Konser 'Paket Hemat' Chris Botti dan Sting di Java Jazz 2016

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Minggu, 06 Mar 2016 05:30 WIB
Melihat kepopuleran keduanya, ada baiknya panitia JJF memisahkan panggung kedua musisi berbakat itu jika ingin mengundangnya pada JJF mendatang.
Sting dalam salah satu penampilannya. (REUTERS/Carlo Allegri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Festival musik Java Jazz Festival 2016 (JJF 2016) hari kedua digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, pada Sabtu (5/3). Selain penampilan musisi lokal seperti Glenn Fredly, Dian Pramana Poetra dan Dewa Budjana, panggung JJF 2016 hari kedua juga dimeriahkan oleh musisi internasional, mulai dari Ron King Big Band, David Foster dan si peniup terompet yang tampan, Chris Botti.

Khusus pertunjukan Botti, panggungnya juga dimeriahkan oleh Sting, pemain bass sekaligus vokalis band The Police yang kini bersolo karier.

Jika harga tiket perhari JJF 2016 dijual seharga Rp650.000, tiket panggung Botti dan Sting dijual seharga mulai dari Rp900.000 hingga Rp3,5 juta. Harga ini berbeda untuk panggung Botti dan Sting pada Minggu (6/3), yang dijual seharga mulai dari Rp1,9 juta hingga Rp3,5 jutaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski harga tiketnya hampir sama dengan harga telepon selular baru, namun para "jazz goers" tetap memborong tiket untuk menyaksikan penampilan Botti dan Sting.

Antusiasme penonton Botti dan Sting semakin terasa ketika mendekati BNI Hall, ruangan konser dadakan yang didirikan di komplek JIExpo. Sejak pukul 22.30 WIB, mereka sudah terlihat berdiri untuk antre masuk di enam jalur masuk yang disediakan.

Beberapa penonton juga terlihat sudah mengenakan topi fedora, penutup kepala yang kerap dikenakan oleh musisi jazz pada era 50-an.

Banyaknya penonton tidak diiringi dengan kesigapan panitia pengecekan tiket masuk menuju area BNI Hall, sehingga antrean sempat tersendat. Tapi para penonton tampaknya tidak terlalu kecewa, karena sepertinya mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut di JJF setiap tahunnya.

Berbeda dengan konser musik lainnya, antrean di JJF tentu saja masih terbilang manusiawi, karena yang datang kebanyakan orang berduit, tentu saja yang gemar akan musik jazz. Terlihat pula penampakan musisi Glenn Fredly dan Aura Kasih.

Masuk ke BNI Hall, penonton langsung terbagi ke empat penjuru, area festival, tribun, VIP dan VVIP.

Bagi penonton dengan kategori yang disebutkan paling akhir, tentu saja dapat menonton penampilan Botti-Sting dengan lebih nyaman dan jelas dari tempat duduk.

Tapi panitia JJF 2016 tidak pilih kasih, karena panggung Botti-Sting juga dilengkapi dengan dua layar besar yang bisa disaksikan oleh pemegang tiket kategori yang lain.

'Tiupan' Botti

Tepat pukul 23.35 WIB dua orang pemandu acara muncul. Mereka lalu memanggil nama Botti untuk naik ke atas panggung.

Botti tampil mengenakan setelan jas dan kemeja resmi. Ia tampil ditemani oleh seorang pemain piano, penabuh drum, penabuh perkusi, pemetik gitar, pemetik bass, pemain biola dan dua orang penyanyi latar.

Awal penampilannya, Botti mengajak sang pemain biola yang tampil cantik dengan gaun hitam panjang tanpa lengan dan belahan tinggi di punggung.

Hingga lagu ketiga, mereka memanaskan panggung JJF 2016. Sang pemain biola tampil enerjik menyeimbangkan penampilan Botti yang kalem dan misterius.

Selain lagu dari albumnya sendiri, versama sang pemain biola Botti juga membawakan lagu milik penyanyi lain, salah satunya ialah When I Fall In Love.

Lagu-lagu dari album Botti tidak dibawakan begitu saja. Bersama bandnya, ia juga mengaransemen lagu-lagunya menjadi irama smooth jazz, bossanova, salsa hingga rock.

Ide aransemen ulang yang dilakukan Botti mengundang decak kagum. Meski demikian, sebagian besar penonton di kelas festival memilih untuk duduk, mungkin karena mereka merasa canggung untuk menganggukan kepala mengikuti alunan aransemen yang terasa baru di telinga.

Baru pada lagu keempat, Botti menyapa penonton JJF 2016. "Selamat malam, Jakarta! Sangat senang bisa kembali tampil di sini. Ini adalah kebanggaan saya. Jangan dulu beranjak, masih ada Sting yang akan tampil bersama saya," kata Botti.

Setelah menyapa, Botti kembali meniup terompetnya. Kali ini ia mengajak penyanyi latar, seorang wanita berkulit hitam, untuk mengisi suara.

"Terima kasih, saya juga senang bisa berada di sini," kata sang penyanyi latar.

Pada lagu kedelapan, mereka berduet menyanyikan lagu The Look of Love, kali ini dengan aransemen salsa.

"Ayo Jakarta, lebih bersemangat!" teriak Botti.

