Kebangkitan Industri Perfilman di 'Negara Tirai Bambu'

Ardita Mustafa & CNN | CNN Indonesia
Minggu, 07 Feb 2016 11:40 WIB
Keuntungan memang masih jauh di angan-angan, namun setidaknya China telah mulai mewujudkan mimpinya.
Ilustrasi film (Fuse/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria tua menangis dalam proses interogasi yang brutal di China sekitar era 1940-an. Di luar ruang interogasi, seorang wanita berteriak histeris.

Wanita itu tak lain istri si pria tua. Sementara di seberang jalan ruang interogasi, terlihat pasukan militer lalu-lalang, berjaga-jaga.

Momen ini terlihat sangat nyata, bahkan terasa seperti rekaman sejarah yang diputar kembali. Padahal sejatinya hanya adegan film.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film tersebut diproduksi di studio Hengdian World Studio, studio yang menjadi tempat langganan produksi film-film sejarah China lain.

Di dalam studio itu terdapat ruangan-ruangan besar yang biasa digunakan untuk syuting serial televisi dan film sepanjang tahun.

Dari pantauan CNN, terlihat banyak benda-benda berbau sejarah yang sengaja ditinggalkan untuk kebutuhan pengambilan gambar.

Ingin membuat film tentang Dinasti King? Atau tentang Kota Terlarang di Beijing? Semua bisa dilakukan di Hengdian World Studio.

Bersaing secara Global

Hengdian World Studio berkembang karena semakin berkembangnya pula industri film di China.

Pada 2015, film produksi China mengantongi keuntungan kotor sebesar US$4 miliar, naik 70 persen dari tahun sebelumnya, menurut data Artisan Gateway, perusahaan konsultan industri film Asia.

"Perekonomian mulai tumbuh, begitu juga dengan pendapatan masyarakatnya," kata Zhang Pu'an, sutradara film yang diwawancara oleh CNN saat sedang syuting film di Hengdian.

"Jadi konsumsi untuk sektor hiburan semakin besar. Ini kesempatan yang sangat baik," lanjutnya.

Zhang, yang telah membuat film selama 20 tahun, tidak pernah lupa kelamnya industri film China di masa lampau.

Saat ini, ia mengatakan, industri film negaranya siap bersaing dengan secara global.

Meninggalkan Jejak

Jejak industri film China di Hollywood terasa sangat nyata.

Pada Selasa (12/1), Dalian Wanda Group, perusahaan properti dan hiburan di China, membeli sebagian besar saham dari Legendary Pictures, salah satu studio film besar di Hollywood.

Salah satu film yang diproduksi oleh Legendary Pictures ialah Jurassic World.

Sebagian besar saham Legendary Pictures diakuisisi oleh Dalian Wanda Group sebesar US$3,5 triliun, jumlah yang sangat besar untuk pembelian saham studio oleh perusahaan di luar Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut diumumkan oleh Wang Jianlin, bos Dalian Wanda Group, juga seorang taipan di China, yang mengatakan pembelian tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan jalur pemasaran film China di dunia.

Tidak hanya Legendary Pictures, Dalian Wanda Group juga membeli bioskop AMC, salah satu jaringan bioskop terbesar di AS.

Hasil belanja Dalian Wanda Group diduga sebagai strategei untuk membuat film produksi China ditonton oleh banyak orang dari beragam latar belakang.

"Jika ingin mendapat uang, kita harus membuat orang menyukai film yang kita buat," kata Wang.

"Saat ini, film produksi China belum memenuhi keinginan masyarakat AS. Agar lebih disukai, film-film kami harus menemukan cara. Seperti itulah prosesnya," lanjutnya.

Demi Kemajuan Bangsa

Pemerintah China telah membatasi jumlah film asing yang bisa tayang setiap tahunnya. Tahun lalu, mereka mendapat keuntungan kotor sebesar US$2,5 juta.

Tapi dari sepuluh film, hanya ada tiga film asing yang masuk daftar box office. Film tersebut ialah Fast and Furious 7, Avengers Age of Ultron dan Jurassic World.

Ketiga film tersebut dikalahkan oleh film Monster Hunt, film ber-genre komedi produksi China.

"Produksi Hollywood sangat jorjoran. Tapi itu tidak akan berlangsung lama," ujar Zhang.

Tapi untuk berkompetisi dengan Hollywood, China harus mulai memasarkan filmnya ke seluruh negara di dunia. Kualitas film yang dipasarkan pun harus sekelas Star Wars.

Keuntungan memang masih jauh di angan-angan, namun setidaknya China telah mulai mewujudkan mimpinya.

(ard/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER