Jakarta, CNN Indonesia -- Lahir dan besar, pada awal abad ke-20, dalam kesederhaan dan keterbatasan, justru membuat Walt Disney kreatif. Mungkin bila ia lahir di era digital di mana segala sesuatu serba mudah didapat, ia tak tergerak untuk senantiasa mencari tahu.
“Ketika kamu ingin tahu, kamu menemukan banyak hal-hal menarik untuk dikerjakan,” kata Walt, suatu kali. Maka tak heran bila semasa hidupnya, Walt terus menggali potensi diri. Berawal dari hobi menggambar, ia menjadi pionir animasi legendaris.
Walter Elias "Walt" Disney lahir di Hermosa, Illinois, AS, pada 5 Desember 1901. Sejak kecil, sebagaimana dinyatakan di laman Biography, Walt memang hobi menggambar dan melukis. Tak jarang, ia menjual karyanya ke teman-teman, keluarga dan tetangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walt berayahkan Elias Disney, pria berdarah Irlandia-Canada, dan beribukan Flora Call Disney, perempuan keturunan Jerman-Amerika. Pasangan ini memiliki empat anak laki-laki—salah satunya Walt—dan satu anak perempuan.
Setelah melewati masa kecil di Marceline, Missouri, keluarga Disney pindah ke Kansas City, pada 1911. Semasa menempuh studi di McKinley High School di Chicago, Walt menjadi kartunis untuk koran. Ia juga mengikuti kursus di Chicago Art Institute.
Tak hanya drop out dari sekolah, Walt yang ketika itu berusia 16 tahun juga ditolak mengikuti wajib militer Angkatan Darat karena masih di bawah umur. Lalu, ia bergabung dengan Palang Merah dan ditugaskan di Perancis.
“Saya selalu mencari sisi optimis dalam kehidupan,” kata Walt, suatu kali. “Tapi saya cukup realistis untuk menyadari bahwa kehidupan memang berisi masalah kompleks.” Berbekal optimisme, Walt melanjutkan hidup, sekalipun putus sekolah.
Kembali ke Kansas City, pada 1919, Walt mulai mengejar karier sebagai seniman. Empat tahun kemudian, ia mendirikan Walt Disney Productions, di Los Angeles, bersama saudara laki-lakinya, Roy. Sejak itu, Walt dikenal sebagai animator inovatif.
“Cara memulai sesuatu adalah berhenti bicara dan mulailah bekerja,” kata Walt, suatu kali. “Seumur hidup, saya telah menghadapi kompetisi tangguh. Saya tak akan pernah tahu cara menjalani hidup bila tak pernah menghadapinya.”
Pada 1925, Walt menikahi salah satu senimannya, Lillian Bounds. Keduanya dikaruniai dua anak perempuann Diane Disney Miller dan Sharon Mae Disney. Sekalipun telah berkeluarga, tak menyurutkan kreativitas Walt sebagai animator.
Salah satu karyanya yang paling legendaris, yaitu Mickey Mouse. Karakter lucu ini dikreasikan bersama sahabatnya, Ub Iwerks, pada 1928. Film pendek animasi pertama yang dibintangi Mickey yaitu
Plane Crazy dan
The Gallopin' Gaucho.Semula Mickey tak bersuara, maklum filmnya memang film bisu. Baru di film
Steamboat Willie, suara Mickey terdengar. Si pengisi suara tak lain Walt sendiri. Sejak itu, kisah si Mickey Tikus menjadi sensasional.
Walt juga mengkreasikan karakter teman-teman Mickey, dari Minnie Mouse, Donald Duck, Goofy, Pluto dan lain-lain, termasuk animasi The Three Little Pigs yang lagunya,
Who's Afraid of the Big Bad Wolf, dijadikan lagu tema era Great Depression.
Sekalipun dunia tengah dilanda depresi, animasi Walt bertambah maju, bahkan ia sanggup membuat film animasi berdurasi panjang pertama,
Snow White and the Seven Dwarfs (1937) yang segera disusul sederet kisah lain.
Berturut-turut Walt memproduksi film animasi berdurasi panjang lain, di antaranya
Pinocchio (1940),
Cinderella (1950),
Alice in Wonderland (1951),
Peter Pan (1953),
Lady and the Tramp (1955),
Sleeping Beauty (1959) dan
101 Dalmatians (1961).
“Animasi menawarkan medium mendongeng dan hiburan visual yang memberikan kesenangan dan informasi bagi orang-orang berbagai usia di berbagai tempat di dunia,“ kata Walt, suatu kali. Animasi karya memang menghibur sekaligus edukatif.
Lambat laun, bisnis Walt—sekalipun sempat bangkrut—makin menggurita. Walt Disney Productions kini dikenal sebagai perusahaan motion-picture production paling terkenal di dunia. Dinyatakan laman Biography, animasi karya Walt meraih 22 Oscar.
Tak hanya berkutat di bisnis film animasi, Walt juga merambah bisnis taman bermain dan membuka taman bermain Disneyland di California, pada Juli 1955. Di sini, anak-anak dan keluarga bisa bermain dan bertemu karakter Disney.
Tentu saja, taman bermain ini investasi yang menguntungkan di mana wisatawan mancanegara tak henti berdatangan. Bahkan taman bermain ini kemudian juga dibuka di kota lain di dunia, dari Tokyo, Paris sampai Hong Kong.
“Kami terus maju ke muka, membuka pintu-pintu baru dan melakukan hal-hal baru,” kata Walt, suatu kali. “Karena kami memang selalu ingin tahu dan keingintahuan memandu kami meniti langkah-langkah baru.”
Soal bisnis dan penemuannya yang terbilang massal, Walt, suatu kali menyatakan, “Semua penemuan kami untuk komunikasi massa, gambar-gambar tetap memiliki kemampuan untuk menyatakan bahasa universal yang paling mudah dipahami.”
Walt meninggal dunia pada 15 Desember 1966, di usia 65 tahun, setelah berjuang melawan kanker paru-paru. Ia dikremasi di Forest Lawn Cemetery di Los Angeles, California. Bisnisnya sempat dilanjutkan oleh Roy.
Hari ini (5/12), jika masih hidup, Walt genap berusia 114 tahun. Sekalipun Walt telah tiada, karya-karyanya tetap abadi, dan para penerusnya pun setia melestarikan nilai-nilai kebaikan yang dianut Walt.
“Tak sulit untuk membuat keputusan saat kamu tahu nilai-nilai yang kamu miliki,” kata Roy, suatu kali. “Jika nilai-nilaimu jelas bagimu, maka membuat segala keputusan menjadi lebih mudah.”
(vga/vga)