Indahnya suara sang penyanyi latar kembali digantikan oleh sang pemain biola yang tampil pada lagu kesembilan.

Tidak ingin mengendorkan semangat, ia dan Botti lalu membawakan lagu Smooth Criminal dengan gaya rock.

Sang pemain biola seakan ingin menunjukkan kalau biola bisa dimainkan dalam aransemen musik apa saja.

"Ngeri banget, ngeri banget," kata seorang penonton yang antusias menyaksikan penampilan sang pemain biola yang seakan kesurupan di atas panggung.

'Petikan' Sting

Puas dengan kolaborasinya bersama penyanyi latar dan pemain biola hingga lagu kesembilan, Botti lalu memanggil nama Sting ke atas panggung.

Seketika penonton yang tadinya duduk langsung berhamburan ke depan panggung, demi menyaksikan Sting yang masih terlihat tampan itu.

Malam itu Sting mengenakan jas berwarna merah dan hijau tua, kaus berwarna biru dan celana jeans berwarna hitam.

Tidak banyak basa-basi, ia dan Botti lalu membawakan lagu If I Ever Lose My Faith In You.

"Terima kasih, Jakarta!" ujar Sting sambil menatap ke sekeliling BNI Hall.

Berturut-turut, Sting dan Botti membawakan lagu Every Little Thing She Does Is Magic, Seven Days, Fields Of Gold, Bourbon Street, dan lagu milk Frank Sinatra, In The Wee Small Hours.

Baru pada lagu Bourbon Street, Sting tampak menggoyangkan pinggulnya dengan seksi. Sepertinya ia sudah mulai terbiasa dengan panggung JJF 2016 dan tidak lupa mengucapkan terima kasih seusai bernyanyi.

Sebelum menyanyikan lagu In The Wee Small Hours, Botti sedikit berkisah mengenai kekagumannya akan Sinatra dan Sting.

"Sting dan Sinatra ialah dua musisi yang saya kagumi. Keduanya mempunyai bakat yang hampir sama," kata Botti.

"Ketika saya menawari Sting untuk membawakan lagu ini, ia langsung setuju. Jadi lagu ini kami persembahkan untuk Sinatra," lanjutnya.

Setelah lagu ke-15 itu, Botti silam dan meninggalkan Sting sendiri di atas panggung.

Sting pun langsung mengambil alih panggung dengan kembali membawakan lagu-lagunya, mulai dari Shape Of My Heart, Message In The Bottle dan Desert Rose.

Lagu-lagu tersebut membuat banyak penonton wanita menjerit histeris, karena Sting tampil tanpa jas, sehingga otot tangannya terlihat jelas.

"Gila, masih bagus banget badannya," kata seorang penonton wanita yang sangat fasih dengan lagu-lagu tersebut.

Ketiadaan Botti digantikan dengan kemunculan sang pemain biola dan penyanyi latar. Meski Sting ialah musisi yang paling ditunggu, namun aksi mereka bukan sekedar tempelan, sehingga penonton tidak merasa terganggu dan ikut memberikan tepuk tangan.

Di lagu ke-20, Sting membawakan lagu Roxanne. Kali ini giliran penonton pria yang asyik meloncat-loncat, meski tempo lagu tersebut terasa lebih lambat.

Menjelang akhir lagu Roxanne, Sting memadukannya dengan lagu milik Bill Withers yang berjudul Ain't No Sunshine.

Lagu sempilan itu dibawakan hanya secuil, karena Sting kembali membawakan akhir lagu Roxanne dengan aransemen reggae.

Penonton tampak semakin menggila begitu Sting membawakan lagu Every Breath You Take. Botti pun kembali tampil di atas panggung menemaninya.

Sayangnya, kehadiran kembali Botti tampak membuatnya hanya sebagai tempelan, karena aura Sting jauh terasa lebih kuat walau tidak melakukan aransemen serumitnya.

Total 25 lagu dibawakan oleh Botti dan Sting malam itu. Bersama seluruh pemain band, keduanya pamit dari atas panggung.

Secara keseluruhan, konser Botti dan Sting bagai konser paket hemat yang layak untuk disaksikan. Kapan lagi bisa menyaksikan kedua musisi legendaris ini tampil dalam satu panggung?

Melihat kepopuleran keduanya, ada baiknya panita JJF memisahkan panggung kedua musisi berbakat itu jika ingin mengundangnya pada JJF tahun-tahun berikutnya, agar para penggemar bisa lebih puas dan ikhlas dalam membeli tiket.

Adu Bakat dan Prestasi

Botti, terakhir kali merilis album musik bertajuk Impressions pada 2013. Album pertamanya bertajuk First Wish yang dirilisnya pada 1995.

Sepanjang kariernya, Botti telah meraih beberapa penghargaan bergengsi, salah satunya ialah Grammy Awards atas nominasi Best Pop Instrumental Album pada 2013.

Sedangkan Sting telah berkarier sejak 1971, ketika itu ia bergabung dengan band The Police. Selain membuat lima album dengan The Police, Sting juga telah merilis 11 album solo.

Tidak hanya musik, Sting juga merambah dunia akting dengan berperan dalam belasan film, salah satunya ialah Quadrophenia pada 1979.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER