'The Walk,' Sensasi Berjalan di Ketinggian Awan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 19:27 WIB
The Walk, film terbaru Joseph Gordon-Levitt mengisahkan Philippe Petit, akrobator Perancis yang berjalan menyeberani gedung kembar WTC.
Joseph Gordon-Levitt memerankan Philippe Petit, ahli berjalan di seutas tali. (Dok. Sony Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam sebuah pertunjukan akrobatik, biasanya ada satu atraksi yang membuat penonton menahan napas karena tegang sekaligus terkagum-kagum. Bagi Philippe Petit, itu adalah saat seorang akrobator berjalan di atas tali di ketinggian.

Bocah asal Perancis itu lantas nekat berlatih menjadi akrobator yang mahir berjalan di atas seutas tali. Hinaan dan tentangan dari sang ayah tak menghalanginya untuk terus belajar.

Philippe sampai belajar kepada Papa Rudy, akrobator asal Ceko yang kebetulan sedang bersama sirkusnya keliling Perancis. Philippe nekat menerobos di tengah malam untuk mencoba panggung berjalan di ketinggian belasan meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksinya ketahuan. Namun itu juga menjadi awal Papa Rudy menemukan bakat terpendam Philippe.

Kelak, Philippe menghebohkan dunia dengan aksi menyeberangi tali yang terpasang di atas dua gedung World Trade Center, New York, 1974. Philippe yang kerasukan dengan obsesinya, bersemangat saat tahu ada mega proyek membangun gedung kembar setinggi 417 meter.

Ia ingin berjalan di atas tali yang membentang antara atap kedua gedung itu. Bersama Papa Rudy dan para sahabatnya, Philippe mulai menyusun rencana menaklukkan gedung tertinggi dunia yang kala itu akan rampung diselesaikan.

Akhirnya, pada 7 Agustus 1974 Philippe melakukan apa yang disebutnya sebagai "kudeta seni." Namun berjalan di ketinggian awan tanpa tali pengaman tak semudah yang direncanakan. Aksi Philippe terekam dalam banyak pemberitaan media dan buku berjudul To Reach To Clouds.

Film The Walk kini juga mendokumentasikannya. Tapi itu bukan film pertama yang menceritakan kisah Philippe. Sebelumnya, sudah pernah ada Man on Wire yang merupakan film dokumenter dan berhasil memenangi Piala Oscar pada 2009.

Sony Pictures berusaha membuat bentuk lain film itu. Dengan biaya US$35 juta atau Rp481 miliar, Sony menggandeng sutradara Robert Zemeckis untuk membuat film feature berbalut komedi, efek visual dan kecanggihan teknologi.

Sutradara peraih Oscar itu tampaknya benar-benar niat menggambarkan pandangan Philippe mengenai obsesi, pengalaman, hingga ketegangan yang dirasakannya. Dengan narasi unik yang dibawakan apik oleh Gordon-Levitt, film itu terasa jauh lebih menyegarkan dari dokumenter.

[Gambas:Youtube]

Gordon-Levitt juga menempatkan sosok Philippe dengan sangat cerdas. Ia sanggup membuat penonton jatuh cinta akan sosok keras kepala Philippe, tanpa melupakan ciri khas Gordon-Levitt, seperti senyumannya yang amat ramah.

Sony pun "ikut-ikutan" keras kepala dengan menaruh The Walk khusus untuk layar IMAX. Namun melihat hasilnya, keinginan itu masuk akal. Efek 3D sanggup menghadirkan sensasi ketinggian ratusan meter di atas beton, meski dalam beberapa adegan masih terlihat kasar.

Dengan aksi nekat penuh ketegangan yang diselipi komedi, penonton menjadi gemas menyaksikan Philippe mondar-mandir di udara.

Salah satu adegan film The Walk. (Dok. Sony Pictures)
Akan tetapi, meski dibawakan dengan menarik dan segar, alur narasi yang ditulis Zemeckis dan Christopher Browne memiliki beberapa lompatan cerita yang membingungkan, terutama bagi yang tak mengenal Philippe sebelumnya.

Efek 3D memang memberikan sensasi menonton yang terasa nyata dalam menikmati film ini, namun sekaligus dapat jadi pembatas untuk dinikmati kalangan yang lebih luas. Sebab, tak semua bioskop dapat memutar film 3D. Sementara dengan tampilan 2D, efeknya tak bisa sama.

The Walk bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai hari ini, Rabu (7/10). Namun pastikan sebelum melangkah masuk bioskop, Anda tidak punya fobia ketinggian. Efek yang ditampilkan Sony Pictures akan membuat penonton lemas. (rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER