George Lucas, Sang Jenius Kreator 'Star Wars'
Dedy Sofan | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Des 2015 09:09 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat ini, J.J. Abrams boleh saja mendapatkan sorotan publik, terutama para penggila Star Wars, berkat kiprahnya menyutradarai film seri ke-tujuh, The Force Awakens.
Namun agaknya publik tak bisa begitu saja melupakan sosok George Walton Lucas, Jr. atau George Lucas, sang kreator Star Wars seri pertama yang dibuat pada 1977!
Lucas tetap menjadi sosok penting yang menjadikan film fiksi ilmiah tersebut sebagai salah satu karya fenomenal sepanjang sejarah perfilman Hollywood yang mendunia.
Tangan dingin Lucas sebagai kreator Star Wars, berikut sekuel dan prekuelnya, tidak hanya membuahkan kekaguman, juga melahirkan fanbase masif di seluruh dunia.
Kekuatan Star Wars bukan semata terletak pada efek visual yang canggih untuk ukuran era lampau—hampir empat dekade lalu—namun juga cerita dan filosofi yang kuat.
Lucas sendiri mungkin tak menyangka bakal menjadi sineas brilian. Semula, ia ingin menjadi pembalap. Keinginan ini malah menginspirasinya menggarap film American Graffiti (1973).
Sebetulnya George sudah menggarap beberapa film sejak 1965. Namun perhatian Hollywood baru tertuju padanya lewat film American Graffiti yang dibintangi Harrison Ford.
Tak tanggung-tanggung, American Graffiti berhasil meraih Golden Globe Awards dan satu penghargaan bergengsi lain, serta meraih lima nominasi Academy Awards, pada 1973.
Lucas, yang ketika itu belum genap berusia 30 tahun, diprediksi bakal bersinar berkat kemampuannya membuat film berbujet minim, namun berjaya di ajang award bergengsi.
Keandalan Lucas sebagai sineas muda tak terlepas dari pengalaman kerja samanya dengan sederet sineas senior Jordan Belson, Stan Brakhage, juga aktor Bruce Conner.
Lucas juga berguru pada Haskell Wexler. Belakangan, malah sinematografer ini yang memuji anak didiknya, "Ia memiliki pandangan yang bagus, dan berpikir dalam bahasa gambar."
Pandangan luas Lucas tak terlepas dari kegemarannya membaca buku. Siapa pun yang pernah bertamu ke rumah Lucas, tentu pernah melihat koleksi bukunya yang segudang!
Minat Lucas berubah menjadi ambisi, terutama saat menjalani pendidikan di University of Southern California School of Cinematic Arts, yang disebut-sebut "surga"-nya sinematografi.
Di kampus ini, Lucas bertemu Steven Spielberg, calon sutradara besar yang kelak bertandem dengannya menggarap film Indiana Jones (1981), juga diperankan Harrison Ford.
Namun sebelum itu, pada 1977, Lucas sudah lebih dulu membuat karya fenomenal, Star Wars, yang tidak diduga bisa meraih sukses secara finansial dan respon positif penikmat film.
Sukses Star Wars lantas disusul sukses prekuel dan sekuelnya, The Empire Strikes Back (1981), The Phantom Menace (1999), Attack of the Clones (2002), Revenge of the Sith (2005).
Itu belum termasuk seri lain, seperti The Clone Wars (2008), dan yang paling gres, The Force Awakens (2015), plus tiga seri lain: A Star Wars Story, seri ke-delapan dan ke-sembilan.
Dunia pun dibuat tergila-gila pada Star Wars yang mengusung kemegahan perang bintang dan kecanggihan efek visual. Selain itu, para penggemar juga memburu segala pernak-perniknya!
Memasuki era 2000-an, Lucas memutuskan pensiun sebagai sineas dan melepas waralaba Star Wars kepada Walt Disney Company. Akuisisi senilai US$4,05 miliar dilakukan, pada 2012.
Memang, Lucas masih bertindak sebagai konsultan kreatif Star Wars seri ke-tujuh, The Force Awakens, sampai seri ke-sembilan. Kisah film-film ini merupakan hasil merger Lucasfilm dan Disney.
