Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya menggelar acara tahunan semegah Grammy Awards jelas bukan perkara mudah. Tak percaya? Tanyakan saja pada orang-orang di balik layar yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini.
Sebagaimana digambarkan laman
People lewat video, baru-baru ini, acara Grammy menuntut kekompakan dan kerja keras tim, dari petugas karpet merah, para penari, produser, sampai teknisi lampu.
Tak terbayangan kerepotan tim Grammy. Menurut CBS New York, mereka bertanggung jawab menyuguhkan lebih dari 20 aksi musikal, juga menyiapkan 400-an mikrofon, plus empat set panggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekalipun sudah 34 tahun berpengalaman menyiapkan acara Grammy, toh Produser Eksekutif Ken Ehrlich masih merasakan kerepotan. Setiap tahun selalu ada saja hal baru yang perlu dipersiapkan.
“Apa yang benar-benar dibutuhkan adalah menyatukan peristiwa musik dengan diri kita sendiri [selaku panitia] secara berkesinambungan,” kata Ehrlich kepada CBS New York.
Dengan kata lain, panitia harus memahami perkembangan teknologi dan perubahan selera masyarakat, terutama para pencinta musik. Tentu saja, diakui Ehrlich, itu bukan pekerjaan mudah.
“Setiap orang [dalam kepanitiaan] tahu tugasnya. Tugas yang sangat rumit, sangat menyita perhatian, namun tak tersedia celah untuk melakukan kesalahan,” kata peramu musik John Harris.
Menurut LL Cool J, yang sudah tiga kali memandu acara Grammy, semua memang terlihat baik-baik saja di atas panggung, karena orang tak tahu apa yang sesungguhnya terjadi di balik layar.
“Ada banyak pahlawan tak dikenal yang berjasa menyukseskan penampilan Katy Perry, anda tahu kan maksud saya,” kata LL dikutip CBS. “[Begitulah] ada banyak urusan di belakang layar.”
Acara Grammy tak hanya melibatkan “orang sekampung,” melainkan juga membutuhkan seabrek peralatan eletronik canggih, terutama Mac. Demikian dilansir laman Mac World, beberapa waktu lalu.
Selain 400-an mikrofon, acara ini juga membutuhkan 155 ton lampu, 13.000 ampere daya listrik, 19 layar video, 94 alat pengeras suara dan komputer Mac dalam jumlah banyak!
Menurut teknisi audio Joel Singer, peralatan Mac selalu digunakan untuk urusan audio di ajang Grammy, meliputi MacBook Pro, Mac Pro, G5 dan G4 untuk merekam gambar di atas panggung.
Penggunaan produk Mac tentu saja juga memudahkan bagi mereka yang menonton acara Gramy via
webcast. Lumrah, mengingat sebagian besar warga Amerika Serikat memang menggunakan Mac.
Begitulah, bisnis musik sebagaimana dinyatakan laman Variety, memang bisnis yang sangat besar. Butuh “sekampung”—banyak orang dan peralatan—untuk menggelar acara musik sekaliber Grammy.
Setidaknya, selain pemandu acara LL Cool J, acara Grammy juga membutuhkan
talent producer, yang mengurusi para artis penampil dan mengatur akomodasi, plus transportasi sekitar 250 mobil.
Ada juga kru panggung yang melibatkan direktur dan wakil direktur, serta perancang produksi, yang bertugas mengembangkan mata acara agar memikat dari satu aksi ke aksi lain.
Tak ketinggalan peran perancang pencahayaan yang bekerja sama dengan tim desain. Tambah lagi tim
audio mixer. Setiap aksi di atas panggung membutuhkan sekitar 100
audio input.Lalu lalang para artis di karpet merah juga diatur, lho. Ada kru yang mengatur arus lalu lalang seribuan artis dan tamu, termasuk 1.500-an kru. Lalu, di dalam gedung, ada koordinator kursi.
Tugasnya, tentu saja mengatur tempat duduk para artis dan tamu. Sang koordinator kursi bekerja sama dengan tim kamera agar proses pengambilan gambar nomine maupun penampil berjalan mulus.
Selesai? Belum juga. Masih ada petugas lampu. Tugasnya bukan semata mengatur pencahayaan, tapi juga mengurusi segala aspek teknologi, dari satelit, daya listrik sampai generator.
Meski lelah bekerja keras, pastinya panitia bakal tersenyum puas bila melihat
rating tinggi acara Grammy ke-58 di Staples Center, Los Angeles, pada Senin malam (15/2), yang disiarkan oleh CBS.
(vga/vga)