara ini, saya berusaha mencari tahu Stephen Colbert yang asli. Mudah-mudah saya tak menemukannya di Ashley Madison," Colbert memulai monolog-nya sembari menyebut situs web kencan yang baru-baru ini menjadi korban peretasan.
Calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump juga disinggung oleh Colbert dalam monolog-nya yang mengundang tawa. "Trump sebetulnya juga bukan orang kulit putih—lebih tepatnya dia disebut
Oompa-Loompa American.”
Tamu Colbert tak melulu selebriti. Di episode perdana, hadir politikus John Ellis "Jeb" Bush dan aktor George Clooney. Berikutnya, bakal hadir Scarlett Johansson, Joe Biden, Kendrick Lamar, Stephen King, Amy Schumer, Elon Musk, Travis Kalanick.
Kompetisi dengan Dua JimmyBanyak media pers menilai lewat aksi perdananya, Colbert telah berhasil menjalankan misinya: menjadi diri sendiri dan menghapus bayang-bayang Letteman. CBS pun tak ragu mengontraknya sebagai pemandu
The Late Show hingga tiga tahun mendatang.
Colbert mungkin tak akan kehabisan bahan guyonan. Namun tantangan menggarap acara bincang-bincang memang tak mudah. Apalagi di AS ada sederet acara serupa. Dua di antaranya,
The Tonight Show with Jimmy Fallon dan
Jimmy Kimmel Live!
Bill Carter, yang dikenal sebagai pakar acara bintang-bincang larut malam dan penulis buku, menyatakan kepada Vanity Fair, sekalipun era Leno vs. Letterman telah usai, urusan kompetisi antar acara tetap berjalan terus.
"Bagaimana pun
rating tetap menjadi acuan menarik atau tidaknya suatu acara bincang-bincang," kata Carter kepada Vanity Fair. Sejauh ini, acara yang dipandu Fallon menduduki peringkat satu. Disusul di posisi berikutnya, Kimmel.
"Sekalipun acara bincang-bincang ini baru ditonton pada siang hari berikutnya, jumlah penontonnya tetap terhitung," kata Carter. Dihadapkan kompetisi dengan dua Jimmy, mau tak mau Colbert harus memutar otak untuk menciptakan
gimmick.
Fallon tebar
gimmick lewat sajian kompetisi nyanyi dan sketsa kocak. Sementara Kimmel kerap menirukan polah selebriti sebagai
gimmick-nya. Ia, antara lain, pernah membuat video musik
Chandelier versinya sendiri.
[Gambas:Youtube][Gambas:Youtube]Seolah tak ingin dipusingkan soal kompetisi, Colbert memilih berkonsentrasi dan berkomitmen melakukan yang terbaik, termasuk memperbanyak improvisasi kreatif dan kejutan. Tujuannya, tak lain untuk menarik lebih banyak pemirsa usia muda.
Jalan Colbert masih panjang, dan hanya waktu yang bisa membuktikan "kesaktiannya"!
(vga/vga)