Jakarta, CNN Indonesia -- "Film yang bagus akan bertahan selamanya. Aktor yang bagus mengejutkan kita selamanya," demikian Tom Hanks berpidato saat membawakan penghargaan untuk Cecile B. DeMille Award—penghargaan setara Lifetime Achievement Award—di Golden Globes 2016.
Sebelumnya, Hanks mengatakan, setiap generasi perfilman pasti akan menemukan aktor bagusnya masing-masing. Lantas siapa bintang yang bersinar itu, pada generasi ini? Menurut pidato Hanks, ia harus unik. "Kita tidak bisa menirunya," ia menegaskan.
Bintang
Forrest Gump itu melanjutkan, sang aktor pilihan bukan hanya akan menyita perhatian semua orang. "Tetapi kita juga memintanya," kata Hanks. Sepanjang sejarah, sudah banyak nama yang termasuk lingkaran itu. Tahun ini giliran Denzel Washington.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Washington beranjak dari tempat duduknya diiringi
standing ovation seluruh hadirin. Setelah diberi cuplikan-cuplikan film Washington, mulai
The Pelican Brief sampai
The Equalizer dan
Glory, mereka tak perlu bukti lagi betapa Washington serba bisa.
Sang aktor pun naik panggung diikuti istri dan ketiga anaknya. "Kecuali Malcolm. Dia pembuat film, suatu saat dia akan bekerja untuk kalian," ujar Washington bercanda.
Ia lalu membacakan pidato sambutannya, yang sempat diwarnai "adegan kacamata" tertinggal di meja, dengan menyebut nama Freddie Fields. Ia tak lain produser
Glory, yang juga agensi bagi Washington.
"Dia mengundang saya ke makan siang pertama Hollywood Foreign Press. Dia bilang 'Mereka akan menonton film. Kita akan memberi makan mereka. Mereka akan datang. Kamu akan berfoto dengan semua orang. Kamu akan memegang majalah, berfoto, dan kamu akan memenangi penghargaan,'" ujar Washington.
Sampai di situ, seluruh hadirin tertawa. "Saya menang tahun itu," lanjut sang aktor.
Washington melanjutkan pidato dengan banyak ucapan terima kasih. Kepada agensi-agensinya, beberapa rekan sesama artis, ibunya, juga keluarganya di atas panggung.
Namun ceritanya tentang Fields ditafsirkan berbeda oleh Vox. Itu seperti mendukung gosip yang pernah beredar soal pemenang Golden Globes yang bisa "titipan." Gosip santer saat Pia Zadora, yang menang pada 1982, diduga unggul karena membayar.
Saat itu semua bertanya-tanya, siapa Zadora dan mengapa ia bisa menang. Disebut-sebut, sang suami membayar itu dengan promosi.
Sejak 1943, organisasi penyelenggara Golden Globes memang sejatinya bertujuan "membangun relasi dengan studio dan memfasilitasi kerja mewawancarai bintang film dan sutradara untuk publikasi di seluruh dunia."
Gosip bahwa Hollywood Foreign Press Association (HFPA) yang memilih pemenang Golden Globes bisa dibayar, mengutip Vox, bisa masuk akal. Organisasi yang anggotanya sekitar 90 orang itu lebih mudah disuap ketimbang Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS), penyelenggara Oscars.
AMPAS bukan hanya lebih ketat, organisasi itu juga terlalu besar. Jumlah anggotanya bisa ribuan, hampir tujuh ribu dari seluruh dunia. Menariknya, hasil Golden Globes yang mengawali musim penghargaan Hollywood, dijadikan "patokan" Oscars.
Keduanya memang penghargaan yang berbeda. Hasilnya pun sering berbeda. Namun tak jarang, Golden Globes menjadi panduan untuk Oscars. Meskipun beberapa tahun terakhir, Oscars memindahkan tanggal tayang demi menghindari gosip seperti itu.
Dahulu, Oscars hanya terselenggara dua bulan atau lebih setelah Golden Globes. Namun kini, jaraknya hanya enam pekan. Dengan demikian, nomine Oscars sudah tersedia saat pemenang Golden Globes ada.
Golden Globes memang tidak memprediksi Oscars. Namun seringkali penghargaan itu menjadi pintu gerbang bagi Academy Awards.
(rsa)