Screen Rant mengabarkan, sekalipun tak lagi terlibat secara utuh dalam penggarapan seri berikut Star Wars, Lucas tetap memberikan respon positif bagi The Force Awakens.
"Menurut saya, para penggemar bakal menyukai seri ke-tujuh ini," kata Lucas jujur, sebagaimana dikutip Screen Rant. "Ini film yang telah lama mereka cari."
[Gambas:Youtube]
(vga/vga)
Namun agaknya publik tak bisa begitu saja melupakan sosok George Walton Lucas, Jr. atau George Lucas, sang kreator Star Wars seri pertama yang dibuat pada 1977!
Lucas tetap menjadi sosok penting yang menjadikan film fiksi ilmiah tersebut sebagai salah satu karya fenomenal sepanjang sejarah perfilman Hollywood yang mendunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekuatan Star Wars bukan semata terletak pada efek visual yang canggih untuk ukuran era lampau—hampir empat dekade lalu—namun juga cerita dan filosofi yang kuat.
Sebetulnya George sudah menggarap beberapa film sejak 1965. Namun perhatian Hollywood baru tertuju padanya lewat film American Graffiti yang dibintangi Harrison Ford.
Tak tanggung-tanggung, American Graffiti berhasil meraih Golden Globe Awards dan satu penghargaan bergengsi lain, serta meraih lima nominasi Academy Awards, pada 1973.
Lucas, yang ketika itu belum genap berusia 30 tahun, diprediksi bakal bersinar berkat kemampuannya membuat film berbujet minim, namun berjaya di ajang award bergengsi.
Keandalan Lucas sebagai sineas muda tak terlepas dari pengalaman kerja samanya dengan sederet sineas senior Jordan Belson, Stan Brakhage, juga aktor Bruce Conner.
Lucas juga berguru pada Haskell Wexler. Belakangan, malah sinematografer ini yang memuji anak didiknya, "Ia memiliki pandangan yang bagus, dan berpikir dalam bahasa gambar."
Pandangan luas Lucas tak terlepas dari kegemarannya membaca buku. Siapa pun yang pernah bertamu ke rumah Lucas, tentu pernah melihat koleksi bukunya yang segudang!
Minat Lucas berubah menjadi ambisi, terutama saat menjalani pendidikan di University of Southern California School of Cinematic Arts, yang disebut-sebut "surga"-nya sinematografi.
Di kampus ini, Lucas bertemu Steven Spielberg, calon sutradara besar yang kelak bertandem dengannya menggarap film Indiana Jones (1981), juga diperankan Harrison Ford.
Namun sebelum itu, pada 1977, Lucas sudah lebih dulu membuat karya fenomenal, Star Wars, yang tidak diduga bisa meraih sukses secara finansial dan respon positif penikmat film.
Sukses Star Wars lantas disusul sukses prekuel dan sekuelnya, The Empire Strikes Back (1981), The Phantom Menace (1999), Attack of the Clones (2002), Revenge of the Sith (2005).
Itu belum termasuk seri lain, seperti The Clone Wars (2008), dan yang paling gres, The Force Awakens (2015), plus tiga seri lain: A Star Wars Story, seri ke-delapan dan ke-sembilan.
Dunia pun dibuat tergila-gila pada Star Wars yang mengusung kemegahan perang bintang dan kecanggihan efek visual. Selain itu, para penggemar juga memburu segala pernak-perniknya!
Memasuki era 2000-an, Lucas memutuskan pensiun sebagai sineas dan melepas waralaba Star Wars kepada Walt Disney Company. Akuisisi senilai US$4,05 miliar dilakukan, pada 2012.
Memang, Lucas masih bertindak sebagai konsultan kreatif Star Wars seri ke-tujuh, The Force Awakens, sampai seri ke-sembilan. Kisah film-film ini merupakan hasil merger Lucasfilm dan Disney.
Screen Rant mengabarkan, sekalipun tak lagi terlibat secara utuh dalam penggarapan seri berikut Star Wars, Lucas tetap memberikan respon positif bagi The Force Awakens.
"Menurut saya, para penggemar bakal menyukai seri ke-tujuh ini," kata Lucas jujur, sebagaimana dikutip Screen Rant. "Ini film yang telah lama mereka cari."
[Gambas:Youtube]
(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK