Euforia Emma Watson Bertatap Muka dengan Malala

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Minggu, 08 Nov 2015 18:21 WIB
Emma Watson tak bisa membendung kagum saat bisa mewawancara peraih Nobel, Malala. Malala juga dekat dengan banyak pesohor dunia.
Emma Watson bertemu idolanya, Malala. (Getty Images/Pascal Le Segretain)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam belasan tahun kariernya, sejak menjadi Hermione Granger pada 2001, Emma Watson sudah berulang kali menghadapi todongan kamera wartawan. Namun Rabu (4/11) lalu, posisi itu justru terbalik. Ia yang kebagian peran menjadi pewawancara.

Tentu saja sosok yang diwawancarainya tak sembarangan. Watson, yang juga dikenal sebagai pejuang kesetaraan gender serta menjadi Duta Perempuan PBB, duduk mewawancarai Malala Yousafzai.

Malala dikenal sebagai gadis inspiratif dari Pakistan, yang tahun lalu menjadi sosok termuda yang dianugerahi Nobel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Watson dan Malala memang punya kesamaan. Keduanya pintar dan melambangkan keberdayaan perempuan. Namun mereka berasal dari latar belakang yang sangat berbeda.

Watson mengenyam popularitas sejak belia. Usianya masih 11 tahun saat pertama muncul di layar lebar bersama Daniel Radcliffe dan Rupert Grint, dalam film pertama serial Harry Potter and the Sorcerer's Stone.

Sementara Malala, sejak kecil akrab dengan desing peluru. Ia ditembak Taliban saat usianya masih 15 tahun, hanya karena dirinya memperjuangkan pendidikan. Secara ajaib Malala selamat dan hingga kini masih memperjuangkan pendidikan dan perempuan.

Rabu lalu, perbedaan itu seolah lebur. Watson dan Malala, mengutip banyak media asing seperti Vanity Fair dan Independent, terlibat perbincangan yang sangat menarik.

Keduanya ternyata saling mengidolakan. Dari pertama bertatap muka, Watson sudah dengan lapang dada menyebut Malala sebagai pahlawannya. Hanya selang beberapa percakapan kemudian, Malala ganti memuji.

Menurutnya, ia selalu ragu menyebut dirinya femninis. "Setelah mendengar pidatomu, saat kau berkata, 'Jika bukan sekarang, kapan lagi? Jika bukan saya, siapa lagi?' Saya memutuskan tidak ada jalan lain, dan tidak ada yang salah menyebut diri saya feminis."

Malala pun tak ragu lagi. "Saya feminis, dan kau jelas feminis yang sesungguhnya. Karena feminisme adalah kata lain untuk kesetaraan," tutur Malala menegaskan.

Watson sampai berkaca-kaca karena pernyataan gadis 18 tahun yang menyentuh itu. Ia langsung membanggakan pertemuannya dengan mengunggah video ke akun Facebook.

"Hari ini saya bertemu Malala. Dia benar-benar anggun, menarik, dan cerdas. Itu mungkin sudah jelas, tapi saya benar-benar terpana olehnya. Banyak LSM di luar sana yang melakukan hal besar. Tapi jika saya harus menaruh uang saya di satu, itu akan menjadi miliknya," tulis Watson.

Malala tetap sederhana meski dekat dengan banyak tokoh dunia. (REUTERS/Carlo Allegri)
Ia juga mengaku terharu saat keduanya membincangkan feminisme. "Mungkin feminis bukan kata yang mudah untuk disebut, tapi dia menggunakan itu," tuturnya.

Bukan hanya kali ini Malala membuat pesohor "meleleh." Dalam diskusi di Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2015 bulan lalu, penulis I am Malala, Christina Lamb menuturkan betapa bocah berkerudung itu dekat dengan banyak tokoh dunia.

"Suatu hari saya ke rumahnya dan melihat ada buket bunga. Katanya itu dari Presiden Swedia yang berkunjung minum teh. Ada kolase, dia bilang itu dari Angelina Jolie," tutur Lamb menceritakan Malala.

Meski begitu, Malala disebutnya tetap sederhana. Ia tak pernah besar kepala. "Dia juga seorang remaja biasa, yang masih harus mengerjakan PR dan suka mendengarkan Justin Bieber. Sekarang dia sudah 18 tahun."

Kisah Malala yang jelas inspiratif bagi banyak orang, tidak hanya didokumentasikan dalam buku. Film dokumenter berjudul He Named Me Malala pun akan ditayangkan. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER