Jakarta, CNN Indonesia -- Memorabilia David Bowie laris manis saat dijual di Victoria & Albert Museum pada 2013 lalu. Kegiatan itu bahkan tercatat sebagai penjualan tercepat dalam sejarah museum. Kini, Victoria & Albert Museum tengah mempersiapkan hal lain.
Masih tentang musisi, namun melibatkan nama besar lain. Rencananya, kali ini Victoria & Albert Museum menyelenggarakan pameran Pink Floyd.
Mengutip
The Guardian, Pink Floyd dipilih karena kiprah mereka. Menurut museum, sebagai grup band psychedelic, Pink Floyd merupakan salah satu kelompok paling berpengaruh sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di The Rock and Roll Hall of Fame, kelompok asal Inggris itu bahkan disebut secara khusus sebagai "arsitek dari dua gerakan musik besar, psychedelic space-rock dan blues berbasis progresif rock."
Tak hanya itu, lirik-lirik yang dilantunkan sarat akan kritik sosial, politik, dan emosional.
Victoria & Albert Tribute, demikian pameran itu disebut, akan menekankan pada terobosan orisinalitas konser-konser Pink Floyd. Misalnya saat mereka menjadi pelopor pertunjukan cahaya psychedelic, dengan efek khusus yang spektakuler.
Dalam pertunjukan itu, mereka juga menggunakan konstruksi rumit model pesawat yang terbang di atas penonton sebelum ditabrakkan ke panggung
Yang lain lagi, untuk konsep produksi konser "The Wall," Pink Floyd menggunakan animasi yang diproyeksikan ke dinding batu bata karton dan dibangun sebagai batas antara band dan penonton.
Selain konsep konser, sampul album mereka yang dianggap sebagai salah satu hal paling berpengaruh juga ditampilkan. Victoria & Albert akan memboyong langsung sampul asli album Pink Floyd dari tangan desainer dan fotografernya.
Adalah Hipgnosis, perusahaan desain eksperimental yang didirikan oleh Aubrey Powell dan Storm Thorgerson, yang menciptakan grafis pelangi melalui bentuk prisma pada 1968.
Grafis tersebut kemudian digunakan oleh band Pink Floyd untuk mini album mereka bertajuk
The Dark Side of the Moon, sebagai sampul album paling ikonik dan terkenal. Album itu sendiri pada akhirnya terjual lebih dari 40 juta kopi.
Pameran itu secara khusus dipersembahkan kepada vokalis dan gitaris band tersebut, Roger Syd Barrett. Ia dianggap berbakat bermain gitar padahal belajar secara otodidak dan sukses meraih ketenaran dalam musik rock. Padahal pada akhir 1960, ia pernah jadi korban obat terlarang.
Lainnya, museum itu juga mengikutsertakan Pink Floyd dalam pameran utama bertajuk "You Say You Want A Revolution? Records & Rebels 1966-70." Pameran musim gugur itu mengeksplorasi perubahan sosial dan budaya pasca peperangan.
Dalam pameran itu, London Carnaby Street akan digambarkan sebagai bagian dari "1960 streetscape" bersama klub malam UFO di Tottenham Court Road. Di sana nama Pink Floyd lahir.
(rsa/rsa)