Poetic Pilgrimage, Duo Hip Hop Berjilbab yang Naik Daun

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 19:04 WIB
Dua perempuan berjilbab asal Bristol mengabadikan hidup untuk musik hip hop. Mereka sudah manggung di Amerika, Inggris, sampai Afrika.
Ilustrasi musik hip hop. (Pixabay/jorgejimenez)
Jakarta, CNN Indonesia -- Poetic Pilgrimage sudah bermusik selama bertahun-tahun. Namun baru belakangan ini mereka dikenal dunia. Banyak negara di Amerika dan Eropa sudah mereka singgahi. Penggemar bukan hanya mendengar musik hip hop, tetapi juga melihat penampilan mereka.

Kelompok musik yang satu ini memang unik. Poetic Pilgrimage terdiri atas dua personel saja. Keduanya perempuan berjilbab. Duo hip hop hijabis itu dikenal makin ngetop usai membintangi film dokumenter awal tahun ini. Pekerjaan mereka seakan tak ada hentinya.

"Kami melakukan banyak penampilan di negara ini, juga di luar negeri," kata Munera Williams, salah satu personelnya, kepada Independent. "Kami ke Belgia, Amerika, Chicago. Kami juga ke Swedia," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muneera dan Sukina Abdul Noor dilahirkan di Bristol, dengan orang tua yang berasal dari Jamaika. Mereka baru memutuskan masuk Islam dan akhirnya berjilbab sejak 2005.

Menurut Wikipedia, grup mereka telah dibentuk sejak 2002. Di laman resminya tertulis, Poetic Pilgrimage juga sudah ke Afrika dan Maroko. Mereka pernah berbagi panggung dengan Talib Kweli, K-naan, Brother Ali, Bahamadia, Mutabaruka, Mr Lif.

Setelah banyak yang mengantre penampilannya, Poetic Pilgrimage akhirnya mengerjakan album pertama mereka. Bukan tidak mungkin, kata Muneera, tema-tema religius akan mereka eksplorasi di dalam musiknya. Apalagi isu tersebut menghangat belakangan ini.

Sejak penembakan di Charlie Hebdo awal 2015, ditambah penyerangan di Paris November lalu, tema Islamofobia memang mencuat. Namun Poetic Pilgrimage membuktikan tidak terpengaruh oleh isu itu. Mereka pun ingin mengeksplorasinya dalam rekaman mereka, meski tak secara jelas.

"Mungkin ini adalah sisi perempuan Karibia di dalam saya. Saya ingin melawan cerita sebagai korban. Saya tidak ingin dijadikan korban. Saya ingin menjadi pemenang," kata Munera mengungkapkan keinginan hatinya.

Melalui musiknya yang diinspirasi dari reggae, Poetic Pilgrimage justru ingin membuat orang-orang kembali bersatu dan tidak memandang muslim sebelah mata.

"Kita ini muslim, orang Karibia, orang Inggris, orang Bristol, kita adalah hamparan dari sesuatu. Itu yang akan terdengar di musik kami. Komunitas hip hop pun akan selalu mendukung kami, terutama Eropa dan Amerika," tuturnya dengan yakin.

Munera menyadari, ada kebencian lebih terhadap perempuan pelaku hip hop. Apalagi dirinya seorang muslim. Namun, menurutnya itu tidak akan lebih dari sekadar pandangan atau stereotip belaka.

[Gambas:Youtube]

[Gambas:Youtube]

"Mereka tetap menyukai siapa pun yang bagus. Mereka inklusif, tidak eksklusif. Kami tidak melakukannya untuk hiburan, melainkan sebagai bentuk pengayaan untuk diri kami dan komunitas kami," kata Munera.

Kini, mereka bukan hanya bermusik. Poetic Pilgrimage juga mengajarkan puisi dan hip hop kepada generasi muda dengan harapan bisa mengubah kondisi mereka lewat seni. (rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER