Jakarta, CNN Indonesia -- Soal menyanyi dan menyuguhkan aksi spektakuler, Michael Jackson tak diragukan lagi. Semasa hidupnya, aksi sang bintang selalu ikonik, dari cara nyanyi, gaya busana sampai gerak tari
moon walk.Tapi tak banyak orang tahu, pria bernama alias Jacko ini ternyata menyimpan bakat lain: menggambar. Baru-baru ini dikabarkan, koleksi gambar, lengkap dengan tanda tangan Jacko, diperjualbelikan.
Si penjual adalah mantan detektif swasta Joseph McBratney. Penjualan gambar Jacko dilakukan dengan tujuan mulia: untuk menggalang dana bagi pusat rehabilitasi obat-obatan terlarang di Florida, AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, Joseph rutin membeli gambar-gambar karya Jacko dari situs web jual beli e-Bay. Kini, koleksinya, menurut Telegraph Inggris, telah dikonfirmasi keasliannya dan ditaksir bernilai sekitar US$100juta.
Gambar-gambar yang dibuat Jacko dengan kapur berwarna, arang, pensil, dan pulpen ini mengilustrasikan sosok yang dipuja sang Raja Pop, dari Putri Diana, John F. Kennedy, The Beatles, sampai Marilyn Monroe.
Joseph juga telah mengirimkan surat kepada perusahaan yang memiliki Neverland di Santa Barbara, California. Ia berharap, bisa menggelar pameran gambar-gambar Jackson di bekas tempat tinggalnya.
Sejauh ini, belum ada tanggapan dari pihak Neverland. Namun sedikit mengilas balik, Neverland adalah rumah idaman Jacko yang dilengkapi taman bermain, kebun binatang, wahana, dan rumah boneka.
Jacko membangun Neverland untuk mewujudkan impian anak-anak lain. Sebagaimana diketahui, masa kecil Jacko tak seperti anak-anak lain. Ia sudah bekerja keras di dunia hiburan sejak usia lima tahun.
Sepeninggal Jacko, pada 2009, Neverland tak terurus, lantas dijual oleh sebuah agen beberapa waktu lalu seharga $100juta. Segala impian Jackson pun pupus seiring jatuhnya Neverland ke tangan pemilik baru.
Kini, kebun binatangnya terlihat kosong. Bahkan pemilik baru mengganti namanya menjadi Sycamore Valley Ranch. Menurut penulis Paul Theroux, kondisi bekas rumah Jackso sudah nelangsa sejak satu dekade lalu.
Bagaimana tidak? Kebun binatangnya tak terurus, satwa-satwanya tampak muram. Begitu juga taman bermainnya pun tak terawat. Padahal semula ditujukan untuk anak-anak bermain dan bergembira.
Jacko sendiri semasa kecil kurang bahagia. Ayahnya, Joseph Jackson alias Joe, disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kondisi Jacko. Joe menorehkan masa kecil yang buruk bagi Jacko.
Semasa muda, Joe sangat ingin menjadi musisi rhythm and blues, namun tak kesampaian. Apa daya, ia hanya buruh pabrik baja. Lalu, ia memanufaktur anak-anaknya menjadi bintang dunia hiburan.
Beberapa anak Joe, termasuk Jacko, bergabung dalam grup band Jackson 5. Joe sendiri yang melatih anak-anaknya bermusik dengan penuh kedisiplinan. Namun tak jarang ia kelewat batas.
Joe tega mencambuk anak-anaknya bila mereka melakukan kesalahan. Ia bahkan tak peduli walau anak-anaknya kelelahan. Joe juga tak terima aksi Jackson 5 hanya di posisi
runner up. Harus nomor satu!
“Dia melatih kami dengan sembari melilitkan sabuk di tangannya,” kata Jackson, suatu kali.
Tempaan "keji" Joe menunjukkan hasil. Akhirnya Jackson 5 aktif tampil di depan publik mulai dari ajang kompetisi bakat sampai
The Ed Sullivan Show—yang berperan membesarkan nama Jackson 5.
Terlepas dari bakatnya yang luar biasa, hidup Jacko tak pernah tenang. Ia selalu merasa ada konflik batin dalam dirinya. Seolah segalanya tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Kebencian Jacko terhadap ayahnya tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, ia sampai tidak ingin memiliki seorang anak berkulit gelap karena itu hanya membuat anak itu terlihat seperti Joe.
(vga/vga)