Bersiap Menikmati Jazz dan Udara Dingin di Jazz Gunung Bromo

M. Andika Putra | CNN Indonesia
Kamis, 11 Agu 2016 20:50 WIB
Jazz Gunung Bromo kembali digelar pada tanggal 19-20 Agustus mendatang dengan tema Pesta Merdeka di Puncak Jazz Raya.
Ilustrasi. (Thinkstock/papa42)
Jakarta, CNN Indonesia -- Festival musik tahunan Jazz Gunung Bromo kembali digelar pada tanggal 19-20 Agustus mendatang. Pada perhelatan yang ke-delapan ini, Jazz Gunung Bromo mengusung tema Pesta Merdeka di Puncak Jazz Raya.

Salah satu penggagas festival, Butet Kertaradjasa, menjelaskan tema itu dipilih karena festival diadakan masih dalam nuansa kemerdekaan.

"Acara ini biasanya diadakan pada Juni atau Juli, tapi karena kemarin bertepatan dengan Ramadan, jadi kami undur sampai Agustus. Tema itu dipilih juga karena acara ini digelar dua hari setelah Hari Kemerdekaan," kata Butet dalam acara jumpa pers, di Jakarta, pada Kamis (11/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokasi perhelatan festival ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, tepatnya di salah satu bukit yang berjarak enam kilometer dari puncak utama gunung yang berada di Jawa Timur itu.

Sigit Pramono, yang juga salah satu penggagas festival, menjelaskan kalau cuaca di lokasi sangat tidak menentu, kadang cerah kadang mendung. Beberapa tahun yang lalu, bahkan sampai diguyur hujan gerimis.

Jadi ia menyarankan, para calon penonton harus siap sedia dengan segala kemungkinan cuaca.

"Tempat itu tingginya 2000 mdpl. Tentunya di sana dingin, bahkan kalau malam itu bisa mencapai di bawah sepuluh derajat," ujar Sigit.

Dari deretan penampil, festival ini menampilkan musisi dari dalam negeri dan luar negeri.

Musisi dalam negeri yang tampil antara lain Dwiki Dharmawan Jazz Connection, Ermy Kulit, Shaggydog, The Groove, Ring of Fire featuring Bonita & Ricad Hutapea, SambaSunda dan Nial Djuliarso Trio featuring Arief Setiadi.

Sedangkan musisi luar negerinya antara lain Penny Candarini dan Ian Scionti Trioa.

"Musisi yang tampil sudah dikurasi, agar tetap berkualitas dari tahun ke tahun," kata Sigit.

Vokalis The Groove, Reza, mengaku sangat senang bisa diundang tampil dalam festival tersebut. Ia yakin, tampil di panggung yang berada di alam terbuka akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

"Kami jarang sekali tampil di alam terbuka. Sekalinya tampil, pasti langsung teringat selamanya. Seperti waktu tampil di Papua beberapa waktu yang silam," ujar Reza.

Pemain perkusi The Groove, Rejoz, sependapat dengan Reza. Namun, di alam terbuka yang bersuhu dingin, mereka juga harus memerhatikan kondisi alat musik yang digunakan, agar suara yang dihasilkan tidak sumbang.

"Alat musik saya, perkusi, berbahan dasar kulit. Kalau di suhu dingin, biasanya jadi tinggi suaranya. Salah satu persiapannya mungkin nanti akan sering stem alat ya," kata Rejos.

Dari segi dekorasi, dekorasi tahun ini pun tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Segala instalasi seni dari bambu karya seniman Jogja akan dipajang sebagai pemanis mata.

Tempat duduk penonton juga masih menampung jumlah penonton yang tidak jauh berbeda dari tahun lalu, yaitu sekitar 2.000 penonton.

Tiket festival Jazz Gunung Bromo 2016 dibagi menjadi empat kategori, yaitu VVIP, VIP B, VIP A dan Festival.

Harga yang dijual mulai dari Rp350 ribu sampai Rp1,5 juta. Tersedia juga tiket yang dijual beserta akomodasi.

(ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER