Jakarta, CNN Indonesia -- Tak sedikit orang yang ingin menato bagian tubuhnya, namun memilih mengurungkan niatnya karena merasa takut melanggar norma kepantasan.
Seiring bertambahnya usia, keinginan tersebut biasanya semakin membuncah. Ternyata perasaan ini juga dialami oleh aktris lawas Dame Judi Dench.
Dikutip dari
Mirror pada Kamis (30/6), di usianya yang ke 81 tahun, Dench akhirnya mengukir tato pertamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tato tersebut merupakan hadiah ulang tahun dari putrinya, Finty.
Sang anak rupanya telah lama merencanakan hal itu, mengingat Dench pernah berkata bahwa saat tua nanti ia sangat ingin memiliki tato.
"Saya tergoda untuk memiliki sebuah tato untuk menandai ulang tahun saya. Finty sangat ingin saya memiliki satu [tato]," kata Dench kepada Finty pada tahun lalu.
Keinginan itu pun akhirnya terwujud. Kini, pemeran M dalam film
Die Another Day itu telah memiliki sebuah tato di pergelangan tangannya yang bertuliskan
Carpe Diem, sebuah frase dalam bahasa latin yang artinya meraih hari.
"Itu moto saya: meraih hari. Finty memberikannya pada saya sebagai hadiah ulang tahun yang ke 81. Dia sangat luar bias," kata Dench dengan bahagia.
Sebelumnya, Dench berujar bahwa ada sebuah simbol Indian yang sangat ia sukai. Simbol tersebut melambangkan hidup dan cinta.
"Salah satu juru kamera yang bekerja di
The Second Best Exotic Marigold Hotel memberitahu saya apa arti [simbol] itu," ujar Dench.
Dench telah sering mengungkapkan keinginannya untuk bertato. Ia rupanya pernah mengerjai produser Harvey Weinstein soal keinginannya itu.
Dengan bantuan juru rias, Dench menuliskan nama Weinstein di anggota tubuhnya. Saat itu, Dench tengah berperan sebagai Queen Victoria dalam film
Mrs. Brown."Dia [Weinstein] tidak percaya, jadi saya tunjukan saja tatonya," kata Dench sambil tertawa.
Saat ini Dench masih harus berjuang melawan macular degeneration setiap enam minggu sekali.
Macular degeneration adalah gangguan mata yang mempengaruhi kemampuan untuk melihat, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Dench menjelaskan, "Saya hanya ingin bisa beraktivitas dan bisa melakukan banyak hal. Saya tidak akan kalah dengan mata saya."
Ia turut menambahkan, "Pada skenario saya, ukuran hurufnya adalah 22, jadi Anda bisa bayangkan. Jika kami melakukan dialog sepanjang 14 baris, semua orang hanya akan membaca selembar naskah, sementara saya membaca 14 lembar naskah."
Meski demikian, Dench tak mau menyerah.
"Dan jika kamu menyerah pada sebuah hal, bagi saya mungkin Anda juga menyerah pada hal lainnya. Padahal lebih baik untuk menjaga pikiran Anda untuk tetap aktif," ujar Dench.
(ard/ard)