Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak album Viva La Vida dirilis pada Juni 2008 silam banyak pihak menilai album Coldplay selanjutnya mengalami penurunan. Mereka dianggap kian membuat musik-musik mainstream di tiga album setelahnya yaitu, Mylo Xyloto, Ghost Stories dan A Head Full of Dreams. Sedangkan, dari tujuh album yang telah dikeluarkan, album X&Y disebut-sebut sebagai album terbaik Coldplay.
Pada kemunculan pertamanya, pada tahun 2000 lalu, lewat album Parachutes, Chris Martin Cs langsung disandingkan sejajar dengan Radiohead. Namun, banyak orang menganggap Coldplay kini telah berputar meninggalkan karakter awal mereka.
Meski begitu, ternyata sang vokalis mengaku bakal terkejut jika dia bersama bandnya masih membuat musik-musik seperti di album-album lawas mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan kaget kalau ada album konvensional Coldplay yang lain. Saya merasa, Coldplay sudah berada tempat yang semestinya saat ini," kata Chris dalam wawancaranya dengan Beats 1, seperti dilansir
Huffington Post.
Di tempat lain, Radiohead sendiri telah kembali ke permukaan setelah belum lama ini merilis album terbaru mereka yang berjudul A Moon Shaped Pool, yang dianggap sebagai album dengan gaya yang tidak konvensional.
"Maksud saya, seperti apa yang pernah saya katakan beberapa tahun lalu. Saya merasa inilah bab penutup dari sesuatu. Dan sepertinya saya benar-benar melakukan itu," ujarnya.
Walau dinilai telah meninggalkan karakter awalnya, namun Chris mengatakan tidak pernah membayangkan bandnya akan bubar. Dia malah menyebut, apa yang telah melakukan dia bersama Jonny Buckland, Guy Berryman dan Will Champion adalah sesuatu yang membanggakan.
"Saya tidak berpikir kami akan bubar sebagai band, semoga kami bisa terus melakukan sesuatu. Tetapi, sebagian diri saya merasa, tujuh album yang telah kami buat adalah pencapaian, dan album itu terbentuk dari berbagai macam bentuk. Saya sangat bangga dengan album-album itu," kata Chris.