Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian besar orang Tionghoa, Imlek adalah perayaan tahunan. Namun bagi komika Ernest Prakasa, yang berdarah Tionghoa, Imlek bukan sebatas perayaan, melainkan juga gagasan.
Dasar kocak, ada saja idenya untuk menjadikan momentum Tahun Baru Imlek sebagai objek lawakan saat beraksi di atas panggung, terutama isu-isu yang terjadi di acara tahunan itu.
"Biasanya kalau Imlek, gue bakal menampilkan lelucon-lelucon yang berkaitan dengan isu di dalam perayaan Imlek itu sendiri," katanya kepada CNN Indonesia saat dihubungi via telepon, pada Minggu (7/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada banyak tradisi di dalam perayaan Imlek, dari berdoa di kelenteng, menyantap kue keranjang, berkumpul bersama keluarga, menyaksikan penampilan barongsai atau
lion dance, juga berbagi angpao.
Melalui tradisi-tradisi tersebut, sang sutradara merangkap penulis naskah dan pemain film
Ngenest memiliki ide untuk mengangkat isu tentang tradisi angpao yang terjadi setiap perayaan Imlek.
"Kalau angpao itu kan tradisi Imlek banget ya, jadi orang yang sudah nikah harus memberi uang lah kepada keponakannya. Gue juga begitu, dua anak gue pun juga terima angpao dari gue," tuturnya.
Namun pria yang menduduki peringkat ke-tiga di ajang Stand Up Comedy Indonesia (SUCI), pada 2011, itu menemukan beberapa kejanggalan dalam tradisi serah dan terima angpao.
Ia memaparkan, anak zaman sekarang kurang menunjukkan sopan santun kepada pemberi angpao. Dengan isu itu, nantinya Ernest akan memutar otaknya dan menjadikannya sebagai objek lelucon di atas panggung sambil merayakan Imlek.
"Gue ada kerja sama dengan Twitter, gue diundang untuk mengisi acara di Kemang. Nantinya gue akan membahas fenomena anak-anak kecil zaman sekarang yang ketika menerima angpao mereka langsung membukanya di depan orang yang memberikan angpao, itu nggak sopan kan," kata Ernest.
"Gue biasanya juga membahas tentang keluarga yang sedang merayakan Imlek ketika lagi tampil sih," tambahnya.
Menurut Ernest, perayaan Imlek bukan suatu hal yang harus dielu-elukan. Ia menegaskan bahwa Imlek hanya sebuah momen di mana dirinya dapat berkumpul dengan keluarga besarnya.
"Enggak ada yang unik sih, Imlek itu bukan suatu hal yang spektakuler. Cuma kumpul-kumpul sama keluarga dan ketemu saudara yang jarang bertemu."
(fad/vga)