Jakarta, CNN Indonesia -- Penyanyi dan aktris Siti Badriah menyambut gembira musim kampanye Pilkada 2015. Bukan lantaran untuk mencoblos kandidat pilihan, melainkan menghibur massa dengan lagu-lagu dangdutnya.
“Sudah seminggu lebih saya tidak pulang, berpindah-pindah dari satu calon ke calon lain,” ujar Siti. Calon yang dimaksud adalah kandidat Pilkada yang memintanya tampil memeriahkan kampanye.
Penyanyi yang juga dikenal dengan nama lain Siba ini meramaikan kampanye politik di berbagai daerah, dari Mandailing Natal sampai Wakatobi. Ia bersyukur, momen Pilkada memberikan banyak rezeki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
”Setidaknya saya sudah mengisi acara kampanye lima calon kepala daerah," kata Siba. Sekali tampil di acara kampanye Pilkada, sedikitnya Siba membawakan tujuh lagu dangdut.
Diakui wanita berumur 24 tahun ini, melakoni sederet pertunjukan musik dangdut di kota-kota berbeda dalam waktu hampir berdekatan tentu saja melelahkan, namun ia menikmatinya.
Tahun ini, menurut Siba, tawaran
manggung yang didapatkan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi, katanya, honor manggung di acara kampanye politik lebih besar dibanding acara lain.
Terbayang, pundi-pundi Siba makin menggunung seiring makin derasnya tawaran
manggung di acara kampanye politik. Namun ia berdalih, "(honor itu) termasuk perhitungan dari jarak dan lokasi yang dituju.”
Tampil di hadapan massa kampanye politik, yang kadang juga dijejali anak-anak, maka Siba tak bisa sembarangan berbusana atau bergoyang. Bagaimanapun ia harus menaati peraturan setempat yang berlaku.
Sebelum tampil di atas panggung, terlebih dulu ia mendiskusikan aksinya dengan panitia kampanye politik, terutama soal busana dan gerak tari atau goyangan yang pantas dan tak melanggar batas susila.
“Biasanya pada saat kampanye di lapangan, jarang ada masalah," kata Siba. "Tapi kalau acara resmi, saya akan diberitahukan persoalan goyangan dan pakaian oleh EO-nya." EO yang dimaksud adalah
event organizer.Siba sendiri tak mempermasalahkan soal peraturan itu, dan bersedia menaati. Baginya, persoalan yang lebih menguras emosi adalah waktu perjalanan yang lama, kondisi jalan yang kurang baik, hingga cuaca yang tidak menentu.
Senada dengan Siba, penyanyi dangdut lain, Devay, juga mengungkapkan kadang artis tidak hanya bertugas menyanyi tapi juga mengisi acara lain seperti arak-arakan, sebagai aktivitas tambahannya untuk lebih meramaikan acara.
Bagi personel kelompok vokal Duo Anggrek ini, kesempatan memeriahkan kampanye politik juga berdampak positif untuk memopulerkan nama mereka di tiap daerah yang dikunjungi
"Menambah
networking, karena tidak jarang beberapa tempat akan mengundang kembali untuk acara yang berbeda,” kata Devay.
Diungkapkan oleh Devay, pengalaman sedih selama mengisi acara kampanye Pilkada atau lain, adalah stigma terhadap profesinya sebagai penyanyi dangdut yang masih disalahartikan oleh beberapa pihak.
”Tawaran yang sifatnya negatif, sudah sering saya dapatkan. Dan saya tolak secara halus,” ia menegaskan.
Bahkan ia pernah hampir dijebak oleh kandidat yang memenangkan Pilkada untuk hal yang tidak diinginkan. ”Hal tersebut menjadi pelajaran untuk saya, agar lebih hati-hati nantinya dan lebih selektif menerima tawaran pekerjaan,” Devay menegaskan.
(vga/vga)