Penjara Sesak di Malawi Sumbang Nominasi di Grammy

Ardita Mustafa & CNN | CNN Indonesia
Senin, 15 Feb 2016 19:40 WIB
Karya Ian Brennan dinyanyikan oleh tahanan penjara Malawi, dan masuk nominasi Album World Music Terbaik di Grammy Awards 2016.
Ilustrasi penjara (David McNew/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar baik jarang terdengar di Zomba, penjara dengan keamanan maksimum di Malawi, salah satu negara termiskin di dunia.

Jadi, saat produser musik Ian Brennan memberi kesempatan bagi para tahanan Zomba untuk menyumbangkan suara untuk salah satu lagu di album musik barunya, tentu saja disambut baik.

Saat ini, album musik Brennan yang berjudul I Have No Everything Here, masuk nominasi Album World Music Terbaik di Grammy Awards 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Album tersebut menjadi karya musik pertama dari Malawi yang masuk sebagai nominasi dalam ajang penghargaan musik tertinggi di dunia ini.

"Mereka sering menyanyikan lagu-lagu daerah ketika sedang melakukan kegiatan di luar sel penjara. Hal itu dilakukan agar mereka tetap bersemangat," kata Brennan, seperti yang dilansir dari CNN, belum lama ini.

"Mereka berada di balik sel selama 12 jam dalam sehari. Jadi saat ada kegiatan di luar sel, mereka memanfaatkan dengan sebaik-baiknya," lanjut Brennan.

Brennan dan istrinya, Marilena Delli, yang berkarier sebagai sutradara film dan fotografer, diperbolehkan memasuki Zomba dengan izin khusus.

Bersama sang istri, Brennan merekam segala aktivitas narapidaha di penjara yang paling sesak di dunia itu.

"Kapasitas penjaranya hanya untuk 330 tahanan, tetapi kini ada 2.000 tahanan di dalamnya," ujar Brennan.

"Mereka tidur saling bertumpukan. Kepala bisa meniduri kaki atau sebaliknya. Seperti ikan sarden dalam kemasan kaleng," lanjut Brennan.

Kematian Bisa Datang Kapan Saja 

Sesaknya penjara bukan menjadi hal yang dikhawatirkan para narapidana di Zomba, karena kematian bisa merenggut kehidupan mereka kapan saja.

Brennan mengatakan, banyak tahanan yang mengidap penyakit HIV atau AIDS.

"Mengutip perkataan salah satu narapidana, jika saat masuk Anda tidak mengidap HIV, mungkin di saat 'pergi' Anda akan mengidapnya," kata Brennan.

Nasib para tahanan wanita mungkin lebih pilu. Meski mereka hanya diperbolehkan membawa satu anak berumur di bawah lima tahun ke dalam tahanan, namun kondisi sel mereka sangat mengenaskan.

Keadaan tersebut dituangkan Brennan dalam salah satu lirik lagunya, "Please don't kill my child."

"Saya meminta orang-orang untuk mendengarkan lirik lagu yang lebih indah dari lirik lagu ini," kata Brennan.

Narapidana Menjadi Korban

Brennan mengatakan, tahanan di Zomba dijebloskan atas berbagai tuduhan tindakan kriminal.

Beberapa sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup yang diterima saat masih remaja. Banyak pula narapidana yang malah menjadi korban dari pelaku kejahatan yang sebenarnya.

"Ada seorang pria yang dijebloskan ke penjara karena membunuh saat masih berusia 11 tahun. Saat ini, umurnya 33 tahun," ujar Brennan.

Tidak hanya kesehatan, para tahanan juga tidak mendapat keadilan di mata hukum.

"Mereka buta hukum, apalagi hukum yang dibacakan dalam bahasa Inggris. Ini situasi yang rumit," kata Brennan.

Melalui albumnya, Brennan berharap dapat memperbaiki kondisi penjara dan narapidana di Zomba.

Sedikit demi sedikit, harapannya bisa dibilang terwujud, karena tiga tahanan wanita yang ikut sumbang suara telah dibebaskan setelah menjalani prosedur hukum yang sesuai.

"Kami berusaha memberikan suara untuk populasi yang tidak dianggap dari negara yang tidak dipedulikan," ujar Brennan.

(ard/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER