Mutualisme antara Musisi dan Produsen Rokok

M. Andika Putra | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mei 2016 18:22 WIB
Setelah adanya pembatasan promosi rokok, produsen rokok beralih ke musik, masuk dengan cara halus.
Barasuara (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia memberikan pengawasan yang cukup ketat kepada produsen rokok di Indonesia melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 109/2012 yang mengatur iklan dan promosi rokok. Seperti Pasal 24 ayat 1 yang berbunyi “Setiap produsen dilarang mencantumkan keterangan atau tanda apa pun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif."

Pembatasan promosi rokok bukan hanya dari produsen rokok, melainkan juga dari beberapa media yang dapat mempromosikan rokok. Larangan ini berlaku untuk acara televisi, seperti film, sinetron, dan beberapa acara lain.

Namun peraturan itu tak berhasil membendung produsen rokok. Mereka beralih ke media lain untuk promosi, yaitu musik. Produsen rokok masuk ke industri musik Indonesia dengan cara halus. Mereka tak pernah secara gamblang menyebutkan produk saat acara berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari logo huruf sampai logo warna. Bahkan ada salah satu produsen rokok yang intens mengadakan acara musik, menampilkan musisi yang sedang hits, sehingga banyak pengunjung yang datang dan masuk dalam "jebakan."

Tidak hanya membuat acara musik, produsen rokok di Indonesia juga menjadi sponsor musisi yang melakukan tur. Seperti band Barasuara yang baru saja menyelesaikan tur Taifun 2016 atas dukungan rokok warna merah dengan logo dua variabel. Dalam setiap media promosi Barasuara, selalu terpampang nama acara musik yang diusung oleh produsen rokok tersebut.

Manajer Barasuara, Assa Nuraga, menjelaskan sebelumnya ia mengajukan penawaran ke beberapa pihak untuk menjadi sponsor tur.

"Promotor tur Barasuara Juni Suara Kreasi. Kami lempar proposal, ada beberapa brand yang tertarik dan kerja dengan kami. Saat itu paling enak sama produsen rokok. Akhirnya kami meeting dan sepakat untuk jalan sama mereka," ujar Assa saat dijumpai CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Tim Barasuara dan produsen rokok itu setuju untuk menyambangi enam kota besar di Indonesia, yakni Yogyakarta, Malang, Solo, Surabaya, Bandung dan Jakarta.

Assa menjelaskan, bahwa kota tersebut sudah diriset oleh manajemen Barasuara dan produsen rokok. Mereka merasa enam kota itu sesuai dengan pasar Barasuara dan produsen rokok.

Walau baru mengeluarkan satu album, nama Barasuara selalu santer dibicarakan dan sering tampil di acara musik. Album cetakan pertama sebanyak 5.000 kopi habis terjual.

Produsen rokok itu memilih Barasuara karena mereka memiliki penggemar yang banyak, tersebar di beberapa kota. Mereka memanfaatkan ketenaran Barasuara untuk dapat menjual rokok.

Assa menganggap bahwa hal seperti itu bisa ditanggapi tiap orang secara berbeda, walau dia sendiri tak terganggu dengan hal itu.

"Tidak masalah kalau rokok masuk ke ranah musik. Mereka juga tidak mengatur musik harus seperti apa, jadi tidak pengaruh," kata Assa.

Terhitung ini bukan kali pertama Barasuara didukung oleh produsen rokok. Sebelumnya mereka sering tampil dengan musisi lain dalam acara musik yang disponsori produsen rokok, termasuk konser perilisan album perdana. Namun saat itu sponsor rokok tak terlalu terlihat seperti tur Taifun 2016 yang mereka lakukan.

"Ya sebenarnya branding rokok akal-akalan. Kalau konser pertama, mereka (produsen rokok) kan internasional branding, tidak boleh terlalu gila-gilaan. Mereka lebih ketat karena ada regulasi juga, siasat semua," kata Assa.

Pengamat musik yang juga merupakan jurnalis, Bens Leo, menjelaskan rokok sudah masuk dalam industri musik Indonesia sejak dulu. Saat ini, terlihat begitu banyak karena produsen-produsen rokok berlomba untuk mendapatkan ruang promosi.

"Sponsor rokok saat ini tidak separah zaman dulu. Kalau dulu, setiap orang yang datang dibagikan rokok gratis. Satu orang bisa dapat dua batang. Kalau sekarang kan sales promotion girl [SPG] yang jualan," kata Bens.

Menurut Bens, kurang sehatnya industri musik Indonesia membuat produsen rokok masuk. Mereka melihat celah karena jumlah penjualan rilisan fisik menurun dan pendapatan musisi semakin kecil. Musisi pun juga ingin terus tampil untuk menjaga eksistensi dan dapat membiayai kehidupan.

(sil)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER