Radio Ruru, Oase di Tengah Hiruk Pikuk Radio Seragam

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 11 Sep 2015 20:12 WIB
Berawal dari sekadar nongkrong, sekelompok anak muda kreatif menggawangi radio streaming dengan tema yang unik.
Ilustrasi Radio (CNNIndonesia GettyImages/TeerawatWinyarat/Thinkstock Lo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran Radio Ruru bagai oase di tengah radio konvensional yang nyaris seragam dan bersaing memperebutkan lahan gelombang elektromagnetik di udara. Radio Ruru boleh dikatakan satu-satunya radio streaming bertema unik.

Berdiri sejak 2011 oleh para seniman rupa di sanggar Ruang Rupa, Tebet, Jakarta Selatan. Mereka terpikir menggawangi Radio Ruru saat sedang asyik nongkrong.

"Kami ada yang tengah menggambar, nongkrong lah, nah muncul ide, kayaknya enak bila orang lain dapat menikmati pilihan lagu kami," kata Ricky Mulamalau kepada CNN Indonesia ketika ditemui di Radio Ruru Jalan Tebet Timur Dalam Raya No 6, Jakarta Selatan, Kamis (10/9). "Tapi kami tak ingin seragam dengan radio lain yang banyak ada saat ini."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka memulai berdirinya radio hanya dengan modal pemutar lagu Winamp, sebuah mikrofon, dan sebuah komputer jinjing. Dengan koneksi internet dan modal seadanya, radio streaming Ruru pun berjalan. Kini, peralatan bertambah dengan mixer dan perangkat lunak khusus.

Dalam menjalankan program, Radio Ruru tidak memiliki kiat ataupun program khusus, hanya mengandalkan ide kreatif para seniman rupa sebagai gen awal berjalannya radio dengan internet ini.

Wadah Ekspresi Imaji Penyiar

Dari hanya empat orang penyiar sekaligus teknisi dan manajemen, kini Radio Ruru telah memiliki 60 pegawai. Mereka terdiri bukan hanya perupa, tetapi dari petugas kebersihan hingga penyiar radio besar Jakarta.

"Kami memilih streaming karena selain karena tidak ada dana untuk mendirikan antena radio, kami juga melihat perkembangan internet ke depannya menjadi pesat," kata Malau, sapaan akrab Ricky. "Kami memulai dari pasar yang kecil, kami adalah seniman rupa kontemporer,"

Radio ini menganut konsep personality radio, atau dengan kata lain radio yang dijalankan berdasarkan karakter sang pembawa, atau penyiar.

Bukan hanya menurut karakter, bahkan sang pembawa penyiar betul-betul memiliki kuasa penuh atas lagu yang diputar dan berjalannya program acara. Semua bergantung pada imaji penyiar.

Malau menganggap cara ini sebagai wadah para penyiar untuk menyalurkan ekspresi kesenian mereka. Hal inilah yang menyebabkan banyak para penyiar radio besar ikut bergabung dengan radio ini.

"Kalau penyiarnya suka dangdut, ya program itu akan berisi dangdut dan suka-suka penyiarnya lagu akan diputar bagaimana, misal saya, saya suka memberikan kejutan di tengah lagu, entah tempo yang dimainkan dan lain-lain," kata Malau.

"Bagi para penyiar radio besar, mereka menemukan oase di sini, ada hal yang tak dapat diukur dengan uang, yaitu kepuasan batin."

Urakan Tapi Idealistis

Meski terkesan urakan, ternyata aksi yang ditawarkan Radio Ruru mendapatkan tanggapan positif dari para pendengar radio. Di kala awal siaran, Radio Ruru mendapatkan mulai dari pujian hingga cacian.

Dengan pendengar semula hanya berada di kisaran 50 orang, kini setiap malamnya sekitar 500 orang dengan setia menikmati siaran Radio Ruru. Radio ini memanggil para pendengarnya dengan sebutan "skoy" yang adalah kebalikan dari kata "yoks," yang bermakna "baik" atau "OK."

"Untuk daerah Jakarta, pendengar biasanya berada di daerah pinggiran, tetapi paling jauh pendengar kami juga banyak di luar negeri seperti di Malaysia dan Belanda," kata Malau. "Biasanya kami kontak dengan penggemar melalui Twitter, ada juga pesan singkat dan telepon."

Untuk bertahan di tengah arus era moderen, Radio Ruru juga melakukan beberapa penyesuaian demi kelangsungan cita-cita mereka. Radio Ruru menerima iklan, namun dengan syarat.

Radio ini mulai sedikit demi sedikit menerima iklan, meski tidak sebanyak radio konvensional lainnya. Namun mereka tak ingin iklan yang mereka dapatkan mengendalikan idealisme mereka dalam membawakan radio.

"Sejauh tidak menghilangkan karakter, kami tidak masalah. Komersil kami berminat tapi kami tidak ingin yang menghamba," ujar Malau. (end/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER