Video Klip Taylor Swift Lagi-lagi Jadi Kontroversi

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 19:33 WIB
Taylor Swift mengambil gambar untuk video klip Out of the Woods di Selandia Baru, namun mengganggu "kedamaian" pantai.
Taylor Swift syuting video klip terbaru di Selandia Baru. (REUTERS/Toby Melville)
Jakarta, CNN Indonesia -- Video klip Taylor Swift kembali menjadi kontroversi. Kali ini berjudul Out of the Woods. Video klip untuk lagu selanjutnya dari album 1989 itu mengambil gambar di Selandia Baru, mengutip Ace Showbiz.

Namun, alih-alih syuting di hutan, Swift dan kru video klipnya justru terlihat di Pantai Bethell, Auckland sekitar Senin (23/11) lalu. Aksi itu membuat para konservator dan pencinta pantai geram.

Masalahnya, Swift ternyata mengingkari izin yang telah diberikan otoritas setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Auckland Tourism, Events and Economic Development (ATEED) sebenarnya Swift diberi izin untuk mengambil gambar di pantai itu hanya dari pukul sembilan pagi sampai tujuh malam waktu setempat.

Ia juga hanya diperbolehkan membawa dua kendaraan ke area itu. Namun apa yang terjadi? Swift justru membawa puluhan truk. Krunya pun sangat banyak, lebih dari jumlah yang diizinkan untuk membuat film di sana.

Masyarakat lokal pun khawatir, aktivitas itu akan berdampak bahaya pada bayi-bayi burung yang bersarang di dekat pantai itu.

Sandra Coney, pemimpin Waitakere Ranges Local Board mengekspresikan kekhawatirannya melalui status yang ditulis di laman Facebook. Ia menulis, "Taylor Swift mengambil gambar di Bethells pekan ini. Izin diberikan untuk saya pikir dua kendaraan, tapi di sana selusin."

Menurutnya, tindakan itu tidak akan membuat lokasi pengambilan gambar dan habitat yang ada di dalamnya senang sama sekali.

Coney pun menambahkan, "Kami mencoba meminimalisasi kendaraan di pantai untuk alasan yang bagus. Tapi di Bethells ada bayi-bayi burung. Kami sedang membangun rencana pengaturan burung itu tapi di sana ada setumpuk aksi syuting."

Sebenarnya, pihaknya akan dengan senang hati menerima aktivitas itu, jika Swift menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada. Proses pengambilan gambar harus ekonomis dan tidak meninggalkan jejak.

"Tapi Taylor tidak menghormati lingkungan atau kondisi yang disetujui," katanya.

Setelah adanya keberatan itu, ATEED merespons bahwa pihaknya bisa menghukum perusahaan pembuat video klip Swift yang tidak menghormati perizinan yang diberikan.

Baca juga: Mimpi Liar Taylor Swift Bikin Geram Warga Afrika

"ATEED akan bekerja dengan perusahaan entah untuk menghentikan pelanggaran yang terjadi atau memastikan perusahaan itu lebih berusaha mematuhinya di lain waktu," kata juru bicara ATEED, dikutip Ace Showbiz.

Sebelumnya, video klip Swift yang bermasalah adalah Wildest Dream. Video klip yang menampilkan lingkungan di Afrika itu dianggap berpihak pada kapitalisme Barat di Benua Hitam, karena kru yang ditampilkan dalam video klip kebanyakan orang Barat. (rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER