Jakarta, CNN Indonesia -- Pada hari ini (10/6), Facebook memperkenalkan layanan baru yang memudahkan para pengguna mengunggah foto 360 derajat di lamannya. Untuk merayakan layanan baru ini, sang raksasa media sosial merekrut musisi legendaris Paul McCartney.
Laman Pitchfork mengabarkan, sang pentolan The Beatles mendapat kesempatan istimewa untuk memamerkan foto 360 derajat pertama via akun
Facebook. Foto itu diambil di Alberto Kempes Stadium, Córdoba, Argentina, saat One on One Tour, pada 15 Mei 2016.
“
This is Paul's first tour photo using the hashtag #OneOnOne360— there will be more to come…!” Paul menuliskan keterangan foto. Berikutnya, sang gitaris kidal berencana mengunggah 360 foto aksinya di Olympic Stadium, Munich, Jerman, pada hari ini (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekalipun sudah gaek, Paul tetap membuka pikiran seluas-luasnya, termasuk untuk menerima teknologi baru. Tak hanya itu, dalam hal kemanusiaan pun pria berusia 73 tahun ini berusaha tak berpikiran sempit. Ia menjunjung tinggi kebinekaan.
Sikap terbuka Paul kini tak terlepas pengalaman semasa muda. Ia mengaku, dulu kerap memperlihatkan sikap rasialis dan menggunakan kata-kata yang ia sendiri tidak mengerti artinya, namun ternyata menyinggung perasaan orang lain.
"Ketika saya masih muda [saya bersikap rasialis], kalian melakukan rasialisme tanpa kalian menyadari hal itu," ujar Paul, dilansir laman Mail, baru-baru ini.
Seiring berjalannya waktu, Paul semakin dewasa, dan mulai memikirkan perasaan orang lain. Padahal sebelumnya, ia tidak pernah berpikir soal rasialisme. Paul merasa itu bagai lelucon yang dilakukan olehnya dan ditujukan untuk dirinya sendiri.
"Pada akhirnya orang lain akan memberi tahu bahwa apa yang kita lakukan merendahkan orang lain. Dalam kasus saya, waktu itu, berkaitan dengan orang kulit hitam," kata Paul.
Paul melanjutkan, "Tentu banyak orang di generasi saya yang menggunakan kata-kata tanpa mengetahuinya dan itu merupakan wujud rasialisme. Anda tidak akan mengunakan kata-kata itu lagi sekarang."
Walau mengaku dan menyesal pernah bersikap rasialis semasa muda, Paul mendukung Kanye West yang dituding melakukan rasialisme. Karya Kanye bertajuk
All Day menjadi kontroversi setelah tersiar di dunia maya. Dalam lirik lagu itu terdapat kata "
nigga" yang dirasa menimbulkan isu rasialisme dan menghina orang kulit hitam.
Paul menjelaskan bahwa Kanye adalah musisi dan ia bisa mengatakan apa yang ingin ia katakan. Baginya musik merupakan sarana untuk kebebasan berbicara. Ia merasa kata "
nigga" merujuk pada orang muda kulit hitam dan cenderung digunakan sebagai sebutan sayang.
"Itu merupakan kata yang tidak baku, dan saya pikir, hal baik dari kata-kata itu adalah kami bisa mendapatkan sesuatu," kata Paul. "Itu hanya sebuah kata biasa, bukan sebuah kata yang menghina dan digunakan untuk menghina."
(vga/vga)