'In The Heart of The Sea,' Ego Manusia Menguasai Minyak Paus

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Des 2015 13:23 WIB
Manusia dengan segala egonya, kadang tak gentar mengusik kehidupan makhluk lain sekalipun berukuran raksasa, paus.
In The Heart of The
Jakarta, CNN Indonesia -- Jangan mengusik bila tak ingin diusik. Andai semua umat menaati nasihat ini agaknya kehidupan di muka Bumi bakal tenteram. Namun manusia dengan segala egonya, kadang tak gentar mengusik kehidupan makhluk lain sekalipun berukuran raksasa, paus.

Sejak dahulu kala, manusia memburu paus karena tubuhnya yang besar serta dagingnya yang lezat serta menyehatkan. Dengan daging yang begitu banyak, tentu saja paus dapat menghidupi kebutuhan konsumsi masyarakat satu kampung pada zaman dahulu.

Tidak hanya itu, minyak paus pun sering diburu karena dapat sumber kehidupan dan energi manusia, seperti yang diceritakan dalam film In The Heart of the Sea, di mana saat itu, pada abad ke-19, masyarakat rela mati demi berburu minyak paus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikisahkan, pemburu paus terkenal Owen Chase (Chris Hemsworth) menghadapi dilema yang membuatnya gamang. Ia harus melaut untuk memburu paus, namun pada saat yang sama, ia harus mendampingi istrinya, Peggy (Charlotte Riley) yang sedang hamil.

Tugas memburu paus itu diberikan oleh pengusaha minyak paus terkenal Paul Macy (Donald Sumpter) dengan satu syarat, Owen harus rela berada di bawah kekuasaan sang kapten, Pollard (Benjamin Walker).

Awalnya, Owen menolak tawaran itu, karena ia merasa bahwa dirinya adalah pemburu paus yang andal dan tidak ada satu pun yang bisa mengalahkannya. Sampai akhirnya, ia terpaksa menerima tawaran itu dan pergi berlayar meninggalkan Peggy.

Petualangan Owen pun dimulai pada suatu pagi bersama seluruh awak kapal Essex—milik sang pengusaha—yang mengarungi lautan luas tak berujung, tanpa rasa takut sedikit pun.

Setelah berbulan-bulan berlayar di lautan, Owen dan Gillard masih saja kerap beradu mulut. Owen masih menyimpan keengganan untuk mematuhi begitu saja mandat sang kapten. Perdebatan pun semakin sengit ketika kapal Essex dihadang badai maut yang berpotensi menghabisi nyawa seluruh awak.

Owen mengatakan, kapal Essex harus segera berpindah haluan, namun Gillard bersikeras untuk jalan terus menerjang badai, yang akhirnya malah membuat kapal Essex mengalami kerusakan.

Tidak lama setelah itu, Owen dan seluruh awak perahunya menemukan mangsa pertama mereka, seekor paus sperma berukuran besar yang siap dibunuh dan diambil minyaknya.

Sayangnya, setelah mereka mendapatkan mangsa pertama mereka, Owen dan kawan-kawan harus "puasa" minyak paus, lantaran paus sangat sulit ditemukan karena maraknya perburuan hewan raksasa kala itu.

Sampai akhirnya mereka berlabuh di Ekuador, di mana mereka bertemu seorang pemburu paus lainnya yang menceritakan tentang sang paus putih legendaris.

Pemburu paus Ekuador itu memberitahukan area di mana ratusan paus berada, yang tinggal bersama si paus putih menyeramkan itu. Ia mengingatkan kepada Owen dan Gillard untuk tidak menyambangi tempat tersebut karena risiko yang sangat tinggi. Walau demikian, Gillard tetap tak mengacuhkan saran itu dan terus mengajak awaknya pergi ke tempat di mana para pemburu paus tidak berdaya.

Setelah berbulan-bulan mereka mengarungi lautan biru nan dalam, akhirnya mereka sampai di area legendaris itu. Owen, Gillard, beserta seluruh awak perahu tidak percaya dengan apa yang mereka lihat sesampainya di tempat misterius itu. Kejadian yang tak terduga pun terjadi, mereka dihadapkan dengan "serbuan" yang mengejutkan.

Hemsworth, yang sudah memiliki pengalaman menjadi Thor dalam film Thor: The Dark World, maupun The Avengers, berhasil membawakan karakter Owen yang gagah, disiplin, yang penuh amarah.

Sebagai seorang pelaut, ia berhasil membawakan perannya itu dengan lihai, raut wajahnya yang menunjukkan ketegasannya terhadap awak kru perahu Essex pun patut diacungi jempol.

Teriakan, adegan penuh gejolak adrenalin, terjatuh ke sana dan kemari, pun diladeni Hemsworth dengan sangat baik, seakan-akan Hemsworth telah menyatu dengan karakter Owen dalam film garapan produser Ron Howard itu.

Pengambilan gambar dalam film In The Heart of The Sea ini pun terbilang cukup baik. Pasalnya, tidak mudah untuk melakukan proses syuting dan pengambilan gambar dalam film yang penuh dengan aksi menegangkan ini.

Film yang diadaptasi dari novel In The Heart of The Sea karangan Nathaniel Philbrick ini, membawa para pengunjungnya seperti berhadapan langsung dengan sekawanan paus ganas yang siap menyantap apa pun yang ada dihadapan mereka. Keandalan para sineas membuat kawanan paus di film ini terlihat seperti nyata.

Pembawaan karakter dari para aktor dan aktris yang turut mewarnai film itu pun juga apik. Dari segi kostum, sang penata artistik film tersebut berhasil mendandani para pemainnya dengan kostum yang membuat para penontonnya kembali ke masa Perang Sipil.

Film In The Heart of The Sea tergolong film menegangkan yang mudah ditebak alur ceritanya. Sama seperti film Jurassic Park, di mana para dinosaurus ganas menyantap para korban. Bedanya, paus dalam film In The Heart of The Sea tidak menyantap Owen, namun memberikan mereka kesulitan yang tak terhingga, sampai-sampai Owen harus bekerja keras dalam mengarungi lautan yang tidak ada ujungnya itu.

Film ini turut diwarnai oleh aktor dan aktris seperti Tom Holland, Brendan Gleeson, Jordi Molla, Michelle Fairley, Frank Dillane, Sam Keeley dan lain-lain.

Film ini mulai dapat dinikmati pada 11 Desember 2015 di bioskop-bioskop Amerika Serikat, namun di penikmat film di Indonesia sudah bisa menontonnya pada akhir pekan ini. In The Heart of The Sea hanya dapat disaksikan oleh orang-orang yang berumur 13 tahun ke atas saja, karena memasukkan unsur kekerasan.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER