Senandung Cinta Marcell Tanpa Joget di Kota Kembang

Dhio Faiz | CNN Indonesia
Jumat, 03 Jun 2016 09:39 WIB
Melantunkan lagu pop hingga lagu garang dengan luwesnya, namun Marcell malah berjoget kaku di konsernya di Sabuga, semalam (2/6).
Konser tunggal Marcell Siahaan "Anthology" di Sabuga, Bandung (2/6). (Dhio Faiz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lampu-lampu yang sedari tadi menyoroti panggung pertunjukan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, tadi malam (2/6), seketika padam. Ratusan penonton yang menjejali gedung itu sontak terkejut.

Lalu, segerombolan orang berpakaian putih memasuki panggung. Tak lama kemudian, lampu kembali menyala dan langsung menembak bagian kanan panggung. Ratusan pasang mata pun langsung tertuju pada seorang pria di bawah sorotan lampu.

Ialah Marcell Siahaan, sang bintang pertunjukan malam ini. Pria berkepala plontos itu pun langsung tancap gas menggebuk drum di hadapannya. Teriakan penonton—yang mayoritas perempuan berusia muda—langsung bersautan menyambut kehadiran sang bintang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menunjukkan sedikit kemampuannya bermain drum, Marcell langsung melantunkan Denganmu untuk memulai romantisme malam itu. Lalu ia melanjutkan dengan Mau Dibawa ke Mana sebelum menyapa para penggemarnya yang telah berdatangan sedari sore hari.

“Halo Bandung!” ia menyapa dan membuka konser tunggal pertamanya bertajuk Marcell Anthology. Ia melanjutkan, “Enggak pakai lama-lama. Saya enggak mau banyak omong, nanti malah jadi talkshow. Silakan cari liriknya dulu, biar kita bisa karaokean bareng malam ini.”

Marcell kembali menarik suaranya yang serak-serak basah. Kali ini ia melantunkan Peri Cintaku dan Jiwa yang Hilang seraya mengajak para penonton bergalau ria. Lalu, ia pun rehat.

Meski begitu panggung di auditorium utama Sabuga tak kosong. Kali ini HMGNC (Homogenic) yang menghibur telinga para penonton. Lagu Memories that Last a Dream menambah kesyahduan malam itu kala Marcell membasahi tenggorokannya.

Usai lagu dilantunkan, Marcell kembali ke atas panggung. Ia pun mengajak HMGNC  melantunkan Sisa Semalam. Nuansa elektro pop tersimak mengental di lagu kasmaran ini.

Setelah menunaikan tugasnya, HMGNC memberikan panggung seutuhnya kepada suami Rima Melati Adams itu. Marcell pun melanjutkan konser dengan lagu berirama dinamis Candu Asmara.

Tak berhenti di situ, Marcell menaikkan tensi pertunjukan dengan rangkaian medley. Lagu Cinta Mati, Semua yang Terlambat, dan Tak Biasanya dicampur aduk dan menghasilkan suguhan yang menarik.

Lalu, Marcell kembali rehat. Tak lama, ia kembali ke panggung dengan gaya kasual. Kali ini ia tampil bersama grup band andalannya, Konspirasi.

Suasana panggung berubah 180 derajat. Dari nuansa percintaan, Sabuga berubah menjadi cadas. Konspirasi menyanyian lagu bernada kritik sosial Dilema dan Melawan Rotasi. Marcell tampil begitu bersemangat dengan band ber-genre grunge satu ini. Ia seperti menunjukkan sisi lain dirinya.

“Konspirasi adalah suatu tarikan yang entah kenapa bisa ada. Mereka adalah keluarga yang selalu membuat saya bahagia,” ucap Marcell di sela-sela penampilannya bersama Konspirasi, malam itu.

Saat Konspirasi turun panggung, Marcell melanjutkan nuansa up-beat dengan lagu yang melambungkan namanya pada 2002, Hanya Memuji. Berikutnya, pria berusia 39 tahun itu menurunkan tempo pertunjukan dengan Jangan Pernah Berubah dan Kini. Penonton pun ikut bernyanyi bersama sang idola diiringi dentingan gitar akustik.

Tak berhenti memanjakan para penggemar di kota kelahirannya, Marcell mengundang Mocca ke atas panggung. Arina dkk mengajak Marcell menyanyikan Bukan Lagu Cinta dan Swing It Bob. Arina yang tampil pecicilan di atas panggung, mengajak Marcell untuk berdansa tango dan samba.

“Udahlah dek, lu kan tahu gue dari dulu enggak bisa joget. Di lagu Hanya Memuji aja joget gue aneh banget,” keluh Marcell yang kemudian mengundang gelak tawa penonton.

Usai penampilan bersama Mocca, Marcell pun bersiap mengantar konser tunggalnya ke puncak. Ia menaruh lagu-lagu andalannya di penghujung acara, save the best for the last. Lagu hits macam Firasat, Semusim, Mendendam, dan Ketika Kau Menyapa menjadi penutup konser ini.

Setiap lagu-lagu itu mulai dinyanyikan, para penonton selalu meneriakkan kekaguman mereka sambil menepukkan kedua belah tangannya. Namun sebelum Marcell Anthology benar-benar berakhir, lagu Sorry dari Justin Bieber didendangkan Marcell seolah memohon maaf semua keseruan ini harus berakhir.

Konser tunggal perdana Marcell di kota kelahirannya ini begitu manis. Sayangnya, terkesan sangat sederhana. Tercermin dari bagaimana repertoar dan setting panggung yang terlampau standar. Begitu pula dengan minimnya gimmick yang ditampilkan Marcell di atas panggung.

Sang empunya acara hanya sesekali turun panggung, beberapa kali berdansa—meski kaku—dan lebih sering mondar-mandir panggung yang tak terlalu luas untuk mendekati para penggemarnya.

Meski begitu semuanya dapat ditutupi dengan suara emas pemilik nama asli Marcell Kirana Hamonangan Siahaan ini. Apalagi ia mengatakan pada CNN Indonesia beberapa waktu lalu bahwa konser ini hanyalah pemanasan untuk konser yang jauh lebih besar di penghujung tahun ini. Kalau benar begitu, mari kita tunggu saja kejutan manis lainnya dari Marcell.

 

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER