Komitmen Berikan Hiburan Terbaik di Tengah Persaingan Bioskop

Dedy Sofan | CNN Indonesia
Sabtu, 30 Jan 2016 16:11 WIB
Tak ada alasan bagi CGV Blitz gentar berkompetisi menghadirkan kualitas dan layanan terbaik untuk penikmat hiburan, khususnya film.
Ilustrasi bioskop (CNNIndonesia GettyImages/photoncatcher/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Terbukanya peluang bagi pihak asing antara lain untuk membuka bioskop baru di Indonesia, tak membuat gentar CGV Blitz yang semula bernama Blitzmegaplex untuk menancapkan kukunya di beberapa kota.

Blitz sendiri merupakan perusahaan lokal yang berkolaborasi dengan CGV, jaringan bioskop terbesar di Korea Selatan, sejak Agustus tahun lalu, terutama dalam pengadaan teknologi dan keandalan operasional.

Mengusung konsep cultureplex, CGV Blitz menjadi arena mengasyikkan, bukan sekadar untuk menonton film, melainkan juga berekreasi dan bertukar budaya. Apalagi fasilitas dan teknologinya juga semakin canggih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan fitur baru Gold Class, Velvet Class, Sweetbox, 4DX, Sphere X, Dolby Atmos, tak ada alasan bagi CGV Blitz gentar berkompetisi menghadirkan kualitas dan layanan terbaik untuk penikmat hiburan, khususnya film.

“Sebagai pengusaha bioskop, kami menyambut baik keterlibatan pihak asing untuk memberikan kontribusinya mengembangkan sektor eksibisi di Indonesia. Karena dilihat dari penetrasi layar bioskop di Indonesia, yang saat ini masih terpusat di kota besar,” ujar Dian Sunardi, Chief of Marketing CGV Blitz kepada CNN Indonesia.com, pada Jumat (29/1).

Menurut Dian, upaya mengembangkan industri sinema lokal bisa segera direalisasikan dengan memaksimalkan kerja sama dengan pihak swasta. Sebab jika hanya mengandalkan Pemerintah, bisa jadi memakan waktu cukup lama.

”Situasi yang lebih bebas untuk investasi, bagus untuk menumbuhkan industri, khususnya layar bioskop nantinya,” Dian menegaskan.

Situasi tersebut, menurut Dian, akan membuat persaingan lebih ketat, atau mungkin mengambil market mereka. Namun ia merasa hal ini bukanlah masalah yang perlu dibesar-besarkan, karena market di indonesia masih banyak.

“China memiliki lebih dari 32 ribu layar bioskop, Indonesia masih seribu. Dan itu sangat kurang,” ucapnya. Ia menyadari, permintaan bioskop di berbagai wilayah di Indonesia tinggi, namun masih tentatif untuk bisa terealisasi.

Bila fasilitas dan tempat untuk konten-konten Indonesia disediakan lebih banyak, maka dampak positif juga bakal dirasakan oleh industri perfilman. Para pegiat film akan lebih bergairah dalam berkarya.

“Dan pastinya, SDM—sumber daya manusia—kita semakin banyak digunakan, seiring industri lain yang berkaitan dengan dunia perfilman, seperti alat dan lain-lain,” kata Dian lagi.

Soal kemungkinan investasi penuh CGV Blitz seiring terbukanya peluang bagi asing, Dian memastikan bahwa pemegang saham terbesar masih dipegang oleh perusahaan lokal PT. Graha Layar Prima.

“Keseluruhan masih dipegang oleh lokal, jika memang nantinya ke arah investasi penuh oleh pihak lain, mungkin saja terjadi dalam jangka waktu yang lama,” katanya seraya menegaskan kemungkinannya masih sangat kecil.

Saat ini, CGV Blitz masih berfokus memberikan fasilitas terbaik untuk para penontonnya. Kerja sama dengan CGV dari sisi teknologi telah menghadirkan hiburan yang menarik dan berbeda.

”Beberapa waktu yang lalu kami memperkenalkan 4DX, kini kita baru saja memperlihatkan pengalaman berbeda dari sisi layar melengkung yang besar, dukungan audio Dolby Atmos, dan proyektor terbaru yakni Barco DP4K-60L Laser Cinema projector yang mampu memberikan kejernihan gambar yang lebih baik dibandingkan proyektor biasa, melalui Sphere X Auditorium yang ada di Grand Indonesia,” ujarnya.

Dengan begitu, penikmat film Indonesia akan mendapatkan beragam pilihan dan cara untuk bisa menikmati film sesuai keinginan.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER