'Kampung Halaman' Sex Pistols Masuk Daftar Bersejarah

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Rabu, 23 Mar 2016 15:27 WIB
Denmark Street 6, kawasan perumahan di London, masuk dalam daftar bangunan bersejarah. Di sana, Sex Pistols menorehkan sejarah perkembangan punk rock.
Denmark Street 6, kawasan perumahan di London, masuk dalam daftar bangunan bersejarah. Di sana, Sex Pistols menorehkan sejarah perkembangan punk rock. (Evening Standard/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kawasan perumahan tempat Sex Pistols tampil dan merekam album musik di London pada era 70-an, masuk dalam daftar bangunan bersejarah seperti yang dikatakan oleh Badan Kebudayaan dan Sejarah Inggris.

Hingga saat ini, kawasan Denmark Street 6 yang dibangun pada abad ke-17 silam masih dihiasi grafitti yang ditorehkan oleh manajer Sex Pistols, Malcom McLaren, personel Sex Pistols, John Lydon dan kekasih Sid Vicious, Nancy Spungen.

Dikutip dari Pitchfork pada Rabu (23/3), Badan Kebudayaan dan Sejarah Inggris menyebut kawasan tersebut sarat dengan sejarah perkembangan kebudayaan punk rock yang kini mendunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Sex Pistols mengenai hal tersebut.

Padahal sebelumnya, anak dari Malcom McLaren dan perancang busana Vivienne Westwood, Joe Corré, mengaku geram dengan Kerajaan Inggris yang memberi restu untuk acara Punk London.

Sebagai bentuk protes, Corre berencana untuk membakar koleksi bertema punk miliknya yang ditaksir bernilai hingga US$7 juta.

Corre, yang mengkuti jejak orang tuanya dengan mendirikan perusahaan pakaian dalam Agent Provocateur, berencana membakar koleksinya pada 26 November mendatang.

Tanggal tersebut bertepatan dengan ulang tahun lagu Anarchy in the UK yang ke-40.

"Kebudayaan alternatif dan punk menjadi terlalu mainstream. Bukannya menjadi pergerakan untuk perubahan, punk malah menjadi museum pengenangan," kata Corre, melalui keterangan resmi yang dikutip dari The Independent, pada Kamis (17/3).

"Hal buruk yang bisa terjadi ialah orang-orang berhenti untuk memperjuangkan apa yang dipercaya. Mereka seakan perlu diledakkan sekali lagi," lanjutnya.

(ard/ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER