'Suara Kucing' yang Tak Kenal Takut dari Gaza

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Sep 2016 04:47 WIB
Adel Meshoukhi dikenal sebagai penyanyi muda populer dari Gaza, yang menghibur warga setempat di tengah konflik berkepanjangan.
Adel Meshoukhi menghibur masyarakat Gaza. (AFP PHOTO / SAID KHATIB)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di antara desing peluru dan isak tangis warga Gaza, masih ada seberkas tawa. Itu dibawa oleh gerombolan yang mengiringi ke mana pun langkah Adel Meshoukhi pergi. Adel merupakan penyanyi yang mungkin satu-satunya, kebanggaan Gaza.

Adel bukan nama baru, 10 tahun sudah ia bergelut di dunia hiburan di Gaza, salah satu teritori Palestina. Selain menyanyi ia juga berakting di televisi maupun drama radio di daerah yang dikuasai oleh gerakan Islam Hamas itu.

Awalnya Adel bekerja sebagai petugas keamanan Hamas. Sembari menghibur, yang tidak dibayar. Tapi tiga tahun lalu ia tertembak secara tak sengaja di kaki, di tengah latihan militer yang ia lakoni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru setelah sembuh, ia mengumpulkan uang dari hiburan-hiburan yang ia lakukan. Salah satunya dengan menjadi penyanyi penggebrak internet. Ia juga diundang ke pesta-pesta pernikahan di kamp pengungsian di sepanjang jalur Gaza.

Salah satu lagu paling populer dari komedian dan musisi itu berjudul Fear Not. Lagu itu bukan tentang ketakutan, melainkan ode untuk kucing.

"Jangan takut padaku, kucing. Jangan lari dariku. Aku hanyalah manusia biasa," demikian pria 32 tahun itu menyanyikannya dalam bahasa Arab. Adel merekam suaranya sendiri, menggunakan ponsel dan komputer. Diunggahnya ke Facebook.

Lagunya pun populer. Anak-anak muda menyetelnya di ponsel mereka, mengulang-ulangnya di pesta pernikahan. Video yang diunggah dibagikan sampai ratusan kali.

Kunci kesuksesannya, seperti dilaporkan kantor berita AFP, adalah gaya yang ringan. Ada humor dan ironi yang ia racik dalam lirik dan musiknya. Itu membuat pendengarnya sejenak lupa soal politik.

"Saya tidak lagi bicara soal politik dan perang karena kita semua sudah bosan," kata Adel. "Kami ingin sesuatu yang menyenangkan," imbuhnya.

Lagu, bahkan keberadaan Adel memang menyenangkan. Ia bisa membawa senyum di wajah setiap orang yang bertemu dengannya. "Semua orang suka Adel di sini," kata pengantin  pria yang mengundangnya, yang tak hentinya berfoto selfie.

Melalui lagunya Adel juga ingin bersuara, seperti 1,9 juta penduduk Gaza, yang masih berusaha pulih setelah perang dengan Israel pada 2014.

"Saya hanya orang biasa. Saya tidak ingin berperang dengan siapa pun. Saya hanya ingin hidup. Tapi tak ada yang mendengar kami," Adel mengungkapkan.

Kucing, yang menjadi objek dalam lagunya, sengaja dipilih Adel karena itu binatang yang tak menyeramkan dan disukai semua orang. "Setidaknya mereka tidak berbahaya," ujarnya.

Ia juga mengatakan, "Banyak orang menyanyi tentang tanah kelahiran, cinta. Tapi tidak ada yang [bernyanyi] tentang kucing," katanya pada AFP.

Adel punya lagu baru yang dirilis awal bulan ini. My Trousers, judulnya. Lagunya kali ini bercerita tentang baju kotor yang membangkitkan perjuangan ekonomi di kalangan anak-anak muda.

Adel sendiri, yang dikenal sebagai pemuda di bawah usia 30 tahun yang sukses, akrab dengan perjuangan itu. Sehari-hari ia berjuang memenuhi kebutuhan hidup di tengah himpitan ekonomi.

Dari popularitasnya pun Adel tidak bisa hidup bermewah-mewah. Kontrak besar atau gaya hidup keren bukan gayanya. Ketenaran, bagi duda tanpa anak itu, tidak membawanya kepada kekayaan.

"Bagaimana Anda bisa hidup dengan gaji 1.200 shekels [US$318]?" ia bertanya dengan retoris.

Itu kalau dapat gaji. Sering ia tak dibayar oleh Hamas karena kondisi yang masih dalam perang atau perekonomian yang jatuh. Apalagi ia sering dianggap 'membahayakan militer' oleh Hamas karena menyanyi dan berakting di waktu luang.

"Lagu ini terancam menghancurkan kepemudaan konservatif," ujar salah satu kritikus di Facebook. Meski bekerja untuk Hamas, Adel pernah berurusan dengan kepolisian, delapan kali.

Tapi tak ada yang bisa menyangkal popularitas Adel. Psikiatris Samir Zaqout mengatakan, kesuksesannya diawali oleh depresi yang lahir dari tekanan sosial dan ekonomi pemuda Palestina.

"Dia tidak takut apa pun dan bicara tentang kebutuhan pemuda, itulah kenapa dia populer," komentar aktor asal Gaza, Saleh al-Moughir. (rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER