Kala Nino Fernandez 'Memutar Lidah' Jadi Orang Perancis
Apriliana Lloydta Anuraga | CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2016 11:02 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Baik Nino Fernandez maupun Velove Vexia bukan orang Perancis dan Sunda. Saat diminta berbahasa seperti orang Perancis dan Sunda dalam film Wa’alaikumsalam Paris, keduanya jelas kesulitan.
Bukan sekadar memahami bahasa dan artinya, mereka juga harus mempraktikkan dengan logat meyakinkan sebagai orang Perancis maupun Sunda.
Ditemui usai peluncuran film terbarunya itu di Jakarta baru-baru ini, Nino mengungkapkan betapa dirinya tak biasa berbahasa Perancis. Aktor kelahiran Hamburg 32 tahun lalu itu lebih bisa bahasa Jerman.
"Tapi kan ya beda lah," ujarnya. Ia pun harus belajar bahasa Perancis. Dua hari Nino "mengurung diri" dengan bahasa Perancisnya.
"Pokoknya pas dua hari itu enggak ada yang boleh ganggu saya. Saya juga coba dengar-dengar sedikit cara orang sana ngomong [Perancis]," ia bercerita.
Dalam Wa'alaikumsalam Paris, ia akhirnya terdengar cukup fasih berbahasa Perancis. Meskipun, Nino sebenarnya tak tahu kata-kata lain di luar dialog yang ditentukan untuknya. Semua dialognya hafalan. Itu pun ia sangat berhati-hati melafalkannya.
"Karena kalau kelewat satu kata atau satu huruf saja, bisa-bisa arti yang dimaksud itu beda," katanya.
Di sisi lain, Velove berjuang untuk berbahasa Sunda. Meski itu masih termasuk bagian dari Indonesia, Velove juga kesulitan karena ia bukan orang Sunda.
"Logatnya suka tinggi tiba-tiba, gayanya," ujarnya menyebutkan hal-hal sulit dalam bahasa Sunda.
Velove masih beruntung, karena sutradara film itu sendiri, Benni Setiawan, masih keturunan Sunda. Namun perjuangannya tak sampai di situ. Demi mendapatkan penampilan ala mojang Sunda, Velove juga menggelapkan kulit dan mengecat rambut.
Dalam film yang tayang mulai hari ini, Kamis (17/3) Velove menjadi Itje, seorang gadis asal Bojong, Jawa Barat yang menikah dengan pria Perancis bernama Clement (Nino Fernandez). Itje ingin memperbaiki keturunan sekaligus menjadi orang kaya di Paris.
Setelah menikah, Itje pun diboyong Clement ke rumahnya. Bermimpi akan punya rumah di Paris, Itje harus kecewa karena ia justru dibawa ke sebuah rumah di tengah perkebunan anggur di Bordeaux.
Itje harus benar-benar menguji dirinya untuk bertahan di sebuah tempat yang jauh dari Paris itu untuk waktu yang lama, bahkan tanpa sinyal.
Di sana lah Nino harus benar-benar meyakinkan penonton bahwa ia memang merupakan orang asli Perancis. Sang aktor berdialog dengan orang-orang Perancis asli. Sementara Itje, harus tampil meyakinkan dengan bahasa Sundanya yang kental. (rsa)
Bukan sekadar memahami bahasa dan artinya, mereka juga harus mempraktikkan dengan logat meyakinkan sebagai orang Perancis maupun Sunda.
Ditemui usai peluncuran film terbarunya itu di Jakarta baru-baru ini, Nino mengungkapkan betapa dirinya tak biasa berbahasa Perancis. Aktor kelahiran Hamburg 32 tahun lalu itu lebih bisa bahasa Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalau kelewat satu kata atau satu huruf saja, bisa-bisa arti yang dimaksud itu beda," katanya.
Di sisi lain, Velove berjuang untuk berbahasa Sunda. Meski itu masih termasuk bagian dari Indonesia, Velove juga kesulitan karena ia bukan orang Sunda.
"Logatnya suka tinggi tiba-tiba, gayanya," ujarnya menyebutkan hal-hal sulit dalam bahasa Sunda.
Velove masih beruntung, karena sutradara film itu sendiri, Benni Setiawan, masih keturunan Sunda. Namun perjuangannya tak sampai di situ. Demi mendapatkan penampilan ala mojang Sunda, Velove juga menggelapkan kulit dan mengecat rambut.
Dalam film yang tayang mulai hari ini, Kamis (17/3) Velove menjadi Itje, seorang gadis asal Bojong, Jawa Barat yang menikah dengan pria Perancis bernama Clement (Nino Fernandez). Itje ingin memperbaiki keturunan sekaligus menjadi orang kaya di Paris.
Setelah menikah, Itje pun diboyong Clement ke rumahnya. Bermimpi akan punya rumah di Paris, Itje harus kecewa karena ia justru dibawa ke sebuah rumah di tengah perkebunan anggur di Bordeaux.
Itje harus benar-benar menguji dirinya untuk bertahan di sebuah tempat yang jauh dari Paris itu untuk waktu yang lama, bahkan tanpa sinyal.
Di sana lah Nino harus benar-benar meyakinkan penonton bahwa ia memang merupakan orang asli Perancis. Sang aktor berdialog dengan orang-orang Perancis asli. Sementara Itje, harus tampil meyakinkan dengan bahasa Sundanya yang kental. (rsa)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK