Jakarta, CNN Indonesia -- Para penggemar James Bond agaknya tak sabar menunggu satu bulan ke depan untuk menyaksikan seri ke-24 kisah agen rahasia 007:
Spectre, yang siap tayang di bioskop pada awal November.
Apalagi film yang dibintangi Daniel Craig ini juga melibatkan banyak aktris cantik sebagai Bond girl. Salah satunya, Lea Seydoux sebagai Madeleine Swann.
“Saya tak peduli karakter klise
Bond girl. Tapi Madeleine memang berbeda,” kata Lea kepada Vogue Inggris. “Pilihan untuk menetapkan saya sebagai Bond girl adalah sebuah pernyataan.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa merinci lebih jauh, aktris Perancis yang menjadi sampul majalah Vogue Inggris edisi November 2015 ini meyakini dirinya “bukanlah tipikal gadis Bond.”
Saat dicecar Screen Rant, beberapa waktu lalu, Lea tak juga memberikan jawaban pasti soal karakter Madeleine. Ia memastikan, karakter Madeleine terbilang kompleks.
“Madeleine gadis yang baik,” kata Lea sembari tertawa. “Dia baik, tapi menurut saya, ada hal yang lebih menarik ketimbang sekadar baik atau buruk. Ia memiliki karakter kompleks.”
Lea meminta penonton melihat sendiri aksinya sebagai Madeleine di
Spectre untuk membuktikan karakter kali ini memang berbeda dibanding gadis Bond sebelumnya.
Dara berambut pirang ini merasa dirinya bukan gadis Bond tipikal “
femme fatal.” Kali ini, karakternya memang tak terlalu cantik, namun memiliki sisi yang lebih positif.
Sebelum menjejakkan kakinya di Hollywood, perempuan bernama asli Lea Helene Seydoux-Fornier de Clausonne ini telah malang melintang di ranah sinema Perancis.
Lea lahir dari keluarga sineas. Kakeknya, Jerome Seydoux, adalah petinggi Pathe Films, dan paman buyutnya, Nicolas Seydoux, adalah petinggi Gaumont Film Company.
Ibunya sendiri Valerie Schlumberger, adalah mantan aktris, dan ayahnya, Henri Seydoux, adalah pendiri Parrot, perusahaan teknologi di Perancis.
Setelah membintangi
The Last Mistress (2007) dan
On War (2008), ia beroleh nominasi Cesar Award pertamanya untuk aktingnya di film
The Beautiful Person (2008) .
Bakat akting dara kelahiran 1 Juli 1985 ini memikat juri Festival Film Cannes yang mengganjarnya dengan Trophee Chopard, penghargaan bagi si pendatang baru.
Dari sinilah, karier Lea di Hollywood berawal. Berturut-turut, ia terlibat dalam
Inglourious Basterds (2009),
Robin Hood (2010),
Midnight in Paris (2011) dan
Mission: Impossible–Ghost Protocol (2011).
Sekalipun telah berhasil menorehkan namanya di Hollywood, Lea tetap berprestasi di negeri sendiri. Lagi-lagi, ia beroleh nominasi Cesar Award untuk aksinya di film
Belle Epine (2010) dan
Farewell, My Queen (2012).
Prestasi Lea makin merajalela. Pada 2013, ia mendapatkan penghargaan bergengsi Palme d'Or di Festival Film Cannes untuk perannya di film
Blue is the Warmest Colour.Sepanjang dua tahun belakangan ini, daftar prestasi Lea makin bertambah panjang, setelah meraih Lumieres Award dan nominasi BAFTA Rising Star Award.
Puncaknya, ia beroleh “jabatan penting” sebagai gadis Bond bernama Madeleine di film James Bond seri ke-24 yang berjudul
Spectre, yang tayang di bioskop bulan depan.
Spectre disutradarai Sam Mendes, juga dibintangi Ben Whishaw sebagai Q, Naomie Harris sebagai Moneypenny, Ralph Fiennes sebagai M, Monica Bellucci sebagai Lucia Sciarra, dan Stephanie Sigman sebagai Estrella.
Bila menilik prestasi Lea sebagai aktris selama ini, membuktikan kesungguhannya dalam berakting. Namun bagi Lea sendiri, tujuan ia berakting bukan demi prestasi.
“Saya tak suka modernitas. Saya tidak punya televisi atau internet di rumah. Internet membuat saya takut. Saya tak bisa menyetir mobil,” kata Lea kepada Vogue Inggris.
“Itu sebabnya saya menjadi aktris. Dengan begitu orang akan memperhatikan saya. Jadi aktris menempatkan saya di posisi aman. Bisa bepergian ke mana pun, tinggal di hotel mewah, semua orang memperhatikan.”
(vga/vga)