Jakarta, CNN Indonesia -- Jika selama ini sineas dan masyarakat terus berteriak kekurangan bioskop, mulai tahun ini ada harapan lebih untuk menonton di lebih banyak layar film. Pemerintah sepakat membuka 100 persen kesempatan investasi bagi asing di bidang usaha jasa perfilman.
Itu disampaikan Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Jakarta, pada Rabu (20/1). Dengan demikian, artinya jaringan bisnis usaha perfilman dari luar negeri bebas masuk ke Indonesia, tak lagi dibatasi kepemilikan sahamnya hanya 51 persen.
Bukan hanya eksibisi film atau bioskop, bisnis perfilman lainnya seperti rumah produksi dan distribusi pun bisa masuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya soal itu, Catherine Keng Corporate Secretary jaringan bioskop XXI menyampaikan pihaknya tidak merasa terganggu akan adanya keputusan pemerintah itu. "Kami akan selalu mematuhi apa pun keputusan yang pemerintah akan ambil," ujarnya pada CNN Indonesia.
Catherine menambahkan, pihaknya percaya keputusan pemerintah yang sudah diambil pasti sudah dipikirkan secara matang dengan tujuan lebih baik di masa depan. Ia memahami soal kemungkinan adanya kompetisi, namun pihaknya sudah menyiapkan diri.
"Kami siap dengan kompetisi terbuka," ujarnya menegaskan. Ia menyadari, kompetisi pasti terjadi di mana-mana. Tentu yang diharapkan adalah adanya persaingan sehat.
"Kami akan terus memberikan fasilitas yang terbaik dengan harga terjangkau bagi penonton," tuturnya menutup pembicaraan.
Jaringan bioskop XXI sendiri memang terus "bersolek." Selalu ada penambahan fasilitas, baik dari segi suara, visual, maupun kenyamanan penonton. Saat ini, XXI punya "kelas" reguler, premiere, dan IMAX. Cakupan harga tiketnya antara Rp30 ribu sampai Rp150 ribu untuk sekali menonton.
Sebelumnya, tahun lalu Catherine pernah menyampaikan, harga bioskop di Indonesia termasuk yang termurah di dunia. Berdasarkan Menurut Humuch yang mengumpulkan kisaran harga bioskop dari seluruh dunia, Indonesia ada di peringkat enam terbawah, persis setelah Malaysia.
Di Australia, pada 2013 harga tiket bioskop mencapai US$31,94 atau Rp446 ribu. Ada selisih yang cukup jauh dibanding Jepang, yang berada di peringkat ke-dua tertinggi, dengan harga US$19,91 atau Rp278 ribu. Di Swiss, harganya US$19,61 atau Rp273 ribu.
Harga tiket termurah dipegang Korea Selatan, hanya US$1 atau Rp14 ribu. Setelah itu ada Iran dengan US$2 (Rp28 ribu), India dengan US$3,27 (Rp45 ribu), juga Afrika Selatan dan Malaysia dengan harga US$3,33 atau setara dengan sekitar Rp46 ribu.
Tiket bioskop di Indonesia rata-rata dibulatkan pada harga US$4, jika dirupiahkan menjadi Rp5 ribu. Meski pada kenyataannya, ada tiket yang lebih murah dan mahal, tergantung bioskop dan hari.
Dengan harga itu, disebutkan Catherine bioskop masih menjadi alternatif hiburan termurah bagi masyarakat. "Setelah kerja, hiburan paling terjangkau ya bioskop," katanya. Ia juga mengatakan, meski kehidupan ekonomi menurun, secara keseluruhan orang tetap butuh hiburan.
Pada 2015, penonton film Indonesia tetap rata-rata 15 juta orang per tahun.
(rsa/vga)