'Mata-mata Uni Soviet' Raih Piala Oscar Pertama

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Senin, 29 Feb 2016 10:58 WIB
Mark Rylance, aktor senior yang memerankan Rudolf Abel dalam film Bridge of Spies, memenangi Piala Oscar pertamanya melalui kategori Aktor Pendukung Terbaik.
Mark Rylance ketika memenangkan piala Oscar pertamanya di Dolby Theatre, Amerika Serikat, pada Senin (28/2). (REUTERS/Mario Anzuoni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mark Rylance alias Rudolf Abel, si mata-mata Uni Soviet dalam film garapan Steven Spielberg, Bridge of Spies, berhasil meraih piala Oscar pertamanya dalam kategori Aktor Pendukung Terbaik. Academy Awards ke-88 diselenggarakan di Dolby Theatre Los Angeles, Minggu (28/2) malam waktu setempat.

Ia mengalahkan rekan sejawatnya seperti Christian Bale (The Big Short), Tom Hardy (The Revenant), Mark Ruffalo (Spotlight), serta si aktor kawakan Sylvester Stallone (Creed).

Kemenangan pertamanya di ajang penghargaan Oscar ini ia persembahkan untuk sang sutradara, Spielberg, serta lawan mainnya dalam film Bridge of Spies, Tom Hanks.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini saya sangat mengidolakan mereka, dan setelah mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan pendongeng terbaik di dunia, saya merasa sangat terhormat," ujarnya ketika menjajakan kaki di atas panggung Oscar.

"Ia (Spielberg) selalu memimpin dengan cinta, walaupun ia dikelilingi banyak monster. Saya sangat senang bahwa film Bridge of Spies dinominasikan berulang kali," ia melanjutkan.

Menurut penuturannya, Piala Oscar pertama yang ia dapatkan tak mungkin ia bawa pulang jika bukan karena bantuan yang diberikan Hanks selama proses syuting.

Walaupun sama-sama senior di industri film dunia, Rylance mengaku, melakukan proses syuting bersama Hanks membuat segalanya terasa mudah.

"Saya pikir, jika Anda pernah bermain bersama Tom Hanks, hal itu akan membantu!" tegasnya.

"Saya sangat bangga karena telah memenangkan ini, terima kasih banyak."

Bridge of Spies menceritakan tentang James Donovan (Hanks), yang terlibat perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet.

Ia harus membela Rudolf Abel sebagai mata-mata Uno Soviet yang tertangkap di AS. Keputusan membela musuh membuatnya dihujat, keluarganya pun terancam.

Pada saat yang bersamaan, pilot mata-mata AS pun tertangkap di Uni Soviet. Seolah ingin menambah masalah, mahasiswa AS ditangkap di Jerman dengan tuduhan mata-mata. James harus melepaskan mereka semua tanpa menempatkan dirinya maupun keluarganya dalam bahaya. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER