Jakarta, CNN Indonesia -- Porsi peran Cecep Arif Rahman di
Star Wars: The Force Awakens mungkin tidak besar. Bersama Iko Uwais dan Yayan Ruhian, ia menjadi geng Kanjiklub, organisasi penjahat antargalaksi. Dalam film, ia mungkin hampir tak terlihat. Tapi ia juga mencipta koreografi untuk film J.J. Abrams itu.
Cecep, yang mulai dikenal saat tampil dalam
The Raid 2: Berandal, memang sejatinya seorang guru silat. Bersama Yayan dan Iko ia mengonsep gerakan untuk
The Raid. Kini, mereka mendapat "tugas" dengan pamor lebih. Selain sebagai pemain, namanya juga muncul di daftar Star Wars sebagai koreografer.
Pria asal Garut itu memang seorang guru silat untuk anak-anak di kampung halamannya, Jawa Barat. Meski telah berkiprah di perfilman nasional, bahkan internasional, Cecep merasa tidak ada yang berubah pada dunianya. Ia tetap tinggal di Garut, mengajar silat, dan menjadi guru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak banyak yang tahu memang, Cecep sejatinya berstatus PNS, Pegawai Negeri Sipil. Ia mengajar di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Garut. Mata pelajaran umum menjadi pegangannya. Awalnya, ia mengajar Sekolah Dasar (SD). Namun kesibukan syuting menyita waktunya.
"Kalau di SD mengajarnya harus setiap hari. Karena saya takut makan gaji buta, makanya saya pindah ke SMP," tuturnya saat ditemui CNN Indonesia di Jakarta, Rabu (16/12).
Murid-muridnya tahu jelas ia ikut bermain dalam
The Raid 2: Berandal, dan sekarang dalam
Star Wars: The Force Awakens. "Murid saya sudah paham karakter saya. Mereka malah bilang, 'Bapak jadi penjahat bagus juga ya.'" ceritanya.
Terkadang, ia harus menyesuaikan diri dengan tututan penampilan saat terlibat dalam sebuah film. "Di sana rambut saya mungkin harus diwarnai atau diapa-apakan. Makanya kalau pas mengajar, kadang saya tutupi peci," Cecep berkata sambil tertawa.
Meski kini langkahnya sudah semakin jauh, Cecep mengaku tetap tak ingin melepas statusnya sebagai PNS dan serius menekuni akting. Tujuannya mulia, agar ia tak lepas dari jati dirinya. Padahal, PNS dahulu merupakan cita-citanya dan orang tuanya.
"Kalau saya melepas status saya sebagai guru, mungkin kehidupan lama saya akan ditinggal sedikit demi sedikit, begitu juga dengan karakter saya. Saya tidak suka itu. Dari mengajar, ada keringat dan keinginan orang tua saya. Itu warisan orang tua saya," tutur Cecep menegaskan alasannya.
Berkat keteguhan hatinya itu, sampai sekarang ia tetap merasa setara dengan yang lain. Ia tetap seseorang dari sebuah kampung di Garut. Para tetangga pun melihatnya biasa saja. Hanya anak-anak muda yang melek internet yang sedikit heboh.
"Malah ada yang pernah tertukar. Saya ke pasar beli permainan komputer. Ada juga DVD
The Raid. Orang datang bilang ke saya, katanya mirip dengan Kang Yayan. Padahal yang ditunjuk itu ya sebenarnya saya," ujarnya. Ia pun tidak memamerkan diri.
Saat orang itu memintanya berfoto dan berpura-pura menjadi "Mad Dog"—karakter Yayan Ruhian di
The Raid—Cecep pun tetap bersedia. Padahal, tanpa orang itu tahu, ia telah berfoto dengan aktor sesungguhnya.
(rsa/vga)