Nazar Spiritual dan Proyek Musik Reza Eks Noah

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jun 2016 10:25 WIB
Dua tahun lalu, Reza meninggalkan karier musikal demi mendalami Islam. Kini, bagaimana kabar sang eks penabuh drum Noah?
Reza, ke-dua dari kanan bersama grup band Noah. (ANTARA FOTO/Teresia May/ss/Spt/14)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Reza memutuskan hengkang dari grup band Noah dua tahun lalu, dunia musik pun geger. Betapa tidak, ia termasuk salah satu penabuh drum terbaik Indonesia. Para pencinta musik, terutama penggemar, jelas merasa kehilangan.

Ketika itu, sungguh tak terbayang nasib Noah tanpa keterlibatan sang pemilik nama lengkap Ilsyah Ryan Reza. Namun tekadnya sudah bulat untuk meninggalkan karier musikal demi mendalami Islam. Dua tahun berlalu, bagaimana kabar Reza sekarang?

"Aktivitas saya lebih ke keagamaan, sepenuhnya ke sana. Saya udah nazar untuk kegiatan itu,” kata Reza beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reza mempelajari Islam bersama teman-temannya di Bandung. Diakui, kegiatannya belakangan ini tak jauh berbeda dengan Sunu eks Matta Band dan Sakti eks Sheila on 7. Bersama teman-teman, ia membuat program keagamaan yang melibatkan anak-anak muda.

Pria 39 tahun ini rutin mengaji seminggu sekali. Ia juga rutin menginap tiga hari di masjid sebulan sekali. Tidak hanya menginap di satu masjid, melainkan berpindah dari satu masjid ke masjid lain. Namun ia enggan menjelaskan detail kegiatannya.

"Saya enggak bisa jawab,” kata Reza. “Saya jelasin mereka enggak akan mengerti. Susah kalau mau saya ceritain, kalau tahu ikut.”

Keputusan Reza meninggalkan musik untuk mendalami Islam tak serta merta ditanggapi positif. Ada kalanya sebagian orang memandang negatif, menuduh ektremis, bahkan teroris. Hanya lantaran ia memelihara jenggot dan mengenakan baju gamis. 

Lebih parah lagi, sebagian orang menuding Reza pernah menyatakan bahwa musik adalah haram. Soal ini, Reza mengelak, “Saya enggak pernah bilang gitu. Kalau saya bilang itu haram saya pasti dimarahin juga sama teman-teman [perkumpulan agama] saya.”

Reza merasa beruntung tinggal di Bandung. Media massa di Bandung tidak sebanyak di Jakarta, sehingga kegiatan Reza tak terlalu disorot atau diusik. Selain berkegiatan agama, ia juga berbisnis pakaian dan studio musik—yang dikelola oleh orang lain.

"Alhamdulillah saya lebih dan sangat senang dengan kehidupan seperti ini,” kata pria kelahiran Poso, Sulawesi Tengah, 11 Maret 1977. “Pertama, saya enggak ada beban pikiran. Ke-dua, mungkin teman saya itu-itu doang dan enggak bicara yang aneh-aneh.”

Misi Perekrutan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER