Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pemburu yang bernama Meacham (Robert Redford) menebar dongeng tentang seekor naga berwarna hijau yang ditemuinya di tengah hutan saat muda. Ia merasa pertemuan itu sangat ajaib, sehingga merasa harus menceritakannya kepada orang lain.
Dongeng yang diceritakan orang tua itu lalu menyebar dengan cepat. Banyak yang percaya dan tidak sedikit pula yang tak percaya.
Sebagian besar yang tidak percaya menganggap bahwa naga hanyalah makhluk mitos yang hidup di dunia imajinasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata Meacham bukanlah satu-satunya orang yang mengalami pengalaman ajaib itu. Ada orang lain yang juga melihat naga di hutan yang sama.
Bernama Pete, bahkan ia hidup bersama naga tersebut selama enam tahun.
Sama seperti Meacham, Pete (Oakes Fegley) secara tak sengaja bertemu dengan sang naga. Ia kabur ke dalam hutan setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil.
Pertemuan secara tiba-tiba itu perlahan mengubah hubungan Pete dengan sang naga menjadi lebih erat.
Naga itu bernama Elliot. Setiap hari mereka saling menjaga satu sama lain, walau menggunakan bahasa yang berbeda.
Film live action yang diproduksi oleh Disney dan disutradarai oleh David Lowery (
St. Nick dan
Ain't Them Bodies Saints) ini bukan merupakan film baru. Sebelumnya, film
Pete's Dragon sudah pernah diproduksi oleh Disney pada 1977.
Walau masih mengangkat kisah karangan Malcolm Marmorstein, film versi barunya menyajikan alur cerita yang berbeda dari versi sebelumnya.
Selama satu jam 43 detik, mata penonton cukup dimanjakan dengan visual hutan yang indah, tempat Pete dan Elliot beraktifitas sehari-hari. Penata kamera Bojan Bazelli (
The Ring dan
Mr. & Mrs. Smith) bertanggung jawab akan hal tersebut.
Hampir di seluruh adegan, Pete dan Elliot sangat jarang berdialog. Perkataan Pete hanya dibalas dengan raungan atau tatapan mata Elliot.
Di situlah rasa sayang antar sesama makhluk hidup coba ditonjolkan dengan cara yang tidak biasa. Digambarkan, anak kecil pun mengerti bagaimana cara memperlakukan makhluk hidup lain dengan baik.
Kemampuan akting Fegley yang baru berusia 11 tahun layak diberi sambutan meriah. Pasalnya, memerankan karakter Pete yang harus berdialog dengan naga--yang diwujudkan dengan teknik animasi, tidaklah mudah.
Sebagai tontonan anak, alur cerita film
Pete's Dragon terbilang lambat. Selama satu jam pertama, penonton masih dibawa melewati berbagai masalah untuk menuju puncak cerita.
Walau demikian, aksi-aksi dalam setiap adegan yang tercipta tidak membuat tontonan berdurasi 102 menit ini terasa membosankan.
Musik latarnya pun membuat adegan menjadi terasa lebih syahdu.
Cerita film ini terasa semakin sempurna ketika diakhiri dengan adegan yang sangat klimaks, sehingga tidak membuat penonton membawa pulang pertanyaan setelah film usai.
Jika dibandingkan dengan
Pete's Dragon versi 1977, film ini memiliki beberapa perbedaan. Selain cerita yang berbeda, film ini tidak ditampilkan sebagai film musikal seperti dulu.
Jika film versi 1977 menampilkan 12 lagu, film versi barunya hanya menampilkan satu lagu yang berjudul
Go North.Dari segi visual, tentu saja
Pete's Dragon versi baru lebih baik. Film ini berhasil memaksimalkan teknologi CGI yang digunakan.
Tim penulis naskah yang terdiri dari Lowery dan Toby Halbrooks berhasil membuat cerita bertema umum dengan eksekusi yang menarik.
Secara keseluruhan, film ini sangat layak untuk ditonton di bioskop bersama keluarga pada akhir pekan nanti.
[Gambas:Youtube] (ard)