Jakarta, CNN Indonesia -- Perjuangan seorang artis meraih kesuksesan tentu tidak mudah. Hal ini dirasakan benar oleh Demi Lovato. Sebelum merengkuh ketenaran dan karier cemerlang, terlebih dahulu ia harus melewati banyak masalah.
Demi memulai kariernya di dunia hiburan lewat acara anak-anak
Barney & Friends. Ia pun sempat menjajal peruntungan di sebuah kontes kecantikan. Namun jauh sebelum itu, ia telah menyadari pentingnya
body-image."Tapi saya merasa agak tidak nyaman ketika berada di panggung dan dinilai kecantikan saya," ujarnya, dikutip laman Billboard. Kenyataannya, pelantun
Heart Attack ini memiliki sebuah keluarga yang 'tidak sempurna.'
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayahnya, Patrick Martin Lovato, sempat berjuang melawan penyakit skizofrenia, gangguan bipolar, dan kecanduan alkohol sebelum meninggal pada 2013. Ibunya, Dianna Lee Hart, menderita bulimia atau kelainan pola makan.
"[Saya] berada di sekitar orang yang memiliki berat 36 kilogram dan memiliki kelainan pola makan. Sulit untuk tidak tumbuh seperti itu," kata gadis keturunan Mexico yang menyandang nama panjang Demetria Devonne Lovato.
Apa yang dialami ayah dan ibunya, sempat pula dirasakan Demi. Beruntung, di usia 15 tahun, ia berubah, hingga dipercaya melakoni karakter Mitchie Torres di tayangan remaja berjudul
Camp Rock (2008) yang juga dibintangi Jonas bersaudara.
Setelah itu, Demi mendapat tawaran untuk memandu acara sendiri,
Sonny with a Chance, yang ditayangkan Disney Channel. Di satu sisi, kariernya makin cemerlang, namun di sisi lain ia juga menghadapi banyak masalah pribadi.
Selain memikul tanggung jawab finansial untuk seluruh anggota keluarganya, ia juga harus membiayai pengobatan dirinya sendiri agar terbebas dari ketergantungan alkohol, kokain dan obat berbahaya setara morfin, OxyContin.
"Saya hidup dengan ketergesaan dan [merasa] bakal mati muda," kata dara kelahiran Albuquerque, New Mexico, 20 Agustus 1992. "Saya tidak yakin saya bisa [mencapai usia] 21." Meski sempat pesimis, akhirnya Demi bangkit.
Upaya pertama yang dilakukannya adalah mendapat perawatan di panti rehabilitasi di Midwest. Di situ, baru lah Demi menyadari dirinya juga mengidap gangguan bipolar. Ia pun mendapat perawatan untuk mengatasi bulimia.
Meski sudah diobati, diakui Demi, dirinya sempat beberapa kali terseret kembali ke kebiasaan lama yang buruk. "Setelah saya mulai makan lagi, semua kebiasaan itu akan [muncul lagi dan] bertambah buruk," ia mengenang.
Akhirnya, sang penyanyi sekaligus penulis lagu memutuskan untuk menetap di sebuah rumah di West Hollywood selama satu tahun. Sejenak, Demi beristirahat dari hingar bingar dunia hiburan yang telah membesarkan namanya.
Sejak saat itu, ia menyadari tanggung jawabnya untuk membela kaum perempuan muda terutama terkait isu
self-image. Ia juga tergerak untuk melakukan langkah positif: meningkatkan kesadaran terhadap penyakit kejiwaan.
"Ketika acara
meet and greet, saya tidak bisa mengatakan berapa banyak perempuan muda yang menunjukkan lengan mereka yang terluka," ungkapnya. Luka itu menunjukkan mereka pernah berniat bunuh diri dengan memotong urat nadi.
"Mereka menyatakan kepada saya, 'Anda menolong saya untuk melalui [masalah hidup] ini. Berkat Anda, saya berhenti menyakiti diri sendiri,'" kata Demi tentang penggemarnya. "Mendengar hal itu, memberikan arti hidup baru untuk saya."
(vga/vga)