Goresan Perempuan Muda Indonesia untuk Dunia Marvel

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2015 18:14 WIB
Indonesia tak kekurangan talenta untuk menjamah Marvel Universe. Komikus Indonesia banyak dicari para pemburu talenta dari penerbit komik seperti besar Amerika.
Jessica Kholinne pernah menjadi colorist untuk Marvel dan DC Comics. (CNN Indonesia/Teguh Yuniswan)
Jessica menjelaskan, menjadi komikus untuk Marvel atau DC bisa melalui banyak cara. Tidak harus sebagai penulis cerita atau penggambar. Di dunia komik, masih ada bagian lain yang lebih detail dan bisa dieksplorasi lebih.

Ia sendiri lebih dikenal sebagai seorang colorist, atau pemberi warna pada komik. "Komikus itu ada macam-macam. Yang gambar namanya penciller, yang menulis writer, yang mewarnai colorist, yang memberi balon kata namanya letterer, ada editor segala macam."

Ketika menggarap untuk Marvel, DC, atau penerbit komik lain di luar Indonesia, seluruh proses menggunakan surat elektronik. Sebagai colorist, Jessica biasanya kebagian paling akhir. Lazimnya, target penggarapan satu atau dua bulan untuk satu judul komik, 20 halaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu termasuk sudah menulis, menggambar, mewarnai, dan memberi balon kata. Karena colorist dapatnya terakhir jadi tergantung penciller-nya, lama enggak. Rata-rata saya dikasih dua minggu untuk mewarnai 20 halaman."

Terkadang, Jessica bercerita, ia tinggal mewarnai sesuai dengan goresan di komik-komik sebelumnya, jika yang didapat adalah judul terusan. Tapi mungkin juga di draft yang ia terima ada petunjuk dan aturan mewarnai, jika penerbit ingin ada perbedaan di komik itu.

Enaknya, kamu dibayar untuk mewarnai komik biar bagus dan banyak yang beli.Jessica Kholinne, colorist
"Misalnya di komik ke-10 penulis bilang, karakter A warna bajunya diganti. Kita boleh kasih warna apa saja, terserah. Tapi bisa juga spesifik, diatur butuh warna seperti ini karena nanti ada adegan seperti ini," katanya.

Penulis juga bisa memberi petunjuk warna apa yang "terlarang" karena tidak cocok dengan adegan dan karakter sang tokoh komiknya.

Masih kata Jessica, dalam beberapa kasus colorist punya filosofi tertentu saat mewarnai. Terutama jika berkaitan dengan pahlawan super. "Captain America misalnya, warnanya merah biru yang sangat patriotik dengan bendera Amerika. Captain British di Marvel pun warnanya melambangkan bendera Inggris."

Karakter pahlawan super lain, misalnya Iron Man. "Dia karakternya suka pamer dan sombong. Enggak bakal mau dia pakai warna kalem. Kalau bisa ya pakai warna emas dan merah," ujarnya.

Menurut Jessica, warna bisa sangat memengaruhi kualitas komik. Sebagus apa pun gambarnya, jika warnanya tidak mendukung pembaca tidak akan tertarik. "Tapi kalau warna bisa kasih compliment ke line art, pas dibuka jadi delicious colour. Enggak bikin turn off meskipun komiknya sederhana," tutur Jessica.

Ia mengakui, colorist di Indonesia memang belum populer, karena kebanyakan komik yang masuk dari Jepang dan hanya hitam putih. Namun di negara lain seperti Hong Kong, Amerika Serikat, dan Eropa profesi itu amat populer.

"Enaknya, kamu dibayar untuk mewarnai komik biar bagus dan banyak yang beli," ucap Jessica tentang pekerjaannya, sembari tersenyum. (rsa/vga)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER