Jakarta, CNN Indonesia -- Agatha Christie dikenal sebagai Ratu Kriminal. Ia juga dianggap master cerita fiksi detektif. Otaknya seperti dipenuhi kisah misteri nan rumit. Namun di luar itu semua, tak banyak yang tahu Christie berkepribadian lepas.
Penulis yang hari ini, Selasa (15/9) seharusnya genap berusia 125 tahun itu ternyata juga pencinta permainan papan luncur dan hobi menaklukkan ombak di lautan. Tentu itu jauh dari citra dirinya selama ini.
Cucu Christie, Mathew Prichard yang mengungkapnya. Dalam rangka ulang tahun Christie, ia membuka arsip keluarga, termasuk album foto yang menampakkan sisi lain sang penulis yang tidak diketahui penggemarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada foto ia sedang main papan luncur di Torquay, daerah pinggir pantai Inggris. Ada saat ia bepergian ke Paris sebelum Perang Dunia I, menjadi perawat sukarela selama perang, dan berkeliling melintasi dunia bersama suaminya, prajurit Archie Christie.
"Hari-hari awal nenek saya, sampai berusia 30 tahun, dia adalah orang yang berbeda dibanding setelah terkenal karena penulisannya," kata Prichard pada
CNN. "Dari situ mungkin Anda akan berkata, saat itu dia dirinya sendiri."
Meski kepribadiannya tampak berbeda dari foto-foto itu, sejak kecil Christie sudah seorang yang sama: pencinta buku. Penulis yang lahir di Torquay pada 1890 itu diajarkan sang ibu, Clara sejak kecil untuk suka membaca.
Jika Christie harus terus berbaring di rumah karena flu, sang ibu menyodorinya setumpuk buku. Saat ia sudah kehabisan buku untuk dibaca, sang ibu mendorongnya untuk menulis.
"Jika kau sudah habis membaca semuanya, mungkin sebaiknya kau menulis sesuatu," begitu kata Clara waktu itu. Dan Christie melakoninya. Hari-hari pertama ia menulis, diabadikan dalam catatan seharga enam sen.
"Ada satu halaman yang hanya ada enam kata di dalamnya. Siapa? Mengapa? Bagaimana? Di mana? Yang mana? Itu adalah idenya untuk menulis cerita detektif," ujar Prichard yang kini memegang seluruh warisan Christie.
Prichard pula yang mengelola barang-barang berharga milik neneknya yang berhubungan dengan penulisan, selama 40 tahun belakangan.
Christie terkenal karena Hercule Poirot, tokoh detektif yang diciptakannya. Sosok itu rupanya terinspirasi oleh seorang pengungsi Belgia yang naik bus di kampungnya, 1912 atau 1913.
"Dia melihat seorang laki-laki lucu dengan kepala berbentuk seperti telur, kumis yang aneh, menahan kepala di satu sisi, kelihatan sedikit bingung," ujar Prichard menceritakan neneknya. Christie saat itu berkata, "Ah, ini dia. Ini akan jadi sangat sempurna."
Dan lahirlah Hercule Poirot, yang pertama muncul sekitar 1920. Tidak satu pun penerbit mau menerima tulisan berjudul
The Mysterious Affair at Styles itu. Enam kali ditolak, akhirnya satu penerbit setuju menerbitkannya.
Ah, ini dia. Ini akan jadi sangat sempurna.Agatha Christie |
Hercule Poirot kemudian membintangi sampai lebih dari 40 novel yang ditulis Christie.
Selain Hercule Poirot, yang akhirnya membosankan bagi Christie dan "dibunuh" sekitar 1940, sang penulis punya tokoh andalan lain: Miss Marple. Perawan tua Inggris yang juga konsultan detektif itu muncul di sekitar 12 novel Christie. Tokoh itu lebih personal.
Seperti ia pernah berkata, "Detektif amatir itu adalah perempuan tua yang tinggal di desa, semacam nenek saya." Meski menampik bahwa Miss Marple menggambarkan masa tuanya, Christie mengakui sosok itu agak terinspirasi dirinya.
Entah mana yang lebih kuat, tokohnya terinspirasi dirinya atau sebaliknya, kehidupan Christie menyisakan misteri. Terutama saat ia menghilang enam dekade kemudian, tepatnya selama 11 hari pada 1926.
Dalam wawancara dengan CNN, Prichard menolak membicarakan hilangnya sang nenek. Tapi dalam sebuah klip di situs resmi Christie, ia mengungkap kemungkinan neneknya "terganggu."
Berdekatan dengan waktu ia menghilang, ibundanya meninggal dan sang suami mengumumkan rencana untuk meninggalkannya demi perempuan lain. Dua situasi itu yang menurut Prichard mungkin mendorong sang nenek menghilang.
"Saya pikir itu adalah campuran kehilangan memori dan kesedihan yang tak tertahankan. Hampir putus asa," ujar Prichard lagi.
Apa pun yang terjadi saat itu, tidak memengaruhi kariernya. Christie di meja menulisnya, menghasilkan lebih dari 60 novel detektif dan cerita pendek yang tak terhitung. Ia juga tidak pernah menyinggung kejadian itu bahkan dalam autobiografinya sendiri.
(rsa/utw)