Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Reza memutuskan hengkang dari grup band Noah dua tahun lalu, dunia musik pun geger. Betapa tidak, ia termasuk salah satu penabuh drum terbaik Indonesia. Para pencinta musik, terutama penggemar, jelas merasa kehilangan.
Ketika itu, sungguh tak terbayang nasib Noah tanpa keterlibatan sang pemilik nama lengkap Ilsyah Ryan Reza. Namun tekadnya sudah bulat untuk meninggalkan karier musikal demi mendalami Islam. Dua tahun berlalu, bagaimana kabar Reza sekarang?
"Aktivitas saya lebih ke keagamaan, sepenuhnya ke sana. Saya
udah nazar untuk kegiatan itu,” kata Reza beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza mempelajari Islam bersama teman-temannya di Bandung. Diakui, kegiatannya belakangan ini tak jauh berbeda dengan Sunu eks Matta Band dan Sakti eks Sheila on 7. Bersama teman-teman, ia membuat program keagamaan yang melibatkan anak-anak muda.
Pria 39 tahun ini rutin mengaji seminggu sekali. Ia juga rutin menginap tiga hari di masjid sebulan sekali. Tidak hanya menginap di satu masjid, melainkan berpindah dari satu masjid ke masjid lain. Namun ia enggan menjelaskan detail kegiatannya.
"Saya enggak bisa jawab,” kata Reza. “Saya
jelasin mereka enggak akan mengerti. Susah kalau mau saya
ceritain, kalau tahu ikut.”
Keputusan Reza meninggalkan musik untuk mendalami Islam tak serta merta ditanggapi positif. Ada kalanya sebagian orang memandang negatif, menuduh ektremis, bahkan teroris. Hanya lantaran ia memelihara jenggot dan mengenakan baju gamis.
Lebih parah lagi, sebagian orang menuding Reza pernah menyatakan bahwa musik adalah haram. Soal ini, Reza mengelak, “Saya enggak pernah bilang gitu. Kalau saya bilang itu haram saya pasti
dimarahin juga sama teman-teman [perkumpulan agama] saya.”
Reza merasa beruntung tinggal di Bandung. Media massa di Bandung tidak sebanyak di Jakarta, sehingga kegiatan Reza tak terlalu disorot atau diusik. Selain berkegiatan agama, ia juga berbisnis pakaian dan studio musik—yang dikelola oleh orang lain.
"Alhamdulillah saya lebih dan sangat senang dengan kehidupan seperti ini,” kata pria kelahiran Poso, Sulawesi Tengah, 11 Maret 1977. “Pertama, saya enggak ada beban pikiran. Ke-dua, mungkin teman saya itu-itu doang dan enggak bicara yang aneh-aneh.”
Kegiatan Reza tak semata-mata mendalami Islam. Ia juga mencari orang lain yang bisa direkrut ke dalam perkumpulan agama yang diikutinya. "Jujur, saya lagi ngedeketin dua orang. Saya menjaga hati mereka dengan sekali-sekali mengajak ke masjid," kata Reza.
Reza tak menjelaskan secara gambalng siapa dua orang yang siap direkrut olehnya. Namun sedikit banyak ia sudah mengestafet pengetahuan agama yang dimilikinya kepada mereka. Ia antara lain mengajarkan untuk peduli dengan kehidupan lain.
"Jangan cuma mikirin [kehidupan] dunia saja, karena itu selesai ketika kita selesai hidup," lanjut Reza, bijak.
Reza berbagi pengetahuan agama kepada Andika dan Indra, sesama eks grup band Peterpan. "Saya mendekati mereka dan pelan-pelan mereka berubah pola hidupnya. Mereka enggak tahu, tapi saya pelan-pelan [mendekati]. Kan menyampaikan walau hanya satu hadis."
Meski begitu Reza enggan dipanggil “ustaz.” Ia merasa perlu banyak belajar untuk bisa menjadi ustaz. Ia merasa inilah waktunya untuk belajar agama secara lebih mendalam setelah sebelumnya “membuang waktu” untuk kegiatan lain.
"Saya bukan ustaz, tapi saya mau belajar. Belum sampe ke sana, saya aja baru belajar ngaji. Ustaz bisa ceramah, saya belum bisa ceramah," kata pasangan Dewi Chairunnisa.
Mantan penabuh drum Peterpan ini mengaku musik tak lagi jadi minat utamanya. Ia mengaku minatnya pada musik benar-benar tinggal sedikit. Kadang ia merasa kangen musik, dan hanya memainkan musik sebatas keinginan, bukan kebutuhan.
"Kalau kangen saya main di studio sebatas main aja. Saya coba untuk main musik lagi enggak bisa. Passion saya udah enggak di musik lagi," kata Reza.
Namun baru-baru ini, Reza membantu Andika dan Indra menjadi musisi tamu bagi grup band Neverland yang beranggotakan Viving (vokal), Dias (gitar), dan Gin-gin (drum). Ketiga eks Peterpan mengusung label A.I.R yang diambil dari inisial masing-masing.
Reza mengaku keterlibatannya di A.I.R. hanya iseng karena diminta oleh Andika dan Indra, yang selalu mengarahkan agar suara drum Reza sesuai musik.
"Saya latihan salah terus, enggak bisa, padahal gitu doang. Jujur saya sekarang kalau dengar musik itu enggak jelas, sayup-sayup. Saya coba hafalin musiknya enggak masuk-masuk," kata Reza.
Dalam proyek ini, Reza hanya mengisi drum untuk satu lagu. Ia menjelaskan kegiatan kali ini sebatas wujud silaturahmi karena sudah lama berteman dengan Andika dan Indra. Ia tetap ingin menjaga hubungan walau sudah tak lagi berkecimpung di dunia musik. Reza menegaskan dirinya tidak bisa bergabung dengan A.I.R bila kelak menjadi sebuah grup band.
"Kalau A.I.R jadi band saya enggak bisa nge-band, karena pasti saya dimarah-marahin. Kalau dibayar pun belum tentu saya layak untuk dibayar segitu," kata Reza tanpa menjelaskan siapa gerangan orang yang memarahinya.
Saat memutuskan untuk membantu Andika dan Indra, Reza memang sempat ditegur Dewi. Sang istri tidak ingin Reza keterusan. Sedangkan perkumpulan agama yang diikuti Reza tidak menegur dan melarang. Reza menjelaskan kalau mereka tahu bahwa ketika itu Reza tidak hanya bermusik.
"Saya enggak cuma main musik di sini. Lebih ke [silaturahmi dengan] mereka berdua [Andika dan Indra], ya paham lah," kata Reza.
Untuk ke depannya, Reza tak tahu akan membentuk band religi atau tidak. Pasalnya, Sunu eks Matta Band sempat membentuk band religi setelah mendalami ajaran Islam. Ia menyatakan akan lebih memilih kegiatan agama daripada band religi. Sebab bisa saja kegiatan band tersebut bentrok dengan kegiatan agamanya.