Jakarta, CNN Indonesia -- Madonna tidak akan menjadi Madonna tanpa gerak tari. Baginya, ekspresi bisa tersalurkan melalui goyangan. Sebab sejak pertama Madonna tiba di New York sekitar 1970-an, ia merupakan seorang penari muda.
Gairah tarian menggelora di darahnya. Di antara kelas-kelasnya di sekolah tari Martha Graham, ia juga menari di tengah musik malam di Dancetaria. Hingga kini, 35 tahun kemudian, tarian masih jadi jiwanya.
Berbagai jenis tari pernah dipentaskan penyanyi 57 tahun itu di panggung konsernya. Mulai flamenco, tarian rakyat Basque, tango, pole dance, sampai parkour. Penari latar dari berbagai sekolah dan gaya dansa pun pernah menemaninya bergoyang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itulah yang membedakan Madonna, yang kini masih disibukkan tur konser Rebel Heart-nya, dengan penyanyi perempuan lainnya.
"Hal yang memisahkan dia dengan yang lain adalah, dia memulai kariernya sebagai penari. Dia punya hasrat menari. Dia punya selera, dan dia punya mata yang bisa melihat apa yang bagus di luar sana," komentar koreografer Richmond Talauega.
Richmond dan saudara laki-lakinya, Anthony yang kemudian membentuk Rich + Tone, selama ini bekerja secara intensif dengan Madonna untuk menciptakan tarian dalam pentasnya. Kata Anthony, Madonna sulit untuk bekerja sama dengan sembarang orang soal menari.
"Dia akan memecat banyak orang," katanya, seperti dikutip dari The Guardian.
Beruntung, untuk konser Rebel Heart akhirnya sang pelantun
Like a Virgin menemukan orang yang tepat. Adalah koreografer Perancis, Sebastien Ramirez, yang biasa menciptakan seni hip hop kontemporer di teater bersama Honji Wang.
Ramirez mendapat pekerjaan itu setelah menemani Wang ke sebuah audisi penari di Paris. Wang sudah menjalani banyak audisi melelahkan. Sekitar lima ribu orang diaudisi untuk tur Rebel Heart Madonna di Paris, New York, dan Los Angeles.
Saat akhirnya terpilih, Wang masih harus mengorbankan hal lain. Sebab, pekerjaan itu menuntutnya menghentikan perusahaan yang ia lakoni selama setidaknya setahun. Tapi Madonna terlanjur suka pada karya-karyanya. Wang dan Ramirez pun mengiyakan.
Jadilah, ia merekrut Wang dan Ramirez untuk membuatkan tarian di dua konser berikutnya. Mereka tentu tak sendiri. Madonna masih punya banyak tim lain hanya untuk mencipta tarian saja. Tak heran konser Rebel Heart terdiri atas beragam gaya dan busana.
Ada kostum samurai, penggebuk drum taiko, suster bercelana mini, gadis era 1920-an, dan banyak lain. Selain Ramirez, misalnya, ada pula Jamie King, koreografer Madonna untuk video klip
Hung Up dan
Human Nature.
[Gambas:Youtube]"Dia sangat mengesankan. Dia begitu memerhatikan detail. Dia tahu siapa Anda dan apa yang Anda lakukan. Dia melihat ke mata Anda dan mencoba mendapatkan Anda. Dia menganalisis banyak hal," kata Ramirez saat ditanya soal bekerja dengan Madonna.
Wang menambahkan, Madonna termasuk sosok yang mengesankan sebagai pemimpin. "Ketika Anda melihat dia datang, ada energi di sekelilingnya. Tapi saya juga sekaligus melihat kerapuhannya. Dia sangat natural dan terjangkau. Dia seperti kami, bekerja keras untuk sebuah visi artistik," katanya.
Sementara artis lain menyiapkan pertunjukan selama tiga pekan, Madonna butuh tiga bulan. Bukan karena Madonna buang-buang waktu dan uang. Ia hanya ingin memastikan semua berjalan baik dan sesuai keinginan.
Proses itu dimulai dengan Madonna menjelaskan emosi dalam lagu yang dinyanyikannya dan apa yang ingin ia sampaikan. "Dia sangat sensitif dalam menceritakan kaitan cerita dengan gerakan," kata Anthony. Menurutnya, itu yang paling membedakannya dengan penyanyi lainnya.
"Kebanyakan artis akan memercayakannya begitu saja ke koreografer, tapi tidak dengan M. Dia memimpin setiap pertemuan," Anthony melanjutkan. Justru koreografer yang harus mengesampingkan ego mereka.
Kebanyakan artis akan memercayakannya begitu saja ke koreografer, tapi tidak dengan M. Dia memimpin setiap pertemuan.Anthony Talauega, koreografer Madonna |
"Prosesnya kolaboratif. Tapi pada akhirnya, dia yang menentukan ya atau tidak."
Meski begitu, Madonna bukan sosok sombong. Ia tetap mau belajar dari orang lain. Di setiap konser, ia pun memerlakukan para penari latarnya dengan baik dan ramah. "Dia menganggap kami seperti keluarga," kata Andrew Boyce, seorang penari dari Brooklyn yang ikut tampil dalam tur MDNA.
Pada kesempatan berbeda, Madonna bahkan mengundang mereka ke rumahnya, makan malam, menonton film, dan bersenang-senang. Jika setelahnya ia berpesta, Madonna akan mengajak para penarinya turut serta. Misalnya, ke Grammy beberapa waktu lalu.
"Jika dia ingin kami menari, kami akan melakukannya," tutur Boyce menambahkan.
Bagi para penari dan koreografer, bekerja dengan Madonna adalah ganjaran besar. Ramirez menganalogikannya seperti film laris. Penuh aksi, tetapi layak dilakukan.
Anthony mengatakan, "Madonna tidak ingin koregrafinya seperti makanan cepat saji. Dia boleh ikut tren, tapi dia ingin tariannya tak lekang waktu. Dan untuk itulah kami semua bekerja keras," tuturnya.
(rsa/vga)