Silampukau Bermain di Cikini, Bernyanyi tentang Surabaya

Andika Putra | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2016 12:01 WIB
Tak sekadar melantunkan lagu-lagu berirama folk dan berlirik unik, Silampukau juga mengajak para penonton berjoget dangdut.
Silampukau tampil di acara 'Bermain di Cikini' di Jakarta (30/3). (CNNIndonesia / M. Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Baru merilis satu album musik Dosa, Kota dan Kenangan (2015), Silampukau berhasil memukau banyak pencinta musik. Terbukti, tiket konsernya tadi malam di Cikini, Jakarta, tadi malam (30/3), ludes tak bersisa.

Grup band asal Surabaya, Jawa Timur, ini tampil di acara bertajuk Bermain di Cikini yang digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM). Setelah sebelumnya, pada pertengahan Maret 2016, tampil di Music Gallery.

Keunikan Dosa, Kota dan Kenangan yang menjagokan lagu Bola Raya, Puan Kelana serta Doa 1 menjadi alasan panitia Bermain di Cikini tertarik mengundang duo Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening untuk tampil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya, Dharmawan, Dimas dan Silvia [manajer Silampukau] percaya bahwa keberanian mereka dalam menceritakan realitas Kota Surabaya dengan lirik yang jelas harus dipublikasikan secara luas," ujar Felix Dass, panitia.

Begitu Felix berseru, "Selamat menikmati," tirai panggung pun terbuka. Tampak duo Kharis dan Eki dengan gitar masing-masing. Tanpa membuang waktu, keduanya mengajak para penonton "bermain bola" lewat Bola Raya.

Tanpa basa-basi mereka mengestafet dengan Si Pelanggan, Balada Harian, Aku Duduk Menanti dan Malam Jatuh di Surabaya. Lantunan irama balada dan lirik unik, membuat para penonton terpesona dan riuh bertepuk tangan.

Lirik Si Pelanggan, misalnya, mengisahkan seorang laki-laki yang ingin menikmati hubungan seksual dan membayar PSK di Jalan Dolly, Surabaya. Begitu pula lirik Malam Jatuh di Surabaya menceritakan situasi malam hari di kota asal.

Usai Silampukau bernyanyi, tiba-tiba tirai pangung tertutup, membuat para penonton celingukan. Adakah konser usai setelah lima lagu dilantunkan? Ternyata tidak, karena tirai panggung terbuka lagi. Kharis menyapa para penonton.

"Terima kasih yang sudah hadir, kami merasa terhormat bisa bermain di gedung pertunjukan yang legend ini," kata Kharis. TIM, yang berada satu kompleks dengan kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ), sudah berdiri sejak 1968.

Lalu, pria bersuara berat dan medok ini memberikan kejutan untuk para penonton, "Kami akan diiringi oleh legendaris Indonesia untuk main lagu dangdut. Kami memang folk, tapi dosa secara kultural kalau enggak main dangdut."

Pemain gendang Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR), Hari Muke Kapur, langsung beraksi, mengiringi Kharis dan Eki membawakan lagu baru Aduh Abang Sayang. Selain mereka, juga tampil vokalis centil, Ayu.

Saat menyanyi, Ayu juga berjoget minimalis sembari merayu Hari. Si musisi pun merespon dengan gerakan-gerakan aneh di sela permainan gendang. Karuan saja, para penonton terbahak melihat aksi kocak mereka.

Setelah beristirahat selama 10 menit, Kharis dan Eki kembali ke atas panggung dengan baju berbeda. Penampilan mereka di babak ke-dua ini terlihat lebih interaktif dengan para penonton yang dibekali marakas oleh panitia.

Sebelum bernyanyi, Kharis selalu menceritakan filosofi atau latar belakang lagunya yang kebanyakan berkisah tentang suasana Surabaya. Meski membawakan lagu dari album musik perdana, Silampukau tak melupakan lagu lama. 

Dengan energik, mereka melantunkan Berbenah, Cinta itu, Bianglala, Lagu Rantau, Sang Juragan, Puan Kelana dan Doa 1. Lagu yang disebut terakhir ini memiliki lirik tak biasa yang membuat para pendengar tersenyum geli.

Simak saja liriknya yang berbunyi, "Duh Gusti, aku kesasar di jalur indie. Terima sablon kaos dan kadang gantungan kunci. Musisi, Gusti, musisi, bukan jadi penjaga distro kayak gini." Para penonton spontan membikin kor.

Sebelum menyanyikan lagu Doa 1 sebagai penutup konser kali ini, Kharis sempat melontarkan canda kepada para penonton sembari tertawa, "Ya, selanjutnya ini bisa jadi lagi terakhir kami. Ini karena kami kehabisan lagu ya."

Selesai menyanyikan lagu itu, tirai tertutup dan para penonton berteriak, "Lagi! Lagi! Lagi!" Permintaan para penonton dikabulkan oleh Kharis dan Eki. Keduanya kembali naik ke atas panggung bersama rekan-rekan musisi pengiring.

"Yang tadi kami bercanda dan sok klise, ya. Tapi yang sekarang kami serius ya, setelah lagu ini kami enggak punya lagu lagi," ujar Kharis. Lagu Sampai Jumpa pun dilantunkan sebagai penutup yang pas, dan tentu saja: memukau.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER